Rahasia Time Robo dan EngineOh

14 1 0
                                    

Warning!
Chapter ini mengandung unsur "trans male characters".
Gijinka EngineOh dan Gijinka Time Robo.
Yang  transfobic, diharapkan tidak membacanya.
Mumpung masih bulan Juni dan author juga nanggung buat buku baru, jadi author masukkin ke sini.

Beberapa tahun sebelum EngineOh dan Time Robo bertemu,

Sudah hampir setengah tahun semenjak EngineOh menginjakkan kakinya ke kota ini. EngineOh merasa bebas tanpa tekanan apapun, walaupun sangat berat baginya untuk meninggalkan kota kecil tempat dia tinggal sebelumnya. Setidaknya dia bisa hidup dengan jati dirinya tanpa harus bersama dengan orang-orang yang memperlakukannya seperti gadis kecil.

Semenjak EngineOh mengatakan dengan jujur kalau dia mengalami ketidakselarasan antara gender dia dilahirkan dengan identitas gender yang dia yakini (dalam hal ini, ini disebut gender dysphoria), keluarganya tidak menerima hal itu dan meminta EngineOh untuk tetap mengikuti gaya hidup dari gender dia dilahirkan. Pada akhirnya, EngineOh pun diusir dan mengalami pengasingan dari keluarganya sendiri.

Walau sudah hampir setengah tahun, EngineOh tidak punya teman. Sebenarnya dia bisa saja berinteraksi dengan siapapun, tapi dia takut kalau hal yang dia alami dengan keluarganya akan terulang lagi.

Hingga suatu ketika, dia bertemu dengan seseorang yang mengenakan baju yang didominasi warna silver, merah dan T-shirt dengan segitiga berwarna hijau di dadanya.

EngineOh bermaksud untuk mengabaikannya.

"Hai."

Dia tetap memanggilnya walaupun EngineOh mengabaikannya.

"Kenapa kau sendirian saja? Mau aku temani?"

"Cih, kenapa dia sok akrab begitu?" batin EngineOh.
"Sebenarnya aku ingin berkonsultasi ke dokter, dan kupikir kau searah denganku, jadi...."

"......."

"......"

"Baiklah, kalau kau mau," EngineOh mengatakan itu tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Akhirnya EngineOh pergi ke rumah sakit bersama dengan laki-laki itu.

"Maaf, aku langsung mengajakmu bicara padahal kau tidak mengenalku. Aku Time Robo," kata laki-laki yang menyebut dirinya "Time Robo".
"EngineOh. Namaku EngineOh," balas EngineOh singkat.

-------------

EngineOh sudah selesai berkonsultasi dengan dokter mengenai terapi hormonnya. Laki-laki itu rela menunggunya diluar, bahkan dia menemani EngineOh ketika dia pulang.

"Jadi..., apakah kau akan rutin ke dokter untuk menyuntikkannya atau kau mau melakukannya sendiri?" tanya Time Robo.

EngineOh menoleh ke arah Time Robo. Padahal dia tidak mengatakan apa-apa, tapi kenapa dia bisa tahu? Apakah dia membaca pikirannya?

"Aku akan melakukannya sendiri, walaupun aku..."

"Belum berani melakukan injeksi sendiri."

Lagi-lagi.

Apakah dia benar-benar bisa membaca pikiran EngineOh?

"Kalau kau mau, aku bisa bantu kau untuk melakukannya. Setidaknya sampai kau paham cara melakukannya," kata Time Robo.

--------

Di apartemennya EngineOh,

EngineOh mempersilakan Time Robo untuk masuk dan memintanya untuk duduk di ruang tamu, sementara dia mengeluarkan perlengkapan injeksi yang dia beli setelah konsultasi dengan dokter.

Time Robo hanya diam saja ketika dia melihat jarum suntik, swab alkohol dan satu botol berisi hormon testosteron di meja. Diam-diam, EngineOh memperhatikan ekspresi Time Robo yang nampaknya seperti orang yang sudah terbiasa melihat semua itu. Hal itu membuat EngineOh berpikir mungkin dia sudah sering menyuntikkan testosteron untuk orang-orang yang melakukan terapi hormon.

"Baiklah, kau ingin menyuntikkannya di bagian mana?" tanya Time Robo.
"Di lengan," jawab EngineOh.
"Maaf, tapi kupikir lebih bagus di bagian paha atau bagian sekitar pinggang," tukas Time Robo.
"Jangan macam-macam!" seru EngineOh.
"Jangan berpikiran macam-macam! Kamu mau dibantu atau tidak?!"

Waktu berganti ke sore hari (EngineOh ke dokter siang hari sekitar jam 14:00), EngineOh akhirnya mengalah dan membiarkan Time Robo menyuntikkan hormon testosteron di area pinggangnya.

"Kamu pakai chest binder yang panjang kan? Kenapa kamu harus malu?" tanya Time Robo.
"Soalnya, aku tidak pernah berinteraksi dengan siapapun semenjak aku datang ke kota ini. Jadi...," EngineOh tidak tahu bagaimana dia menyelesaikan kata-katanya. Dia memang tidak begitu baik dalam merangkai kata-kata.
"Jujur saja, dulu aku juga sering memakai itu. Jauh sebelum dioperasi," kata Time Robo.
"Dioperasi? Dioperasi karena apa?" tanya EngineOh.

Time Robo tidak mengatakan apapun. Dia hanya melepaskan T-shirt yang dia kenakan, memperlihatkan dua luka bekas operasi di bagian dadanya yang terletak di bawah putingnya.

"Eh? Jadi kau juga sama denganku?"

"Iya, jadi aku mengerti mengenai kondisimu. Dan maaf, karena aku tidak cerita tentang ini sebelumnya karena aku tahu itu seharusnya menjadi hal yang bersifat privasi," kata Time Robo.
"Tidak, tidak masalah. Setidaknya aku tahu kalau aku tidak sendirian," kata EngineOh. "Jadi..., kita berteman?"
"Tentu. Kalau kau perlu sesuatu, kau bisa bilang ke aku, oke?" kata Time Robo.

Semenjak hari itu, EngineOh tidak kesepian lagi.
Dia tahu kalau dia tidak sendirian karena ada Time Robo yang selalu menemaninya.

Maaf banget kalau author masukkin ginian ke buku ini. Kebiasaan author kalau tiap bulan Juni bikin cerita model gini.
(Semoga author tidak dapat komentar berisi ancaman dari orang-orang sensian diluar sana)

Daily Life in Sentai Robo CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang