Part 2

289 38 0
                                    

"Duh.. gue dimana nih?" Gumam Chika sambil melihat ke sekelilingnya.

Terlihat ada Ashel, ia adalah teman Chika dari SD. Chika dan Ashel bersahabat karna orang tua mereka adalah partner bisnis.

"Akhirnya bangun juga ni bocah, lo ngapain sih Chik? Sampai pingsan gitu?" Tanya Ashel dengan wajah sedikit cemas.

"Ssstttt.. lo jangan banyak tanya dulu, gue masih pusing." Chika mengusap - usap kepalanya.

"Emang dasar lo." Ashel memutar bola matanya nya malas.

"Grkk.. grrkk.. grrkk"

Ashel mendengar suara perut Chika.

"Lo mau apa? Biar gue yang beliin ke kantin." Ucap Ashel yang sudah beranjak dari kursi di samping brankar Chika.

"Hehehe.. lo tau aja gue laper. Gue mau bakso deh."

"Yaudah, tunggu disini jangan kemana - mana." Ashel pun pergi meninggalkan Chika sendiri di ruang UKS.

***

Chika tertidur karna menunggu Ashel terlalu lama, padahal perutnya sudah memberontak.

"Dreett.. Dreett..."

"Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Tok.. Tok.. Tok.."

Chika menoleh ke arah pintu.

"Hai, kenalin gue Aldi." Aldi mengulurkan tangan mengajak Chika berkenalan.

"Eeuum, nama gue Chika. Ada apa?" Tanya Chika bingung.

"Nih gue bawain roti sama minuman, kali aja lo laper." Aldi mengulurkan roti dan minuman yang ia bawa kepada Chika.

"Buat semua panitia dan siswa baru harap segera menuju ke lapangan, karna acara penutupan MOS untuk hari ini akan segera di mulai."

Aldi yang mendengar pengumuman itu pun langsung bergegas pergi dan meninggalkan roti dan minuman yang ia bawa untuk Chika di meja samping brankar tempat Chika Istirahat.

"Ma- makasiih banyak ya.." Chika berbicara sedikit lebih keras.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Chika yang sedari tadi hanya berdiam di UKS pun bersiap - siap untuk pulang. Chika mencari kunci mobil nya, mencari di semua kantong yang ada di tas nya, di saku rok dan baju pun juga tidak ada.

"Oo iyaaa.. mungkin tadi pas gue pingsan kunci mobil jatoh di lapangan." Tanpa berlama - lama Chika bergegas menuju lapangan walaupun lutut kanan nya masih terasa nyeri karna jatuh tadi pagi.

Saat Chika sampai di lapangan, ia mencari kunci mobil tersebut di tempat yang ia perkirakan adalah tempat pingsannya. Tapi nihil, kunci mobil itu belum juga di temukan.

Chika mencoba menelusuri lorong - lorong sekolah yang ia lewati tadi pagi pun hasilnya sama saja zonk, kunci mobil Chika tidak juga di temukan.

Chika yang sudah lelah dan kaki nya yang semakin terasa nyeri pun memutuskan untuk duduk di koridor utama sekolah, Chika bingung harus apa. Hp nya low bat.

"Apes banget idup gue hari ini. Coba ajaa kalo ni hp idup, pasti gue bisa ngabarin ashel buat jemput." Chika pun mendumal di dalam hati.

Tak beberapa lama, tiba - tiba ada seseorang yang menjulurkan kunci mobil Chika dari samping.

"Ini kunci mobil lo."

Chika terkejut saat mengetahui bahwa orang itu adalah Vyon. Chika berdiri dan menarik kasar kunci mobil itu dari tangan Vyon. Saat Chika hendak pergi, Vyon menahannya.

"Eh tunggu." Vyon menarik tangan Chika dan membawanya duduk kembali.

Chika terkejut saat Vyon mengobati luka di lututnya secara tiba - tiba.

"Eh lo apa - apaan sih, main pegang aja." Ucap Chika kesal.

"Udah lo diem aja." Ucap Vyon sambil mengobati luka Chika.

Saat selesai mengobati luka Chika, Vyon pun berdiri dan pergi meninggalkan Chika begitu saja.

"Emang aneh tu orang, amit - amit gue berurusan sama dia lagi." Dumal Chika dalam hati sambil mengetuk lembut dahi nya.

***

Tok..tok..tok"

Tanpa menunggu jawaban Chika, Shani langsung masuk ke kamar putri semata wayangnya itu dengan wajah khawatir.

"Chikaa.. Chikaa sayang mama, kamu ga kenapa - kenapa kan? Tadi Ashel bilang kamu pingsan di sekolah." Wajah shani penuh khawatir.

Chika yang memang menunggu kedatangan mama nya itu langsung memeluknya. Di sekolah atau di luar lingkungan rumah, Chika memang sok kuat. Tapi jika sudah bersama Shani dan Arga, Chika akan seperti bayi.

"Mamaa.. hikss.. kaki aku.. hikss." Chika merengek dan memperlihatkan kaki nya yang sudah di tutup plaster itu kepada Shani.

"Aduuh, kenapa bisa begini anak mama? Siapa yang berani - berani nya bikin anak mama luka begini?"

"Kalo gue bilang siapa yang bikin kaki gue begini, nanti pasti mama ke sekolah nyariin tuh orang. Aahh.. nanti malah ribet." Gumam Chika dalam hati.

"Kenapa diam aja sayang?" Shani semakin penasaran dengan siapa yang membuat putrinya terluka.

"Tadi kan Chika hampir telat ma, Chika lari dong. Terus, kaki Chika keselimpet." Ucap Chika bohong.

"Kan tadi papa udah bilang sayang, kamu ke sekolah nya di antet mang supto aja. Coba aja tadi kamu nurut pasti gaakan telat dan luka kaya gini." Shani memeluk Chika dan mengusap punggung nya.

Chika yang mendengar perkataan mama nya itu hanya diam dan memeluk Shani dengan sangat erat.

"Sekarang kamu siap - siap ya, karna sebentar lagi ada tamu yang akan ikut makan malam bersama kita." Ucap Shani sambil mengecup puncak kepala Chika dan keluar dari kamar.



Gimana part 2 nya, seru gak?
Semoga aja menghibur kalian yaa, lumayaann buat nemenin kehaluan kalian sama nona Yessica Tamara🤪

Gimana part 2 nya, seru gak?Semoga aja menghibur kalian yaa, lumayaann buat nemenin kehaluan kalian sama nona Yessica Tamara🤪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yaa..
Support dari kalian sangat berarti buat aku untuk melanjutkan cerita ini🥰

Terima kasih💛

Cerita Chika (Yessica Tamara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang