prolog

125 18 1
                                    

Kebahagiaan selalu diiringi dengan kesedihan yang akan datang silih berganti. Setiap hari seseorang bisa bertemu dengan orang-orang baru dan berpisah dengan orang lama. Terkadang tak semua pertemuan bisa memberi kebersamaan. Bahkan ada yang berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan.

Perpisahan semacam takdir yang selalu ditemui semua insan manusia.
Namun setiap perpisahan dan kata selamat tinggal bukanlah akhir dari sebuah kehidupan. Bahkan terkadang dari perpisahan itu kamu mendapatkan banyak pelajaran.
.
.
.

"bunda... tungguin Lio ya,Lio sebentar lagi sampai.Lio ada kejutan buat bunda, bunda pasti senang." Remaja itu Tak henti-hentinya tersenyum disepanjang perjalanan.wajahnya terlihat bahagia, senyuman Terus mengembang di bibir manisnya nya.
Hari ini, ia telah memenangkan olimpiade matematika tingkat SMP.

Remaja itu bernama ARSELIO ADELARDO BAGASKARA,seorang remaja berusia 15 tahun.kini Arselio duduk di bangku kelas 2 SMP,dan menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.

Arselio menggenggam amplop berisi uang, yang ia dapatkan.rencananya, Arselio akan menggunakan uang tersebut untuk pengobatan ibunya, yang mengidap penyakit kanker.Arselio sudah tak sadar, untuk segera Sampai,dan menunjukan pialanya pada sang bunda.

"Tap"

Langkah Arselio berhenti, tepat didepan sebuah rumah yang terbilang cukup sederhana,dengan bunga yang menghiasi sekeliling rumah nya.bunda Arselio memang Sangat menyukai bunga,tak aneh jika dirumah terdapat banyak sekali tanaman bunga yang tumbuh dengan subur dan indah.

Arselio mengerut keningnya, wajahnya berubah menjadi bingung.ada apa disini? kenapa banyak sekali orang dirumahnya?apa telah terjadi sesuatu?

Fikiran remaja itu mulai menjalar kemana-mana,ia Masih diam ditempat dengan mata yang sudah berkaca-kaca.sedetik kemudian datang seorang wanita yang langsung memeluk tubuh Arselio,disertai airmata yang membanjiri wajahnya.Arselio bingung,apa yang sebenarnya terjadi.

Banyak sekali yang ingin Arselio tanyakan, tapi bibirnya terasa berat untuk berucap,bahkan airmata jatuh dengan sendirinya.

"Ada apa?," Setelah beberapa saat suasana hening, Arselio memberanikan untuk menanyakan perihal yang terjadi.tapi wanita paruhbaya itu malah kembali menangis, bahkan tangisannya pun terdengar sangat jelas ditelinga Arselio.

"Tante kenapa nangis?" Tanya Arselio tak mengerti, wanita paruhbaya itu melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Arselio sendu.

"Lio yang sabar ya, Tante tau Lio anak yang kuat."

Degh!
Arselio semakin tak mengerti.sabar? kuat? Apa maksud dari semua ini?

"Maksud Tante apa,Lio enggak ngerti." Arselio memejamkan mata beberapa saat, untuk menahan rasa Sesak yang menghujam dadanya saat itu.entah Kenapa ia merasa tak tenang, apa lagi setelah melihat bendera kuning terpampang jelas di depan rumahnya.

"Tante kenapa diam, Tante jangan buat Lio takut."

Arselio semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi,ia segera berlari masuk kedalam rumahnya dengan membawakan piala yang akan ia tunjukan sang bunda.

"Bunda... lihat apa yang Lio bawa,Lio menang,Lio bawakan pial..."

Prak!
Piala itu langsung dijatuhkan begitu saja, saat melihat orang yang begitu ia sayang, kini ditutupi kain putih.arselio berlari dan langsung memeluk tubuh bundanya,kesedihan terlihat jelas dari wajah Arselio.
.
.
.

AZKA  ADELARDO BAGASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang