"aku enggak setuju sama ide kamu!" Dani tak habis Fikir dengan permintaan istrinya itu.tiba-tiba saja inne ingin mengadopsi anak, yang tak lain adalah muridnya sendiri.
"Kenapa mas? Arselio anak yang baik, Enggak ada salahnya kita angkat dia jadi anak kita.lagipula dia udah enggak punya siapa-siapa,ibunya udah meninggal, sedangkan ayahnya Enggak tau ada dimana.aku kasihan sama dia, mas."
"Aku enggak masalah kalau kamu mau adopsi anak,tapi liat dulu asal usul keluarganya gimana.ayahnya aja Enggak ada, bisa aja kan dia tuh anak haram? Aku enggak mau ya, punya anak hasil dari zina!"
"Aku emang enggak tau banyak tentang keluarganya,tapi aku Yakin dia anak yang baik.kita juga udah lama kan pengen punya anak?"
"Tapi kenapa harus dia,Ne.masih banyak anak diluaran sana, yang masih butuh keluarga.kamu tinggal pilih aja,biar aku yang cariin."
"Enggak,aku enggak mau yang lain,aku mau Arselio.keputusanku udah bulat mas,aku harap kamu mau menerima Arselio sebagai anak angkat kita." Ujar inne lalu pergi begitu saja.
Dani meraup wajahnya kasar, merasa kesal dengan keputusan yang diambil istrinya itu.bukannya ia tak ingin mengadopsi Arselio,tapi nama itu Sangat mirip dengan anaknya dari mantan istrinya dulu.
Dani sengaja tak menceritakan tentang masa lalunya,ia tidak ingin inne kecewa karena telah membohonginya.dulu sebelum menikah,Dani mengaku kalau ia belum menikah.makannya inne setuju,dan mau menerima lamarannya.
"Mau kemana kamu?," Tanya Dani saat tari keluar dari kamarnya
"Aku mau kerumah Arselio, buat ngecek kondisi dia." Balas inne dingin.ia sepertinya masih marah tentang kejadian tadi.
"Yaudah,aku antar ya?"
"Enggak usah mas,aku bisa sendiri." Ujar inne, Lalu pergi begitu saja.
Dani menghela nafas panjang, berusaha mengontrol emosinya agar tidak meledak.kali ini ia harus mengalah,Dani tidak ingin hubungannya dengan inne bermasalah cuma gara-gara ini.
***
"Saya mohon om,jangan ambil rumah saya.ini adalah satu-satunya peninggalan almarhum ibu saya, tolong kasih saya waktu.saya Janji bakal lunasi hutang-hutang ayah saya,hiks."
"Tidak bisa! Kami sudah memberi waktu cukup lama untuk kalian membayar hutang.sesuai perjanjian, rumah ini yang akan jadi jaminannya."
"Jangan om,hiks.ibu saya baru saja meninggal,saya belum bisa membayarnya sekarang hiks."
"Saya tidak perduli! Cepat tinggalkan rumah ini,atau kami bisa berbuat nekat!"
Arselio terus memohon agar rumahnya tak diambil.orang-orang itu rupanya tak main-main dengan ucapannya.barang-barang yang ada di rumahnya sudah hancur dan berantakan.Arselio hanya bisa menangis,dan memohon agar mereka menghentikan aksi mereka.
Inne yang baru tiba tercengang saat melihat Arselio bersujud di kaki orang-orang yang tak mempunyai hati itu.mereka tak mempunyai hati nurani, membiarkan anak tak berdosa bersujud seperti itu.
"Ada apa ini?,"
Inne langsung menarik tangan Arselio, memintanya untuk bangun.namun Arselio menolak,ia tidak ingin rumah satu-satunya peninggalan ibunya diambil.
"Saya mohon om, jangan ambil rumah saya.saya Janji akan lunasi hutang ayah saya,beri saya waktu om... Hiks"
"Hutang?," Kaget inne
"Iya,ayah anak ini mempunyai hutang dengan bos kami.sesuai perjanjian, jika tidak bisa melunasi hutang,rumah ini yang akan jadi jaminannya."
"Tapi tidak seharusnya bapak melakukan ini.anak ini baru saja kehilangan ibunya.harusnya bapak mengerti situasinya!"
"Saya tidak perduli! kami sudah memberi waktu cukup lama, untuk mereka membayar hutang.tapi sampai sekarang hutangnya masih belum dibayar.jadi sebagai gantinya, rumah ini yang akan kami sita."
"Emang betapa hutangnya? Biar saya yang akan bayar!"
"Seratus juta!"
"Baik,akan saya transfer.tapi sesudah itu,bapak pergi dari sini.dan jangan pernah menggangu anak ini lagi."
.
.
."Kalau ibuk boleh tau,ayah kamu kemana?'
Arselio hanya diam, kepalanya menunduk menyembunyikan airmata yang sebentar lagi akan jauh.
"Maaf kalau pertanyaan ibuk buat kamu sedih,"
Arselio menggeleng,lalu beralih menatap inne.kini airmata sudah membasahi pipi mulusnya.
"Lio, boleh peluk ibuk Enggak?"
Inne mengangguk,lalu memberikan pelukan terhangatnya untuk Arselio.mengelus punggungnya dengan begitu lembut.Tangisan Arselio terdengar sangat lirih, yang membuat hati inne ikut teriris.
Entah kenapa, melihat Arselio menangis seperti itu membuat inne semakin tak tega.hatinya seolah ikut hancur,dan merasakan apa yang Arselio rasakan.
Inne semakin yakin, untuk mengangkat Arselio menjadi anaknya.ia tak perduli,Jika Dani melarangnya.Jika bukan dirinya,siapa lagi yang akan menolong Arselio? Anak itu sudah cukup menderita ditinggal ibunya.
"Kamu ikut ibuk ya?," Tanya inne lembut
"Kemana?"
"Kerumah ibuk, kita tinggal disana."
"Maaf buk,Lio Enggak bisa."
"Kenapa?,"
"Gimana kalau ayah kesini, Lio nya Enggak ada?"
Inne hanya diam.untuk saat ini ,ia tidak bisa memaksakan Arselio.
"Hari ini ibuk Enggak ngajar?"
"Enggak,ibuk mau temenin kamu Disini.ibuk Enggak tega ninggalin kamu sendiri,"
"Lio Enggak papa kok buk, lebih baik ibuk berangkat ke sekolah.Lio Enggak mau ibuk kena tegur karena ngurusin Lio,Lio bisa sendiri kok."
"Yakin?,"
Arselio mengangguk.
"Yaudah kalau gitu,ibuk berangkat ngajar dulu ya.kalau ada apa-apa panggil ibuk,"
"Iya buk"
Dengan berat hati,Inne harus pergi.ia harus menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai seorang guru.walaupun dalam hati kecilnya,ia tak tega meninggalkan Arselio sendiri dalam keadaan seperti itu.
***
Sedangkan Disisi lain, Dani semakin tak tenang.ucapan inne tadi benar-benar mengganggu pikirannya.
"Sayang..." Seorang wanita muda,masuk ke ruangan.ia adalah sekretaris sekaligus pacar Dani.
Melihat Alexa-pacarnya, membuat Dani sedikit merasa tenang.wajah cantik Alexa seolah menjadi obat penenang yang ampuh untuknya .
"Kamu kenapa enggak angkat telepon aku sih?"
Dani tersenyum,lalu mencubit pipi mulusnya Alexa.membuat pipi wanita itu memerah karena malu.
"Kapan nih,kamu nikahin aku? Aku udah enggak sabar pengen jadi istri kamu,"ujar Alexa manja
Dani hanya diam.tak mungkin ia menikahi Alexa, bisa-bisanya harta yang ia miliki sekarang akan di rampas oleh inne.semua kekayaan inne, belum ia ambil.Dani tidak mungkin melepaskan berliannya begitu saja.
"Sabar ya, Sayang.aku pasti bakal nikahin kamu,"
"Tapi kapan,mas.aku malu dikatain Sama karyawan-karyawan lain."
"Emang mereka bilang apa?,"
"Mereka bilang aku pelakor,aku kan kesel."
Titik Sambung!
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA ADELARDO BAGASKARA
De Todo'Bunda,doain Lio ya.hari ini Lio ikut lomba olimpiade matematika.kata temen-temen ada hadiahnya.nanti kalau Lio menang, uangnya untuk bawa bunda kerumah sakit, biar bunda Sembuh,' . . Bunda... Lio menang, Lio bawa piala buat bunda.Lio Mohon bunda,bu...