Kini pukul setengah dua belas malam, setelah selesai menghitung jumlah setoran bulan ini dari 4 men crew. Jonggun pun memutuskan untuk pergi keluar mencari angin dikarenakan dirinya yang bosan melihat gundukan uang yang tak ada habisnya terus menerus.
Malam ini terasa begitu sepi, dan tenang, Jonggun merogoh saku celananya, mengambil batang rokok serta korek api dari sana.
Ia menggigit rokoknya, dan membakar ujung rokok tersebut dengan korek api. Jonggun menaruh kembali korek apinya ke saku celananya, lalu berjalan menyusuri gangbuk dengan kedua tangan yang dimasuki di saku celana.
Mata pekatnya menatap kearah langit-langit yang terlihat luas tanpa hujung, Jonggun menghela nafasnya.
Tidak lama pendengarannya menangkap suara tawa seseorang dari seberang jembatan, awalnya Jonggun acuh, namun semakin lama suara tawa tersebut semakin aneh didengarnya, suaranya mengusik indra pendengaran Jonggun.
Jonggun memutuskan untuk menghampiri sumber suara tersebut, matanya membelalak saat melihat seorang pemuda berambut pirang tengah berdiri sambil tertawa tidak jelas diatas pembatas jembatan.
Pemuda itu terlihat ingin melompat dari atas jembatan, Jonggun dengan cepat berlari menarik Pemuda itu kebelakang.
Brak!
Pemuda itu jatuh diatas Jonggun, bukannya bangun, ia justru diam berbaring diatas tubuh Jonggun.
Yang tadinya tertawa, pemuda itu sekarang justru menangis.
Bikin Jonggun bingung setengah mati.
Si rambut pirang akhirnya bangun berdiri, "Apa gunanya kau menyelamatiku? Tak usah ikut campur pada urusan orang lain."
Jonggun memasang raut wajah tak terima, "Lah udah ditolongin bukannya makasih." Ujarnya.
"Kau terlihat seperti orang dengan uang yang melimpah."
Jonggun kembali mengernyitkan dahinya, ucapan Pria didepannya ini sedari tadi random sekali.
"Kau ini mabuk?"
Si rambut pirang menggeleng sambil menyengir tidak jelas.
"Apakah boleh aku merampokmu? Ada berapa banyak uang di dompetmu?" Ia bertanya dengan lantangnya.
Jonggun menghela nafasnya.
"Kau ini tadi ingin bunuh diri jangan-jangan karena tidak punya uang?"
Pria pirang tadi justru menyengir, "Tolong izinkan aku mencopetmu tanpa harus kabur setelahnya, aku tidak bisa lari, kakiku sedang sakit."
Jonggun memijat pangkal kepalanya, ia mengeluarkan dompetnya, ia mengarahkan dompet miliknya pada si pirang, "Ini semuanya, mau?" Tanyanya.
Pria itu menyengir tidak jelas, sepertinya Jonggun benar, Pria itu betul-betul mabuk, "Mau mau mau!"
"Ada syaratnya."
Pria pirang didepannya sudah mulai sempoyongan, ia ingin pingsan.
"Apa syaratnya? Apakah kau ingin ku cium? Atau kau ingin memakai tubuhku? Memperkosaku? Atau kau ingin-"
Brak!
Pria pirang dihadapannya ambruk begitu saja, padahal ucapannya betul, Jonggun ingin memakai tubuhnya. Pinggang rampingnya membuat Jonggun ingin melingkarkan tangan besarnya disana. Seks itu kan salah satu jalan keluar Jonggun saat sedang banyak pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[13+] gungoo// he's high
FanficKarna Yamazaki Jonggun punya beribu cara untuk memuja Jungoo disetiap hembus nafasnya, dan Nomen punya beribu cara untuk membuat Jonggun dan Jungoo tak akan pernah bisa bersama, selamanya. [ an gun & goo fan fictional. written in bahasa by @sixginge...