Chapter 8 Setelah Keadaan Buruk

15 5 1
                                    

Happy Reading Readers❤️😊


Cahaya matahari menembus jendela kamar Fasya yang tidak tertutup,membuatnya bangun dengan keadaan berantakan.

Pipinya penuh dengan bekas air mata semalam,dan keringat di sekitar kening nya kini dirinya menatap pantulan dari kaca.

"Hiks S-sampai k-kapan i-ini b-berakhir A-aku g-gak k-kuat." Keluh Fasya dengan tangisan yang begitu pilu

"A-aku b-butuh s-silet d-dimana i-itu?"
Lirih Fasya mencoba membuka lemari dan tas nya akhirnya ketemu

Fasya menatap lekat silet tersebut dan setelah itu lagi-lagi dia menggoreskan nya di lengan sebelah nya.

Tes

Tes

Darah kini bercucuran keluar karena dia menggoreskan lebih besar, "Hah Rasanya aku sedikit lega."

Tok
Tok

"Non Fasya bangun ini Bibi siap-siap untuk sekolah dan sarapan." Bi Inem mengetuk pintu kamar Fasya

Fasya pun segera menjawab dari dalam kamar, "Ya bi ini masih ganti."

"Baik Non bibi tinggal dulu." Bi Inem meninggalkan Fasya yang masih di dalam kamar menatap kosong

Ingatan nya terulang kembali ketika kemarin malam.Dia mendengar suara minta tolong,suara isakan,wajah sang ayah tergambar jelas di ingatan nya.

Fasya menutup telinga dan mencengkram rambut sehingga ada yang sebagian patah,dia terus menangis tersedu-sedu.

Beberapa menit kemudian Fasya kembali sadar dan segera mandi,ganti seragam dan sekolah lagi.Beruntung dia Islam karena memakai hijab,seragam harus lengan panjang.Jadi dia tidak perlu khawatir jika yang lain tanya tentang luka sayatan baru di lengan nya.

Fasya pun segera beranjak turun untuk ke dapur,dia mencoba untuk menyapa Orang tua nya dan kakaknya yang tengah sarapan pagi di meja makan.

"Pagi Ma,Pa,Kak Nat." Sapa Fasya

Adira dan Rafa hanya diam menulikan pendengaran telinga ketika Anak kedua mereka menyapa.

"Pagi juga dek Fas." Balas Kak Nat

Fasya tersenyum sangat lebar hanya untuk menutupi kesedihannya di hadapan orang tua nya dan kakaknya.Dia tidak mau terlihat menyedihkan dan lemah di hadapan mereka.

Ketika Fasya ingin mengambil piring,kegiatan nya terhenti suara sang mama...

"Jangan ambil piring itu,nanti piring nya kotor karena kamu makan pakai piring itu." Potong Adira

"Bi Inem!" Teriak Adira

Bi inem pun datang dan bertanya "Ya Nyonya ada apa?"

"Bibi udah siapkan makanan kan untuk anak sial itu,Kalau sudah siapkan makanan untuk nya karena kami tidak mau piring dan sendok yang ada di meja ini di pegang oleh tangan haram nya." Perintah Adira

"Baik Nyonya,Non Fasya tunggu sini dulu biar Bibi ambilkan makanan nya untuk non." Bi Inem menuruti perintah Nyonya Adira,Fasya mengganguk paham dan tersenyum manis.

Di tengah dia tersenyum lebar lagi-lagi dia mendengar suara Mama nya menolak makan dengan piring dan sendok yang tersedia di meja makan.

"Fas come on don't make chaos again,Ayo kumohon pergilah suara suara." Monolog Fasya menutup matanya alis nya saling berkerut

Melihat gelagat aneh dari Fasya membuat Adira bertanya "Heh lo anak sial kenapa Lo?"

"Udahlah sayang gak usah pedulikan dia,mungkin dia hanya ingin cari perhatian saja." Cuek Rafa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bertahan Demi mendapatkan kebahagiaan😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang