Bagian 6 : Secuil ingatan.

112 20 0
                                    










Eric menuangkan air panas dari teko ke dalam cangkir teh yang akan ia seduh setelah ini. Tatapannya santai dan fokus pada aktivitasnya, setelah itu ia mengaduk teh pada cangkirnya itu. Setelahnya, ia baru terpikirkan kejadian Sunwoo tadi, dimana ia seperti menolak dielus oleh Jihoon, teman baiknya (Eric menganggap Jihoon seperti itu). Kenapa Sunwoo harus takut? Toh, Jihoon orang baik? Pikirnya. Lagipula jika Sunwoo penakut, seharusnya ia juga takut pada Eric. Tapi kan nyatanya tidak, malah Sunwoo dengan berani menahan lengannya yang akan menggores lengan lainnya.

Sebenarnya ada apa?

Eric kembali ke dunia nyata setelah pikirannya mulai bercabang terlalu banyak. Ia mulai membawa cangkir itu ke meja makan kecilnya. Ia melirik Sunwoo (yang sudah kembali menjadi kucing) tengah bermain dengan bola yang Eric baru belikan sepulang sekolah tadi. Eric tersenyum kecil, dipikir-pikir Sunwoo memang bertingkah seperti kucing walau sesungguhnya ia bisa merubah dirinya menjadi sesosok manusia.

Eric kembali lagi menatap atas kepala Sunwoo yang masih tertulis ‘+9’. Eric jadi kepikiran sesuatu? Apa ia coba cerita kepada Sunwoo tentang kemampuan mistisnya ini? Toh, Sunwoo juga makhluk aneh kan? Bisa merubah dirinya menjadi manusia.

"Sunwoo, lo mau susu gak? Gue mau cerita sesuatu ke lo." Ujar Eric.

Sunwoo yang mendengar itu langsung berhenti bermain dan mendongak menatap Eric. Salah satu telinganya ia turunkan dan memiringkan kepalanya, cerita sesuatu? Sunwoo kucing ingin tahu. Segera ia me meninggalkan bolanya dan merubah dirinya menjadi manusia kembali (tentu saja berpakaian).

"Mau susu." Ia menjawab tawaran Eric tadi.

"Di cangkir, bisa kan lo minumnya?" Tanya Eric hati-hati.

Sunwoo mengangguk. "Bisa kok bisa."

Akhirnya tak lama, Eric membuka kulkasnya dan mengambil sekotak susu putih lalu ia tuang ke dalam cangkir. Setelah selesai ia segera meletakkan cangkir susu itu ke atas meja makan. Ia menatap Sunwoo.

"Lo duduk gih, minum di sini bareng gue." Ucap Eric sambil menarik kursi.

Sunwoo akhirnya mendekat dengan pelan dan duduk. Kedua tangannya menggenggam cangkir susu yang berada di depannya dan menatap Eric yang berjalan untuk duduk di depannya. Kini Sunwoo dan Eric berhadap-hadapan. Sunwoo meminum pelan-pelan susunya sambil menatap Eric lewat ujung matanya.

"Eric, mau cerita apa?" Tanya Sunwoo ingin tahu.

"Eee.." Eric menggaruk rambutnya yang mendadak gatal sambil menatap Sunwoo ragu. "Gue cerita ini karena merasa lo kayaknya tau sesuatu lebih tentang kemampuan gue."

Sunwoo bergumam sambil memiringkan kepalanya lagi, telinga kucingnya juga menutup satu. Ia bingung dengan ucapan Eric. "Kemampuan?" Ia membeo.

BUSET, LUCU AMAT. Batin Eric. Lalu lelaki itu segera menggelengkan kepalanya. Fokus Eric, fokus.

Eric mengangguk. "Iya kemampuan. Gue aslinya bisa liat sisa umur orang dari atas kepalanya," jelasnya.

Sunwoo meletakkan cangkir susunya dan menatap Eric sedikit terkejut. "Sisa umur?" Tanya lelaki kucing itu lagi.

"Iya.. sisa umur orang termasuk umur gue sendiri. Gue bisa liat punya gue kalo lagi bercermin. Makanya gue kadang selalu nunduk kalo liat orang atau lagi di kerumunan, karena mata gue sakit bikin kepala pusing saking banyaknya sisa umur yang gue liat." Jelas Eric lagi sambil memainkan sendok teh pada cangkir teh miliknya.

Sunwoo terdiam sebentar setelah mendengar penjelasan Eric, mendadak kepalanya sakit namun ia tahan karena Eric sedang bercerita dan sepertinya belum selesai. "Lalu?" Tanya Sunwoo meminta kelanjutannya.

"Gue udah sering juga sih liat sisa umur orang yang sedikit, terlebih kalo mereka udah lanjut usia." Lanjut Eric.

Sunwoo menggigit bibirnya, ia hendak bertanya sesuatu namun semua perkataannya hanya bisa ditahan di ujung bibir. Haruskah ia menanyakan ini?

Kepalaku sakit.

"Apa kamu bisa melihat sisa umur manusiaku di atas kepalaku sekarang?" Tanya Sunwoo dengan suara pelan.

"Itu yang mau gue tanyain ke lo, Sunwoo." Bukannya menjawab, Eric malah memberi sebuah pernyataan dengan suara lebih tegas daripada sebelumnya.

Sunwoo sedikit terkejut. Apa? Tentang apa? Kepala Sunwoo terasa semakin sakit mendengar suara tegas Eric.

"Gue emang liat sesuatu di atas kepala lo tapi bukan sisa umur lo, melainkan angka 9 tapi di depannya ada simbol pertambahan." Jelas Eric lagi.

Sebelum Eric menanyakan lagi apa maksudnya itu, tiba-tiba saja Sunwoo mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Membuat Eric terkejut serta panik, ia langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Sunwoo. Eric ingin memegang Sunwoo, namun lelaki kucing itu terlalu banyak bergerak membuat Eric hanya bisa berada di dekatnya sambil panik karena Sunwoo masih mengerang sambil memegang kepalanya. Selang beberapa menit, Sunwoo mulai tenang, cengkraman pada rambutnya mengendur, dan napasnya terlihat berat.

"Sunwoo.." ujar Eric lega. Ia mendekat ke arah lelaki itu sambil memegang kepala Sunwoo. "Masih sakit?"

Sunwoo menggeleng dengan lemah. Ia menatap Eric dengan sendu. "Jadi Eric ya, yang dimaksud orang itu.."

Eric menatap Sunwoo dengan bingung. "Orang itu? Siapa?"

"Sebelum aku dirubah menjadi kucing untuk mengisi hal-hal kosong di kehidupanku, ingatan tentang kehidupanku dan percakapan sebelum persetujuan dirubah menjadi kucing, dihapus oleh orang itu. Setelah kamu cerita tentang kemampuanmu, ingatan sebelum persetujuanku kembali.." jelas Sunwoo dengan suara yang masih lemah.

Eric masih mencerna cerita Sunwoo, orang itu? Siapa yang Sunwoo maksud? Sesosok malaikat di atas langit?

"Terus, maksud lo?" Tanya Eric hati-hati.

"Kata dia, ini kehidupan terakhir kamu dan dia berharap kamu gak menyia-nyiakan." Lanjut Sunwoo.

Eric mengerutkan keningnya, bingung. "Bisa gak lo jelasin pake bahasa bayi? Maaf, otak gue gak nyampe sih."

Sunwoo terkekeh, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maksudnya, kamu bereinkarnasi, Eric. Jika kamu mati, ini akan jadi kehidupan terakhir kamu, orang itu berjanji. Asal kamu tidak menyia-nyiakan hidup."

"Jadi maksud lo, ini bukan kehidupan pertama gue?"

Sunwoo menggelengkan kepalanya. "Bukan dan angka yang Eric lihat di atas kepalaku itu berhubungan sama hidup Eric."

Hah?

Gimana?

"Bentar, bentar." Eric memijit kecil pelipisnya, mendadak kepalanya pusing dengan segala penjelasan Sunwoo yang secara tiba-tiba dan sedikit tidak masuk akal. Bukan sedikit sih, memang tidak masuk akal.

"Berhubungan gimana maksud lo?"

"Aku yakin Eric yang dimaksud orang itu. Karena seharusnya yang tertulis di atas kepalaku bukan ‘+9’ tapi ‘+10’. Itu menunjukkan jumlah nyawaku,"

"Tapi kamu ingat gak? Aku pernah menyelamatkan kamu dari tabrakan mobil waktu itu, mungkin karena itu nyawaku jadi berkurang, hehe," Sunwoo terkekeh kecil tanpa beban.

"Aku sudah ingat bahwa aku juga disuruh menjadi sosok pelindung untuk seseorang yang memiliki kemampuan istimewa. Itu pasti Eric kan?"

"Jadi Eric, jangan terluka lagi ya?"

Jangan terluka lagi, karena jika tertulis ‘+0’ maka aku harus kembali dan tidak bisa melihat wajah Eric lagi.
















author's note : hai? kebangun terus kepikiran ini, edit dikit lalu up deh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let's meet in the next life ー sunwoo, ericTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang