Happy Reading
•
•
•
•
•“ asal kamu tau mas. Aku juga menyesal melahirkan gerhana!! Karena dia anak haram! ini semua salah Danu!! Kalau aja aku gak datang ke bar, mestinya gak akan ada gerhana disini. Pastinya kita juga bahagia sekarang” seru lia meluapkan amarahnya.
“ iya. mas tau!! Ini juga salah kamu!! Karena kamu, keluarga kita jadi kaya gini” ucap varo
“ sekarang, mas hanya ingin fokus dengan Dirga— anak kandung mas sendiri, bukan anak haram seperti dia”
“ aku juga tidak perduli dengan gerhana! Biarkan dia hidup mandiri tanpa kita”
Ucapan itu terus termenung di otak gerhana. Entah apa yang membuat kedua orang tuanya itu membenci dirinya— hanya karena ia anak haram. usia 13 tahun ia harus tau seperti itu? Pantas saja sejak kecil ia tak pernah mendapatkan perhatian dari orang tua.
“ empat tahun lalu, aku baru sadar kalau aku.. bukan anak papa. Melainkan aku anak Danu? Tapi siapa Danu itu? aku tidak tau mana orangnya, yang jelas ia ayah kandung ku sendiri” Gumamnya lirih
“ ah~ aku tak tau!” acuhnya membual kesal. “ suatu saat aku akan bertemu dengan ayah. Lalu aku akan memeluknya, aku rindu pelukan papa dulu. Semoga pelukan papa bisa tergantikan oleh ayah kandung ku sendiri” senyum kecut gerhana
“ kenapa aku harus hadir didunia ini? kenapa!!! Aku benci dunia ini!!!” teriak gerhana meluapkan emosinya. Jarang sekali dia, meluapkan emosi. jika ada masalah apapun mestinya gerhana hanya bisa memendamnya dan tidak mau bercerita dengan orang lain. Entah teman, sahabat, adik pun tidak pernah.
“ hey.. boleh ikut duduk gak?” sapa ramah gadis itu— tanya apa boleh duduk di samping gerhana. Gerhana menganguk mengnanggapi gadis itu.
“ huh” buang nafas panjang gadis itu. menatap kosong depannya. “ kenapa ya, dunia itu gak adil buat kita? Padahal kita udah lakuin yang semesta minta menurut alurnya. Tapi kenapa jadi kaya gini” tanya gadis itu sendiri— membuat gerhana menoleh, menatap gadis itu bingung.
“ why? kenapa lu bilang kaya gitu” ujar gerhana bertanya
“ yang jelas gak adil. gue dilahirin ke dunia juga gak minta. Tapi kenapa ortua gue benci banget sama gue? Entah kesalahan apa yang membuat mereka benci banget sama gue. Gue juga gak tau. kadang gue suka mikir kaya gini, kalau gue meninggal, apa mereka bakal sedih ya? Terus meluk jasad gue, mohon-mohon biar hidup lagi, bahkan disaat itu mestinya mereka bakal ngakuin gue, sebagai anaknya” jawab gadis itu mencurahkan isi hatinya. Walau ia tak tau siapa orang yang disampingnya. Karena menurutnya, ia sekarang butuh sandaran bahu serta tempat bercerita. Hanya itu sekarang yang ia butuh. Sama sepertinya kisah gerhana sekarang.
“ semua itu udah ada yang atur. Jadi jalanin aja hidup kita, jangan mudah putus asa gara-gara mereka. Kalau bisa, kita harus tunjukin ke mereka bahwa kita itu layak untuk dibanggakan, disayangi dan diperhatiin dari mereka. Gue percaya walau dunia sering membenci kita, tapi semesta punya jalan indah yang perlu kita ketahui. Ya makanya kita dikasih sakit dulu” jelas gerhana menasehati gadis itu.
“ kayaknya lu paham banget ya, sama kebahagiaan orang lain. Tapi apa lu bahagia sekarang?” tanya cewek itu memperhatikan wajah gerhana yang tertunduk. Gerhana tersenyum simpul — membuktikan kepada cewek disampingnya, bahwa dunia itu adil sebenarnya. Kalau kita sering bersyukur dan beribadah tunduk pada kepercayaan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me [Hiatus]
Teen FictionSelamanya, tidak akan pernah ada yang sempurna. Dan ada perbedaan diantara kita, aku pengangum rahasia yang tak bisa aku ungkapkan - Gerhana Mahendra