Hari ini adalah hari yang paling di tunggu Alex yaitu sekolah, Tempat dimana ia bisa bebas dari larangan dan pantauan orang tuanya. Namun bukan berarti dia menyukai pembelajaran nya melainkan bisa bertemu teman serta bisa bebas bercanda gurau dengan sesama nya. Seperti biasa dirinya selalu datang duluan ke sekolah, walaupun Alex suka bolos tapi dirinya jarang sekali untuk telat. Jarang bukan berarti tidak pernah oke?.Saat sampai di kelasnya alex langsung menelungkup kan kepalanya di atas meja dengan kedua tangannya yang menjadi bantalan. cukup lama alex melakukan itu, hingga satu persatu dari teman kelas nya sudah datang namun dia tidak tidur ia hanya melakukan itu untuk menghilangkan rasa bosannya.
Banyak yang memanggilnya namun alex hanya bergumam serta mengacungkan jari jempolnya, hingga suara seseorang yang sangat ia kenali membuat dirinya mendongak dan menatap binar pada orang itu.
"LEX! " Teriak bara semangat.
"BAR!" Pekik alex girang dan langsung berlari ke arah bara yang sedang merentangkan tangannya.
Dan kejadian berikutnya? ya mereka berpelukan layaknya dua sejoli yang tidak bertemu selama berabad-abad.
Sedangkan Daniel hanya menatap datar kedua sahabatnya itu, Dia heran dengan dirinya sendiri bagaimana bisa ia berteman dengan dua bocah yang satu frekuensi itu?.Entahlah ia juga tidak tahu. Memilih abai dengan kedua nya ia berjalan dengan santai dan langsung mendudukkan pantatnya ke kursi nya yang berada di belakang Alex, Dengan tampang yang masih datar ia mulai membuka hp nya dan langsung membuka salah satu aplikasi di hp nya dan setelah nya? Entahlah.
Kring'
Bel tanda masuk sudah berbunyi berarti pembelajaran akan segera di mulai. Alex dan Bara melepaskan pelukannya dan mereka langsung berjalan ke bangku masing-masing.
Tak lama setelah nya guru pun masuk dan langsung duduk di bangkunya untuk memulai berdoa.
"BERDOA MENURUT KEYAKINAN MULAI" Teriak sang ketua kelas.
Ya beginilah jika di sekolah mereka, guru datang dengan tampang sok sangar nya. Lalu lansung menatap ketua kelas untuk memulai berdoa, Sangat berbeda dengan guru di sekolah lainnya yang ketika masuk pasti berucap "Selamat pagi anak-anak". Dan pastinya dengan senyum manisnya.
Hey semua orang berhak mengekspresikan diri bukan? termasuk seorang guru. Tapi ayolah cara normal lebik baik di pandang dari pada di buat-buat Kan.
Setelah nya proses belajar mengajar pun di mulai. Tentunya di lingkupi dengan tenang dan damai dari semua murid, Karena saat jam pelajaran semua murid akan fokus pada materi yang guru ajarkan dari pada dengan hal yang tidak berguna. Contohnya tidur atau bergosip ria di kelas, Karena bagi mereka semua hal itu sangatlah Pasaran. Hey! ini sekolah bukan pasar yang dimana kalian bebas keluar masuk tanpa izin atau tidur di dalam kelas sesuka kalian, Begitu pun bagi Alex, Bara dan Daniel walupun sekolah ini milik orang tua mereka tapi sopan santun menjadi yang pertama bagi mereka.
Kring"
Bel istirahat telah berbunyi setelah 3 jam pembelajara, dan kini mereka tengah berjalan ke kantin dengan Alex yang berada di gendongan Koala Bara, Sedangkan Daniel ia berjalan di belakang keduanya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Bar"
"Hm"
"Bara"
"Apa?"
"Mau pegang roti" Cicit Alex pelan.
"Pegang aja. "Balas bara santai.
Alex yang mendapatkan izin akhirnya menatap binar pada bara, lalu tanpa aba-aba dia langsung menelungsupkan tangan nya ke dalam baju bara. Tangannya memegang, mengetuk, serta mencubit pelan perut kotak-kotak milik bara. Sedangkan sang pemilik hanya acuh dan terus berjalan ke arah pintu masuk kantin. Setalah sampai di sana dia langsung duduk di bangku dekat jendela dengan bayi beruang yang ada di pangkuannya.
Sambil menunggu Daniel, Bara berceloteh ria dengan Alex yang juga di jawab girang olehnya.
"Alex" Panggil bara lembut.
"Kenapa? " Balas Alex sembari menatap Bara dengan raut bingung nya.
"Kalau sudah lulus nanti mau jadi apa? " Tanya bara bak sang ibu yang menanyakan cita-cita pada anaknya.Alex Nampak berfikir sebentar lalu setalah cukup berfikir akhirnya alex mengeluarkan jawabannya.
"Gw mau jadi Papa! " Seru Alex Semangat.
Hening
Setelah mendengar kata yang terlontar dari bibir pink itu mereka menjadi diam begitupun dengan Daniel yang juga hampir menjatuhkan makanan mereka.
"HAH!? APA!?"
Bara yang sudah sadar akan keterkejutan nya langsung berteriak hebo, dan itu membuat mereka semua sadar dari keheningan yang hanya 1 menit itu.
Alex sedikit kaget karena teriakan Bara itu, tapi selanjutnya wajahnya berubah berseri kembali. "Gw Mau jadi Papa suatu hari nanti. " Ulang Alex lagi dengan wajah berserinya.
"Oh.. Jadi suatu hari nanti lo mau jadi Papa ya? Pasti nya udah Jadi orang Sukses kan? " Tanya Bara dengan merubah keterkejutan nya tadi.
"Ini makanan kalian. " Ucap Daniel sambil meletakkan Makanan di atas meja.
"Makasih Bang/Niel." Ucap keduanya serempak.
"Hem"
"Iya gw mau jadi Papa, Dan ya gw Bukan mau jadi sukses dan udah dapat kerja baru nikah. Tapi gw mau Nikah dulu terus kerja biar Nanti gw bisa mulai semuanya dari Nol dan itu ngak sendiri. " Jelas Alex Pada pertanyaan Bara yang sempat belum dia jawab tadi.
"Maksud lo! lo mau nikah mudah gitu? iya? "
"Iya, emang kenapa? "
"Gila lo ya, Emang keluarga lo ngizinin gitu? Terus emang lo udah punya cewek? Halah mimpi aja lo bocah. " Sarkas Bara dengan kesal, Dia kesal saat ini setelah mendengar ucapan Sahabat nya itu. 'Nikah Mudah?' Gila aja pikirnya, Masih bocah juga udah mikir kek gitu emang mau di kasih makan apa bini ama anaknya entar, kayu sama batu gitu!? Halah tai kucing kalau kek gitu mah. Bukannya Dia Kesal karena cemburu kalau Alex mau nikah sama cewek tapi ya dia gak habis fikir aja sama fikiran sahabat kecil nya satu ini. Orang bukannya Mau lanjut kuliah atau cari kerja tapi malah mau jadi Papa.
"Alasannya? " Ucap Daniel Datar.
Daniel juga kesal dan marah sebenarnya tapi dia harus sabar untuk menghadapi bayi beruang ini.
"Eum.. Gw mau jadi Papa karena ngak mau kalau anak gw nanti Jadi kek gw gini. Nanti kalau Udah punya anak duluan pasti nanti anak gw di panggil abang sama yang lainnya nah biar ngak di panggil baby. Jadi gw mau nikah duluan. " Ucap Alex dengan tekad kuatnya bahkan tangan kanannya saat ini juga ikut terkepal ke atas membentuk tinju.
Bara dan Daniel Hanya menatap datar pada Alex.
"Lho? bukannya bagus ya kalau nanti anak lo jadi bungsu di keluarga Diamond, Kan otomatis banyak yang jagain jadi lo ngak usah khawatir kalau nanti anak lo dapat masalah. " Ucap Bara dengan wajah seriusnya.
Daniel mengganguk menyetujui ucapan Bara, baginya pembahasan ini tidak cocok untuk Alex. Daniel di buat heran dengan isi fikiran Alex, dari mana dia bisa mendapat fikiran seperti itu? Dan lagi Daniel tidak yakin dengan Gen Keluarga Diamond baginya mustahil keturunan keluarga itu melahirkan Keturunan yang Imut dan Lucu dalam Keluarga mereka. Pasalnya Sang Sahabat (Alex) saja tidak mencerminkan bocah polos, imut dan lugu, tapi malah menjerumus ke Tampan dan Manis? ya seperti itulah.
"Iya, Tapi kan gw mau-"
"Woy! Lagi bahas ape nih? serius amat. "
Ucapan Alex terpotong oleh seorang pemuda yang dengan santainya langsung duduk di depan Alex lebih tepatnya di samping Bara. Daniel dan Bara yang mengetahui siapa mereka itu langsung menatap datar Ketiganya. Ya Pemuda tadi tidak sendiri melainkan Ada Dua orang lagi yang bersama nya.
Kedua pemuda yang memiliki sifat berbeda itu Duduk Di samping Bara dan Alex lebih tepatnya Di paksa, Jadi sekarang posisi nya Alex dan Bara di apit oleh dua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEX DIAMOND.
Teen FictionCerita ini hanyalah tentang si bungsu Alex Yang harus berjuang dalam kerasnya dunia dan Kejamnya sebuah keluarga. Alex Diamond pemuda tampan sekaligus mengemaskan itu harus bertahan dalam sebuah keluarga yang berbicara tentang melindunginya serta me...