chapter3(--)

67 11 0
                                    

   ~lio harus kuat,demi bunda.bunda selalu ada dihati Lio.sampai kapanpun Enggak ada yang bisa gantiin posisi bunda~

.
.
.

Arselio Adelardo Bagaskara

Beberapa orang mungkin pernah merasakan atau sedang menjalani fase kehidupan yang berat dan menyakitkan. Hidup seperti drama yang tak berkesudahan. Apalagi bagi mereka yang kurang bersyukur, pasti akan menganggap bahwa kehidupan ini sebagai sebuah kutukan berat.Semua takdir tuhan itu baik, hanya saja kita yang kurang bersyukur.

  Hidup dan mati, hanya Tuhan yang menentukan.kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan menerima saat sang pencipta menginginkan kita atau orang yang tersayang untuk kembali kepadanya.

Begitu juga dengan Arselio,ia tidak pernah meminta,agar takdirnya  dirancang dengan serumit ini. Ia hanya ingin hidup seperti anak-anak lain, yang mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya.tapi takdir  sepertinya tak mengizinkan,malah membuatnya jatuh,dan harus berjuang seorang diri.

Inne menatap nanar wajah Arselio,Begitu pahitnya kehidupan yang dijalani bocah malang itu.inne hanya berharap,jika Arselio bersedia menerimanya sebagai pengganti ibunya—Mira.

Selama ini,inne selalu merasa kesepian.sudah lama ia menginginkan seorang anak,namun tuhan belum mempercayai nya.dan sekarang,Inne sadar jika Arselio lah orang yang sudah tuhan titipannya untuknya, Walaupun bukan dari rahimnya sendiri.

"Ibuk nangis?," Tanya Arselio

Inne menghapus airmatanya,lalu menggeleng.ia tak ingin Arselio tau tentang kesedihannya.

"Ibuk Enggak papa,"

Arselio memeluk tubuh inne.entah kenapa ia merasa sangat nyaman berada di pelukan gurunya itu.sekarang, Hanya tari yang ia punya,ia sudah tidak mempunyai siapapun lagi.Arselio berharap, suatu saat nanti ia bisa bertemu dengan ayah kandungnya.

"Gimana kalau kita keluar,Beli makanan.kamu pasti lapar," ujar inne, yang langsung mendapatkan anggukan cepat dari Arselio.

"Mau makan apa?"

"Terserah ibuk aja,Lio makan semuanya hehe."

Inne tersenyum,lalu mengelus pucuk kepala Arselio.ia terlihat menggemaskan jika tertawa seperti itu.

"Yaudah, gimana kalau kita makan bakso aja? Ibuk tau tempat bakso yang enak,"

"Beneran buk?ayo,Lio udah enggak sabar makan baksonya." Arselio terlihat begitu bersemangat.lagipula perutnya sudah keroncongan sejak tadi.

.
.
.

Tak butuh waktu yang lama, keduanya sudah sampai di tempat bakso yang sudah inne katakan.benar saja, baksonya terasa benar-benar enak.Arselio sampai tak berhenti mengunyah, hingga mulutnya sudah dipenuhi oleh bakso.

Uhuk! Uhuk!

Arselio berbatuk.dengan cepat Inne memberikan teh yang sudah ia pesan.

"Makannya hati-hati," ujar inne pelan

Arselio hanya mengangguk,ia lalu kembali melahap baksonya.entah lapar atau memang rasanya enak, Arselio seperti tak mau berhenti menikmati memakannya.sedangkan inne sendiri hanya memerhatikan Arselio makan.bahkan makanannya belum disentuh sama sekali.

"Ibuk kenapa enggak makan?,"tanya Arselio

"Ibuk udah kenyang,kamu makan aja.kalau kurang,pesan lagi, nanti biar ibuk yang bayarin."ujar inne tersenyum hangat.
Arselio hanya mengangguk sebagai jawaban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZKA  ADELARDO BAGASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang