Chap 3-Misi Baru

18 0 0
                                    


Happy Reading

***

Malam yang cukup dingin di kota Waled sungguh membuat semua orang mengigil hari ini termasuk Lesa tentunya, dia harus keluar karena menemui Mayer di Cafe perempatan lagi, kenapa si bodoh itu menyuruh bertemu malam hari sih? .

Lesa berdecak kesal sepanjang jalan dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Akhirnya Lesa sampai di Cafe perempatan itu dia memasuki cafe termasuk dan mata- nya yang ketika masuk sudah melihat Waled di meja langsung melangkah kan kakinya menuju arah Mayer.

"Aku sempat berpikir kau tidak akan datang Lesa" ucap Mayer. Lesa yang hanya diam langsung duduk tanpa membalas perkataan Mayer , alis mayer terangkat sebelah "Sepertinya kau kesal ya? Dahimu nampaknya berkerut" jelas Mayer , Lesa mulai berdecak "Cih.. jika kau tau itu untuk apa kau menanyakannya kau pasti tau kenapa aku kesal bukan" papar Lesa. Mayer hanya tertawa renyah.

Mayer yang sedang terus menghadap ke arah pintu Cafe membuat Lesa berkerut binggung "Kenapa kau terus melihat ke arah pintu, apa kau men-
gajak orang untuk bertemu juga disini?" Mayer menatap Lesa lalu meneguk beberapa tegukan Coffenya
"Ya kita akan kedatangan tamu, kau akan tau siapa dia saat sudah datang" .

Bel pintu Cafe berbunyi menandakan bahwa pelanggan telah masuk Lesa melihat ke arah pintu orang yang di penuhi bekas jahitan dan seperti bekas cakaran siapa lagi kalau bukan "Ran? Kau mengundangnya?" Mayer tersenyum "Menurutmu?" . Ran pun yang melihat Lesa dan Mayer langs- ung menghampiri mereka dan duduk di kursi sebelah Mayer.

Ketika sudah memastikan tamu yang di undangnya ini sudah lengkap Mayer langsung membuka membe- rikan sebuah amplop dari kantongnya   dan menaruh di meja "Ini adalah misi baru kalian, kali ini bukanlah untuk membunuh target tetapi menyelidiki kasus yang mulai sedang tren di kota ini ya kasus pembunuhan" dahi Lesa berkerut.

"Kau menyuruh kami menyelidiki kasus pembunuhan yang dimana kami juga adalah seorang pembunuh, kau ini bodoh ya? Untuk apa juga me-
mbuang waktu untuk menyelidiki kasus ini" Mayer menghela napasnya sesaat "aku tau ini adalah hal yang aneh bagi kalian yang juga seorang pembunuh tapi satu hal yang aneh di kota ini juga ada seorang pemburu sama seperti kalian akan tetapi bisa saja yang di mana kalian menjadi targetnya dari informasi yang ku ketahui pembunuh ini bukan membunuh target karena perintah tetapi karena suatu alasan yang belum pasti jelas alasannya"  jelas Mayer panjang lebar.

Lesa seketika teringat dengan kejadi-
an waktu itu saat dia baru tiba di kota ini dia melihat seorang lelaki dengan jas jubah hitam menikam seorang kasir supermarket apakah mungkin misi ini ada hubungannya dengan lelaki jas jubah hitam yang di temui nya waktu itu? .

"Lesa apa kau dengar?" Mendengar Mayer yang memanggilnya membuat Lesa sadar dari lamunannya, Mayer yang melihat tingkah tidak biasa dari Lesa langsung bertanya tanya "ada apa tidak biasanya kau melamun Lesa apa kau mengetahui sesuatu?" Lesa terdiam sejenak "tidak" kata katanya tidak langsung di percaya oleh Mayer tentu saja Mayer langsung tau bahwa Lesa telah menyembunyikan sesuatu tetapi dia rasa tidak ada gunanya juga dia menanyakan itu padanya.

Di samping itu Ran yang sedari diam tidak membuka mulut sama sekali akhirnya mulai bicara "Kau seperti- nya mengetahui sesuatu Azalesa..."
Suara yang mencekam itu membuat Lesa gemetar setengah mati Lesa yang biasanya tidak gentar baru kali ini di buat seperti itu padahal hanya suara nya saja tapi suara itu seperti meng-
intimidasi diri Lesa. "A-apa maksud- mu kau mengangap aku menyembu- nyikan rahasia dari atasanku sendiri begitu" kata kata Lesa terbatah batah akibat indimidasi dari Ran yang membuatnya tidak bisa mengenda-
likan kata katanya.

Ran mendongakkan kepalanya mena-
han dagunya di kedua tangan matanya mengarah ke Lesa lekat lalu mulai tertawa renyah "tidak usah ikut panik begitu bukan jika memang per-
kataanmu itu benar? Ternyata hanya segini ya kemampuan berbohongmu sangat payah sang pemburu merah" ucap Ran dengan nada merendah. Lesa yang kesal di rendakan meng- epal tangannya membanting meja hingga membuat gelas Mayer ikut tertumpah akibat perbuatan Lesa.

Mayer langsung menatap tajam ke arah Lesa, Lesa yang melihatnya langsung tau arti tatapan itu yang artinya Tenanglah Lesa langsung menahan amarahnya lalu duduk kembali sambil melipat kedua tangan di dada. Ran langsung tersenyum terlihat puas mempermainkan Azalesa. Mayer hanya mengehala napasnya kembali melihat kelakuan anak buah dua pemburunya ini Mayer jadi tidak yakin dengan kerja sama mereka nantinya.

***

Setelah selesai berdiskusi Lesa pun  akhirnya pulang menuju kembali ke apartemennya yang tidak terlalu jauh dari cafe tersebut Lesa yang sedang menunggu di halte bus dia melihat jam yang menunjukan sudah pukul 10 malam Lesa tidak sadar ternyata sudah selarut ini, bus pun akhirnya tiba di halte Lesa langsung menaiki- nya ketika itu matanya menangkap seorang lelaki dengan jubah hitam duduk di area paling belakang sendirian Lesa dengan perlahan berjalan ke arah tempat duduknya dia masih merasa aneh dengan lelaki itu sangat mencurigakan baginya.

Melihat jubah hitam yang sangat tidak asing baginya itu seperti seakan Lesa telah melihat jubah itu sebelu- mnya. Entah mengapa rasanya Lesa seperti di awasi oleh seseorang kaki-
nya mulai gemetar tak karuan jantungnya tidak terkendali detaknya rasanya dia seperti sedang di incar.

Bus pun terhenti lalu lelaki yang di belakangnya melangkah melewati Lesa menuju pintu keluar sesaat Lesa seperti mendengar bisikan ketika lelaki itu lewat Kau selanjutnya.

Mendengar bisikan itu membuat Lesa berhenti bernapas sesaat ada apa dengannya di tekan dengan cekaman dia juga seorang pembunuh pemburu yang di takuti semua orang tetapi apa apaan ini? Kenapa dia bisa gentar hanya karena itu.

Sesaat sebelum pintu bus tertutup Lesa berdiri berlari turun dari bus dia menengok ke arah kanan kiri jalanan lelaki jubah hitam itu telah hilang, bagaimana bisa secepat itu dia pergi sangat mustahil dia sudah pergi jauh pasti masih ada di sekitar sini.

Lesa segera membayar supir bus itu sebelum akhirnya berlari mengejar lelaki tersebut, nihil. Dia tidak menemukannya tapi tidak berhenti Lesa tetap berusaha mencari lelaki berjubah hitam yang tadi nafasnya mulai tersendak sendak tidak bera-
turan karena berlari selama 2 jam tapi tetap tidak menemukan kebera-
dan lelaki berjubah hitam.

"Bagaimana bisa dia sudah pergi jauh secepat itu, apakah dia manusia?" Ucap Lesa . Ketika sedang mengatur napasnya tiba tiba saja seseorang menepuk pundak Lesa dari belakang dengan sigap Lesa langsung menge- luarkan pisau dari jaketnya lalu mengarahkan pisau ke belakang terarah tepat di leher orang itu.

Mata Lesa membulat seketika "Ran?"
Ucap Lesa kaget , Ran menaikan bibirnya ke atas "Kemampuanmu lumayan juga ya nona untuk ukuran wanita sepertimu itu yang bahkan mengarahkan leher ke belakang dengan cepat, Lihatlah mata yang tajam ini mata yang sudah siap untuk membunuh siapa saja yang memba-
hayakanmu" Lesa pun menurunkan pisaunya "Kenapa kau bisa ada disini ?" Tanya Lesa tanpa basa basi.
karena ini bukan daerah apartemen Ran yang membuat Lesa mencurigainya.

Wajah Ran berubah datar "Apa kau ada hak harus tau kenapa aku disini?" Tanya Ran balik kepada Lesa , Lesa berdecak kesal "Terserahlah aku tidak peduli" ucap Lesa lalu pergi meninggalkan Ran "Hei apakah baik bagi seorang wanita pergi kerumah sendirian selarut ini?" Langkah Lesa terhenti dia membalikan badannya "aku bisa melindungi diriku sendiri" ucap Lesa sebelum kembali melan- jutkan langkahnya.

Di balik itu semua ada seorang di balik bayang bayang memperhatikan sosok Ran dan Azalesa sedari tadi di balik tembok dengan tatapan lekat tajam memandang mereka dari kejauhan.

"Azalesa... Sepertinya dia akan jadi mainanku selanjutnya" .

[END---Chap 3. Misi baru

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red Killer GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang