Shani kini sedang duduk dimeja belajarnya, mencoba untuk fokus belajar tapi lagi lagi fokusnya teralih pada kantong besar berisi makanan yang ia letakkan diatas meja
Shani bangkit dan mengambil kantong berisi makanan itu
"Makanan sebanyak ini mana bisa aku abisin, masa cuma didiemin aja sayang banget"
Shani kemudian berfikir harus diapakan makanan ini
Trik' Shani menjentikkan jarinya "ah aku tau" katanya setelah mendapat ide
Shani bergegas menganti baju. Setelah selesai ia langsung menyambar kantong berisi makanan tadi lalu keluar dari kamarnya
Sesampainya diruang tamu Shani celingukan kanan kiri "sepi" batinnya kemudian membuka pintu secara perlahan dan berlalu pergi menuju suatu tempat
Shani masih berada diluar rumah padahal malam sudah hampir larut. Ia melirik jam tangannya kini waktu sudah menunjukkan pukul 21.47
"Adek adek kakak pamit dulu ya"
"Loh kakak mau kemana?" Tanya seorang anak
"Udah malem takutnya ada yang nyariin kakak" kata Shani sambil mengusap lembut pipi anak itu "kalian juga istirahat ya ga baik anak kecil tidur kemaleman"
"Iya kak"
"Kakak ati ati ya"
"Pasti, ya udah kakak pamit dulu ya, dah" kata Shani kemudian melambaikan tangannya
"Dah kak Shani" jawab anak anak dengan melambaikan tangan mereka
Shani tersenyum kemudian pergi meninggalkan anak anak jalanan itu
Sesampainya dirumah
Shani mencoba mengerakan handle pintu secara perlahan dan beruntung pintu tersebut belum dikunci, Shani bernafas lega
Setelah pintu terbuka Shani masuk kedalam rumah dan langsung menutup kembali pintu secara perlahan hingga nyaris tidak ada suara sedikitpun
Baru saja pintu tertutup dengan sempurna
"dari mana kamu?"
Bel istirahat telah berbunyi. Gracia dan Shani sudah berada di kantin kini mereka berdua sedang duduk berhadapan disalah satu meja yang berada disana
"Mau pesen apa?" Tanya Gracia
"Aku bingung"
"Mau bakso lagi?"
"Nga ah lagi sariawan"
"Emh.. bubur aja gimana?"
"Emang ada?"
"Ya adalah kalo ga buat apa nawarin, mau ga?"
"Boleh deh"
"Ya udah tunggu gue pesen dulu" Gracia pun pergi memesan dua porsi bubur ayam
Tidak lama Gracia kembali ketempat duduknya
"Udah gue pesenin nanti juga dianter"
Shani mengangguk lalu memperhatikan kondisi sekitar begitupun dengan Gracia tapi tiba-tiba pandangan Gracia teralih pada Shani
Shani masih asik memperhatikan kondisi sekitar sampai sampai tidak sadar bahwa kini Gracia sedang memperhatikannya
"Shani cantik banget, beruntung banget cowoknya bisa punya pacar sesempurna Shani" batin Gracia
Kini perhatiannya teralih pada bibir Shani tapi seketika Gracia mengerutkan keningnya
"Shani" panggil Gracia dan Shani pun menoleh
"Bibir Lo kenapa?" Tanya Gracia saat melihat sudut bibir Shani yang terlihat sedikit memar
Shani tau apa yang dimaksud Gracia, ia langsung meraba sudut bibirnya "ini.." kata Shani
Gracia menunggu Shani melanjutkan kalimatnya
"Sariawan" jawab Shani
"Hah masa sih sampe segitunya"
"Ah itu pesenannya dateng" kata Shani mengalihkan pembicaraan
Dan benar saja ibu kantin datang membawa dua porsi bubur ayam dan dua botol air mineral
"Nih neng pesenannya" kata ibu kantin sambil meletakkan satu persatu mangkok bubur itu
"Makasih Bu" kata Shani kemudian ibu kantin pun berlalu
"Makan Gre" kata Shani
"Em iya" kata Gracia kemudian mengaduk buburnya
Gracia memperhatikan Shani yang mulai menyantap buburnya "loh ga diaduk dulu?" Tanya Gracia saat melihat Shani yang makan bubur tanpa diaduk terlebih dahulu
"Gini lebih enak" jawab Shani
"Masa sih" Gracia kemudian memandang buburnya "Udah terlanjur diaduk lagi" batin Gracia
"Ah diaduk atau nga sama aja bubur" batin Gracia lalu menyantap bubur tersebut
Saat sedang menikmati makanan yang dipesannya Gracia tiba tiba membuka suara "Makanan yang kemaren udah abis?" Tanya Gracia
Uhuk' Shani tiba tiba tersedak
"Eh minum minum" kata Gracia sambil menyodorkan botol air mineral yang dia buka terlebih dahulu
Shani menerima air itu kemudian meminumnya hingga yang tersisa hanya setengahnya
"Aduh pelan pelan dong makanannya. Masih keselek ga?" Tanya Gracia khawatir
Shani menggeleng kemudian meletakan boto air mineral itu kemeja
"Makasih" kata Shani
"Sama sama, udah lanjutin" kata Gracia kemudian kembali fokus pada buburnya
"Aku harus jawab apa, masa iya bilang kalo makanannya aku kasih keanak anak jalanan. Ayo Shani mikir" batin Shani
"Soal makanan itu.." kata shani membuat Gracia mendongakan kepalanya
"Udah abis" lanjut Shani
"Apa?" Kaget Gracia
"Abis" ulang Shani
"Ga nyangka" kata Gracia
"Ga nyangka gimana?"
"Porsi makan lo gede juga ternyata"
"Emh itu ya.." kata Shani pelan
Gracia yang mengira Shani tersinggung langsung merutuki dirinya sendiri
"Eh ga papa kita kan lagi masa masa pertumbuhan jadi wajar aja kalo nafsu makan meningkat" kata Gracia, Shani tersenyum
"Asal ga nafsu yang lain" batin Gracia
"Hah apa Gre?" Tanya Shani
"Apa apanya orang gue ga ngomong apa apa" kata Gracia berusaha terlihat biasa saja
"Kok dia bisa tau sih, apa dia bisa denger isi hati gue atau jangan jangan suara hati gue bocor keluar, kok gue terus terusan ngomong dalam hati sih kalo dia bisa denger beneran gimana" batin Gracia
"Oke kita buktikan" batin Gracia "ah sial lagi lagi gue ngomong dalam hati"
Gracia kini menatap Shani yang masih menikmati buburnya yang tidak diaduk itu
"SHANI.." teriak Gracia dalam hati tentunya
Seketika pandangan Shani langsung teralih pada Gracia, Gracia cukup terkejut dibuatnya. Sedangkan Shani yang melihat ekspresi kaget Gracia hanya bisa terheran
"Kamu kenapa?" Tanya Shani
"Hah ng-nga gue gapapa,eh cepet abisin buburnya bentar lagi kita masuk kelas"
♪
hai aku kembali sekian terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
365 days
Fanfiction"Gre kok kamu orangnya tertutup sih" Shani "Karna pake baju" Gracia "Gue orangnya perhatian tapi pilih pilih" Gracia "Berarti aku terpilih dong" Shani "Ngga" Gracia "Dih ngeselin" Shani "Gre ketemu kamu itu kaya bersin" Shani "Kenapa? Muncrat kemana...