Headline

574 77 8
                                    

"Siapa sih si Seokjin ini?!"

Suzy mengerucutkan bibir, karena pertanyaannya tak dihiraukan Jihoon. Bahkan sang adik menarik majalah itu agar Suzy tak mengganggu aktivitas membacanya.

Young and Rich, itulah headline dari majalah yang mereka terima pagi ini, minggu lalu juga dua bulan sebelumnya, membuat Suzy bertanya-tanya siapa pria itu hingga selalu muncul dalam berbagai majalah bisnis.

Majalah-majalah itu milik adik dan kakaknya yang juga pebisnis handal. Beberapa kali juga ia melihat sang kakak muncul di majalah, tapi ya mana mungkin ia penasaran dengan pria yang tinggal serumah dengannya.

"Oppa, siapa sih si Seokjin ini?" Suzy mengulang pertanyaannya yang diabaikan sang adik pada Jinu, si sulung yang baru saja keluar dari kamar.

"Anak tuan Kim" jawab Jinu sekenanya. Ya benar sih yang kakaknya katakan, tapi entah kenapa Suzy merasa jengkel hingga menyerah dan tak lagi bertanya.

Meski begitu, Suzy masih berusaha mengintip potret Seokjin dalam majalah yang dibaca adiknya, Jinu tersenyum tipis melihat kelakuan adiknya sementara Jihoon mencibir karena tak suka kakaknya tertarik pada pria lain.

"Apakah menurutmu dia sangat tampan?" Tanya Jinu yang merasa heran dengan sikap Suzy pagi ini. Karena diantara 3 anak Bae, Suzy ini yang paling jarang penasaran tentang sesuatu.

"Dia tampan, tapi terlihat jahat" sahut Suzy polos, matanya tak berhenti mengikuti pergerakan Jinu dimulai dari pria itu menggulung kemeja, mengambil air, sampai duduk di meja makan untuk sarapan.

"Itu bukan tampilan jahat, yang begitu namanya kharismatik. Kau tau tau apapun noona!" sambung Jihoon, maknae di keluarga Bae yang kalau tidak merusuh sepertinya tak enak.

***

Galeri seni, disanalah Seokjin dan Suzy bertemu pertama kali. Pria itu mengunjungi SZ Art untuk suatu urusan, sementara Suzy memang setiap hari disana.

"Ada yang bisa ku bantu tuan?" Tanya Suzy ramah. Ia mengenali Seokjin, pria itu yang sebulan lalu membuatnya penasaran, rasa penasaran yang sampai sekarang pun tidak terjawab.

Berbeda dari kakak dan adik lelakinya, Suzy tidak terjun dalam bisnis. Selain tidak tertarik, ia pun tak merasa dirinya berbakat, karena itu Suzy tak melibatkan diri dalam bisnis keluarga.

Ia memilih menekuni hobinya di bidang seni, dan mendirikan galeri ini. Awalnya galeri ini seperti tempat bermain, tempatnya mengisi waktu. Namun lama kelamaan Jinu menjadikan tempat ini sebagai salah satu usaha Bae Group.

Pria itu memperkerjakan marketing dan beberapa staf handal. Suzy tak keberatan, karena dengan begitu ia bisa mengasah skillnya juga berperan dalam bisnis keluarga.

"Aku mencari sesuatu sebagai hadiah" jawab Seokjin, pria itu menjelaskan secara terperinci kepribadian si penerima hadiah.

"Kau bilang nenekmu suka merangkai bunga? Bagaimana dengan vas ini?" Tawar Suzy, gadis itu tersenyum hangat mengulurkan sebuah vas cantik karyanya, setelah menjadi komersil isi galeri ini tak 100% buatannya. Ada beberapa seniman lain yang bekerja disana.

"Ini sangat cantik, bisakah aku mendapatkannya?" Tanya Seokjin, yang Suzy balas dengan senyum bahagia.

Ia selalu begitu setiap kali karyanya diadopsi, karena itu berarti apa yang dengan sungguh-sungguh ia buat bisa diterima di hati orang lain.

"Tuan, kau bisa langsung menemui kasir untuk membawa vas ini" ujar Suzy. Seokjin tersenyum canggung, matanya tak lepas mengamati lengkungan di bibir Suzy.

***

"Halmeoni, ini hadiahmu!" Seokjin datang di acara makan malam untuk ulang tahun nenek Kim yang sederhana.

Kim seokjin - Bae Suzy (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang