18. Kisah tersembunyi

382 52 15
                                    

"Kakak tumben ada kelas pagi?" Tanya Haruto sambil memainkan rambut Jeongwoo yang sudah di sisir rapih. Membuat jiwa reog Jeongwoo bangkit dan ia menggigit jari Haruto.

"Kakak ga kuliah hari ini, harus ke kantor Papa, banyak yang harus di tanda tangani sama rapat perusahaan. Belum nanti makan siang sama beberapa kolega besar. Kakak pulang larut ya." Jihoon memakai sepatunya dengan cepat, jam menunjukan setengah 7 pagi.

"Kakak baru sembuh lho? Jangan dulu kerja," tegur Jeongwoo.

"Gara gara kakak sakit banyak hal yang ketunda, kalo ditunda lagi tambah numpuk adik adikku. Udah ya, kakak berangkat dulu, bay bay!" Jihoon mulai melangkah dengan tergesa. Membuat dua orang disana langsung diam.

"Oh iya! Nanti makan siang bilang aja ke Junkyu, kakak udah titipin uang ke dia. Jangan nakal ya, nurut sama dia!"

"Kak sebentar!" Haruto bangkit dari sofa dan mengejar Jihoon. "Kakak jangan kecapean yah, Ruto minta maaf.." tubuh bongsor itu memeluk kakaknya erat, ia merasa bersalah telah terlibat perseteruan beberapa hari lalu.

Jeongwoo yang melihatnya ikut mendekat, lalu ikut berpelukan, bergabung dengan dua kakaknya.

Biarkan sepasang saudara itu saling membagi kasih sayang. Tak ada waktu lagi jika terus di tunda. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke kedepannya. Bisa aja.. terjadi sesuatu, kan?

"Kakak harus pulang.."

Jihoon hanya tersenyum tipis, ia tidak bisa janji.

.

Sepulang sekolah Jeongwoo mengajak Haruto untuk main ke kantor. Mereka sudah sangat lama sekali tidak berkunjung ke sana. Mereka sudah mengabari Junkyu untuk tidak usah ke rumah, karna mereka akan menyusul kesana.

Hanya jalan kaki, katanya biar sehat. Soalnya Haruto keliatan kaya orang tipes.

"Beli roti yuk! Kak Jihoon suka roti apa ya?"

"Dia mah apa aja juga dimakan," Haruto mengeluarkan uang dari dompetnya, lalu menyerahkannya pada Jeongwoo, "Lo yang beli ya, gue tunggu di luar."

"Lo ikut, sate!" Jeongwoo segera menggered kembarannya untuk masuk ke toko roti.

.

"Ji, lo disuruh turun ke bawah, ada tamu yang mau ketemu langsung sama lo." Ucap Junkyu. Dia disini hanya main saja, karna dosennya sedang nikahan di luar kota.

Jihoon menghela nafas panjang, "Capek banget kyu, kalo gue boleh jujur."

"Heh, yang marganya Park terus tengahnya Ji akhirannya Hoon itu kuatnya luar biasa! Jangan nyerah sayanggg!!" Junkyu menggebrak gebrak meja untuk menyemangati sahabatnya itu. Karna ia tau, 'capek' yang keluar dari mulut Jihoon itu.. agak mainstream.

"Yaudah, gue ke bawah dulu ya."

.

"Ayo cepetan panasss!" Haruto mencak mencak gajelas, dia loncat loncat karna kesel Jeongwoo lama banget padahal cuma bayar roti. Curiga Jeongwoo itu cipokan dulu sama kasirnya, canda edan.

"Lama banget sih?!" Haruto mendorong kepala adiknya itu agak kencang, membuat Jeongwoo ikut mendorong kepala Haruto juga.

"Otak gue bisa geser, dodol!"

"Panas banget disini!!"

Ckiitt, bruk!

Udahlah, kalian gak mungkin kan gatau itu suara apa.

"Eh, woo! Ada yang tabrakan!" Seru Haruto sambil menunjuk mobil yang mulai hilang kendali dan berakhir menabrak tiang listrik hingga asap keluar dari bagian depan mobil.

"Jangan bercanda harutolol!"

"Lah, lo ga liat apa itu mobil?!"

"Masalahnya bukannya itu mobil kak Jihoon?!"

"Anjir, KAK JIHOON!!" Teriak Haruto panik dan segera berlari ke arah mobil yang hampir terbakar. Ya Tuhan.. tolong mereka tidak mau kehilangan lagi..






















.
.
To be continud

HAHAJHAHAH, ketawa jahat

Diantara kita - Hajeongwoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang