Chapter 20

59 3 3
                                    

Baik  buruknya sifat seseorang biasanya tergantung darimana lingkungnnya berada.

// About Readiness //

Suara riuh tepuk tangan terdengar lantang di lapangan SMA Nusa Bangsa. Beberapa teriakan juga terdengar, tetapi kericuhan itu tidak berlangsung lama lantaran Pak Abraham--Kepala Sekolah SMA Nusa Bangsa dengan cepat menegur mereka dengan ancaman berupa. "Mohon tenang! Jika saya masih mendengar ada suara maka libur kalian saya batalkan."

Setelah itu hening, suasana yang tadinya ricuh seketika berubah senyap sedetik setelah Pak Abraham menyelesaikan kalimat ancamannya.

"Alah paling si Bapak cuman ngancem doang," ujar Dion--teman sekelas Ayra.

"Memang, sih. Orang kita libur juga karena Kakak kelas mau ujian. Tapi, nggak tau deh, lo tau sendiri, kan Pak Abraham kadang-kadang suka aneh dan nekat. Jadi ... ya nggak ada yang nggak mungkin kalau itu semua berasal dari Pak Abraham," balas Bintang yang memang berdiri tepat di samping Dion.

Ayra yang mendengar obrolan Bintang dan Dion hanya biasa saja. Tidak memiliki niat sama sekali untuk ikut nimbrung dengan obrolan mereka. Pasalnya kini kedua netra bulatnya sedang memperhatikan sosok pemimpin upacara yang berdiri satu meter di depannya, walau sosok itu--Akhtar membelakanginya, tetap saja tatapan Ayra tidak pernah lepas dari punggung tegap milik lelaki itu.

"Waktu jalannya cepat banget, ya. Perasaan baru kemarin deh kita naik kelasnya. Eh, sekarang kakak kelas udah mau ujian lagi, habis itu tamat dan aku ...." Ayra tidak melanjutkan ucapannya karena Bintang tiba-tiba memotongnya.

"Dan aku nggak akan bisa lagi liat Kak Akhtar main futsal," cibir Bintang, "itu, kan yang mau lo bilang?"

"Yah, kan emang gitu nyatanya, Bi." Ayra tidak mengelak, karena memang hal itu yang tadinya ingin dia katakan.

"Alah, Bucin dasar! Padahal situ sama Kak Akhtar nggak ada hubungan apa-apa," cibir Bintang lagi tanpa menatap Ayra.

"Bodo amat! Yang bucin, kan aku. Jadi terserah aku dong!" Setelah mengatakan hal itu, Ayra segera menabok lengan Bintang, lalu meminta bertukar posisi dengan teman di belakanganya. Setidaknya dia bisa berlindung dari panasnya matahari di belakang teman sekelasnya itu.

Orang pendek mah bebas!

// About Readiness //

"Ra, lo beneran nggak mau ikut gue ke  Korea?" tanya Bintang pada Ayra yang sibuk berselancar di laman Instagram miliknya.

"Nggak, Bintang. Aku, kan dari tadi udah jawab nggak, masih aja ditanya," ujar Ayra dengan kesal sembari menghentikan kegiatannya, lalu menatap sepenuhnya ke arah Bintang yang sedang duduk bersila di sampingnya.

"Yaelah. Ayolah, Ra. Kapan lagi coba kita liburan bareng ke Korea? Apalagi sekarang di sana lagi musim salju. Kan, dulu lo pernah bilang kalau pas libur panjang terus musim salju juga kita harus pergi ke Korea. Tapi, kok sekarang malah berubah pikiran, sih. Ah, nggak asik lo!"

"Ya gimana, ya, Bi. Aku, udah terlanjur janji ke Kak Kayla kalau liburan nanti bakalan ke pesantren buat belajar."

"Belajarnya, kan bisa kapan-kapan, Ra." Bintang masih terus saja memaksa, agar Ayra berubah pikiran.

About ReadinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang