Awal

22 2 2
                                    

*
*
*

Hari ini adalah hari pertama Esther untuk menginjak bangku sekolah menengah pertama atau bisa di sebut SMP. Esther sebenernya masih ada rasa tidak ikhlas untuk masuk di sekolah tersebut, sekolah yang sebenarnya bukan impian Esther tapi impian seorang mama nya. Tapi mau tidak mau Esther akan menjalani sekolah tersebut selama 3 tahun, yang selalu di bayangin Esther adalah rasa takut dan takut.

Esther adalah korban bully di SD nya yang membuat dirinya takut untuk memulai pertemanan dan memulai kegiatan di dalam sekolah nya. Saat ini rasa takut akan kejadian yang pernah Ia alami terjadi di saat hari pertama Ia masuk sekolah menengah pertama.

"Gugup, aku tidak tau harus memulai obrolan dengan teman di samping. Aku takut salah ucap, aku takut dia akan marah dengan apa yang akan aku ucapkan" ucap Esther dalam hati nya saat Ia duduk di samping seorang gadis yang keliatan sepantaran dengannya.

Akhirnya Ia memilih diam dan melihat sekitar Ia harus pergi kemana karena Ia sama sekali tidak tau tempat-tempat di dalam sekolah itu. Esther hanya terdiam dan memikirkan rasa takut nya, tanpa Ia sadarin ada seorang gadis yang datang di samping nya

"Hey, kamu gugup ya? Pucet banget, atau kmu lagi sakit? Mau ke uks?" Ucap seorang gadis yang baru saja duduk di samping Esther

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit gugup dengan suasana baru" Esther berusaha menjawab tanpa rasa gugup yang sudah menguasai diri nya saat ini

"Tidak perlu gugup, santai saja, pasti asik deh nanti acara ospeknya, mau ke aula bareng? Aku juga belum ada kenalan, ah iya seperti nya aku lupa mengenalkan diri. Perkenalan nama ku Wawa, nama kamu siapa?" Balas seorang gadis yang di samping Esther yang ternyata bernama Wawa

"Sangat indah namanya, tapi seperti nama pembully di SD" kata Esther dalam hatinya

"Nama ku Esther, aku terima tawaran mu untuk ke aula bareng, aku juga sedikit bingung dengan posisi tempat sekolah ini" Esther selalu berusaha menjawab dengan santai dan sopan, padahal dalam dirinya sudah ada rasa takut yang sangat besar

Wawa yang mendengar Esther menjawab hanya menganggukkan kepala dan menarik tangan nya untuk segera pergi ke aula sebelum kakak pembimbing menemui mereka dan memberikan hukuman.

My Crush at schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang