cw // scarEric masih tidak percaya.
Sungguh ia tidak percaya.
Bahwa di depannya sekarang ini adalah jelmaan kucing hitam yang tadi menyelamatkan nyawanya. Sungguh Eric tidak mau percaya. Ini pasti mimpi, mana ada hal seperti ini di dunia yang penuh tipuan manusia? Tapi bisa melihat sisa waktu hidup manusia juga bukankah sebuah keajaiban? Maka mau tidak mau Eric percaya saat pemuda itu mengaku bahwa ia adalah kucing hitam yang tadi. Karena buktinya, kucing hitam tadi hilang, tangan kiri pemuda itu patah dan memakai gips, bahkan pemuda itu memiliki telinga kucing yang mencuat di atas kepalanya.
Masih terjadi keheningan yang lama setelah perkenalan tadi yang membuat Eric bingung. Eric tengah menilai penampilan pemuda itu, lusuh, kotor, pakaian yang sobek dan begitu berantakan, badannya juga kotor dan bau. Ah, sial. Eric jadi iba.
"Berdiri, ikut gue." Eric berdiri dari duduknya dan menatap pemuda itu dengan pandangan isyarat.
Sementara pemuda itu menatap Eric dengan bingung. "Kemana?" tanyanya lirih.
"Kamar mandi." tanpa banyak bicara lagi Eric membantu pemuda itu bangun dari duduknya dan menuntunnya ke kamar mandi milik Eric.
Sesampainya di sana Eric menyuruh pemuda itu untuk duduk di kloset dan sang pemuda hanya menurut saja. Eric menyalakan air hangat ke dalam bak ember, membuka laci di bawah westafel mengambil handuk kecil. Eric berjongkok, tangannya bergerak untuk membuka kancing baju lusuh sang pemuda.
"Mau ngapain?" tanya pemuda itu.
"Mandiin lo. Bersihin lo juga, lo gak mungkin bisa dengan keadaan lo kayak gitu. Anggap aja permintaan maaf gue." ujar Eric menjelaskan semuanya dan mulai membuka kancing baju pemuda itu satu persatu dengan pelan.
Pemuda bertelinga kucing itu hanya diam, sepertinya menurut. Belum juga baju lusuh di lepas dari badan sang pemuda, Eric sudah terdiam setelah melihat badan sang pemuda. Penuh luka dan bekas luka, Eric melirik ke arah pemuda itu namun yang dilirik malah memalingkan muka. Seakan tidak ingin menjawab kenapa badannya dipenuhi luka.
Eric menghela napasnya. Akhirnya pelan-pelan, Eric membantu melepas baju itu dari tangan pemuda itu yang patah. Setelahnya Eric mulai membasahi handuk kecil lalu membasuh badan juga luka di badan pemuda itu dengan hati-hati.
"Lo punya nama? Atau gue harus kasih nama? Ya soalnya lo kucing gitu.." ujar Eric sekaligus bertanya, matanya masih fokus membasuh badan pemuda itu.
"Kamu kasih nama, boleh? Aku udah lupa nama setelah dijadiin kucing." jawab pemuda itu dengan pelan, memperhatikan Eric.
"Nanti gue pikirin." jawab Eric singkat lalu melanjutkan kegiatannya.
////
Pemuda itu dengan hati-hati duduk di ujung kasur setelah ia berganti pakaian (milik Eric, dipinjamkan). Ia melirik ke arah Eric yang tengah menata buku-buku ke dalam tas, pemuda itu memiringkan kepalanya.
"Kamu anak sekolah ya?" tanyanya dengan penasaran.
Eric menoleh sebentar ke arah jelmaan kucing itu. " Iya, gue masih kelas dua SMA," jawabnya.
"Oh udah gede ya." jawab pemuda itu sekenanya karena bingung harus menjawab apa.
Eric duduk di bangku belajarnya lalu menatap jelmaan kucing itu. Harus dikasih nama siapa ya? Bahkan Eric bingung harus menganggap pemuda itu sebagai kucing atau manusia karena ia seperti siluman. Eric menghela napasnya, lalu melihat lengan kiri pemuda itu.
"Sorry, buat lengan lo.. harusnya lo gak perlu sampai segitunya." ujar Eric meringis, ngeri juga patah tulang itu.
"Gapapa. Aku gapapa, udah biasa bahkan sejak jadi manusia." jawab pemuda itu singkat menatap lengan kirinya yang patah.
"Luka lo itu..?" ujar Eric ragu sambil melirik badan pemuda itu yang sudah mengenakan baju.
"Maaf, aku gak mau cerita apa-apa.." jawab pemuda itu dengan memalingkan muka.
Baik dapat di mengerti. Mungkin pertanyaan Eric membuka luka lama pemuda itu. Eric jadi merasa bahwa ia memiliki kesamaan dengan bocah itu. Setelah diperhatikan kembali, pemuda itu selalu berwajah suram, matanya menyiratkan kesedihan juga menahan luka. Ah, harus diberi nama siapa?
"Nama lo Sunwoo, gimana?" Eric memberi tawaran.
"Hah?" itu respon singkat dari pemuda itu karena bingung.
"Iya, Sunwoo. Lo mau kan?" tanya Eric lagi. "Untuk artinya gue juga gak tau, gue ngerasa nama Sunwoo cocok buat lo," lanjutnya.
Mendadak wajah pemuda itu menjadi riang, tersenyum kecil mendengar hal itu. "Sunwoo.." lirihnya.
Eric tersenyum kecil melihat reaksi Sunwoo karena sepertinya pemuda kucing itu menyukai. Detik itu juga, Eric bisa melihat angka di atas kepala Sunwoo yang bertuliskan +9.
Loh, apa itu?
author's note : sunwoo kalo ngomong jadi aku-kamu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's meet in the next life ー sunwoo, eric
FantasyDianugerahi dapat melihat sisa usia makhluk hidup termasuk usianya sendiri yang ternyata berusia panjang membuat Eric muak, karena ia begitu benci hidupnya. Sampai, kucing hitam itu menyelamatkan hidupnya. Alih-alih ingin memelihara, Eric ingin kuci...