Chapter 23

2.9K 246 42
                                    

Rasa bersalah menusuk hati Wonwoo yang berdetak kencang. Cakarnya yang kokoh berdebam di lantai hutan dan mengais tanah dengan setiap langkahnya.

Wonwoo tidak tahu kenapa ia melakukan ini, ia merasa sangat buruk. Karena ia begitu kasar pada Kim Inseong alias wali kelasnya? Ataukah karena ia meninggalkan Mingyu tanpa penjelasan sama sekali?

Ketika Wonwoo terus berlari, waktu berlalu dan ia tidak tahu kemana langkahnya pergi. Wonwoo hanya perlu waktu untuk berpikir hingga ia siap kembali ke bentuk manusia.

Wonwoo berharap jika ia pulang nanti, semoga ayahnya tidak ada disana. Ia membutuhkan waktu untuk sendiri, untuk berpikir, dan memahami segalanya tentang perasaannya.

Karena garis antara cinta dan benci sangat tipis sehingga sulit bagi Wonwoo untuk menempatkan dimana hatinya saat ini.

Wonwoo menggeram dan mengoyak dadanya yang lebar. Angin menerpa bulu kecoklatannya saat ia berlari melewati kehidupan hutan yang liar.

Burung-burung berkicau, Wonwoo bisa mendengarnya dengan jelas. Ia bisa mendengar napas dengkal rusa saat ia melambat untuk berhenti.

Wonwoo telah berlari selama setengah jam tanpa memikirkan tujuan. Sebenarnya tidak ada apapun di benaknya. Ia melalukan yang terbaik untuk menjernihkan pikirannya, berharap tidak ada yang menyadari bahwa ia telah berubah.

Namun tak sesuai keinginannya, Wonwoo bisa mendengar werewolf lain yang berusaha berbicara padanya lewat pikiran.

"Kak Wonwoo?" Sebuah suara yang familiar menggema di benaknya.

Wonwoo berusaha membentengi pikirannya, namun orang itu cukup gigih untuk berkontak dengan Wonwoo.

"Apa, Dino?" jawab Wonwoo dalam benaknya.

Wonwoo menghela napasnya ketika mulai berjalan melangkah menuju ke rumahnya.

"Kak Wonwoo kemana saja?" kata Dino dengan nada cemas dan Wonwoo tidak bisa menyangkal betapa Dino terdengar sangat sedih.

Bagi Wonwoo, Dino sudah seperti adik laki-lakinya dan tidak diragukan lagi jika ia merindukan Wonwoo.

Wonwoo sedih saat ia pergi dan harus merahasiakan ini bahkan untuk seseorang yang dia kenal. Wonwoo sedikit berpikir jika Dino mungkin bisa dipercaya.

"Semua orang mencarimu, kak Wonwoo. Mereka semua khawatir padamu." kata Dino.

"Aku tahu dan aku minta maaf. Gak ada apapun yang terjadi padaku, aku hanya perlu menyelesaikan urusanku." kata Wonwoo.

Wonwoo pun meninggalkan Dino setelah itu. Wonwoo tidak ingin terlalu banyak bicara karena ia tahu bahwa serigala lain bisa mendengar isi benaknya.

Tapi Wonwoo percaya Dino pasti akan menjaga pikirannya. Sehingga Wonwoo sedikit yakin mereka hanya berdua saat ini.

"Dengar, aku akan segera ke rumah Joshua. Jadi, kita akan bicara disana." kata Wonwoo sebelum berlari kencang dan hampir tiba di rumahnya untuk segera mengenakan pakaiannya sendiri.

Tapi sialnya, Wonwoo malah berhenti. Wonwoo tidak bisa pulang dengan bau seperti lintah. Meskipun ia berlari seperti tadi, sebagian besar baunya hilang, tapi masih tertinggal sebagian pada tubuh dan bulunya.

Semua orang akan mencium baunya begitu dia berjalan melewati pintu. Tidak ada sungai di dekat hutan itu untuk Wonwoo bisa berendam, jadi Wonwoo hanya bisa berharap bahwa ayahnya tidak berada di rumah sekarang.

"Baiklah, kak. Sampai jumpa ketika kau sampai di sekolah. Semoga kau baik-baik saja." kata Dino.

"Oke, Dino. Sampai jumpa lagi." kata Wonwoo.

SEVENTEEN : Code Two | MinWon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang