Who Are You - 01

654 78 20
                                    

castnya masih sama kek yang sebelah

happy reading sengkuu

jangan lupa feednya

***

Selasa pagi diawal bulan ini menyambut Karin Almaura yang masih terlelap dialam mimpi, tidak ada tanda-tanda akan bangun dari gadis itu. Bahkan suara alarm juga panggilan telepon sudah memenuhi kamarnya.

Dengan terpaksa, Karin mengambil handphonenya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Woi monyet." begitu panggilan terhubung, yang Karin dapatkan sebuah sapaan hangat dari sang sahabat.

"Lo mau absen berapa bulan sih? ini udah hampir 3 minggu..."

Belum sempat Karin menjawab pertanyaan temannya itu, Abel sudah lebih dulu melanjutkan kalimatnya dan membuat Karin lagi-lagi terdiam.

"Rin, lo udah ngulang jadi maba berapa kali? gue tanya, gak capek emang?"

Karin berdecak sebelum membuka kedua matanya, menatap layar ponsel yang masih tersambung dengan Abel.

"Capek Bel makannya gue milih berhenti sekarang."

Ada banyak pertimbangan yang Karin lalui sendirian, rasa takutnya tidak lagi mendominasi kala mengingat perkataan sang ibu yang katanya sudah tidak peduli dia mau seperti apa. Karin hanya ingin diperhatikan oleh orang tuanya, ditanya perihal kesehariannya sebagai anak.

"Gak usah melamunin yang aneh-aneh lo. Habis kelas, gue kesana." ucap Abel yang kemudian panggilan teleponnya terputus.

Karin kembali memejamkan matanya, berharap hari ini akan cepat berlalu. Namun semesta tidak pernah berpihak padanya, barang sedetikpun. Gadis itu menutup kedua telinganya, saat suara orang tuanya terdengar dengan jelas.

Sebuah rumah yang tak lagi utuh, sepasang orang tua yang mendahulukan egonya dan seorang anak yang mati-matian mempertahankan kewarasannya.

***

Sudah hampir menjelang sore namun Abel belum juga datang, membuat Karin mau tak mau menunggu dijendela kamarnya. Sesekali menggerakan kedua kakinya yang menjuntai kebawah, menikmati angin sore dengan ditemani sebatang rokok yang akhir-akhir ini sering dia bawa.

Melupakan kejadian pagi, dimana orang tuanya kembali bertengkar karena keuangan juga hilangnya kepercayaan masing-masing. Mereka bertahan dalam keadaan hancur hanya untuk melindungi Karin, lebih tepatnya agar Karin dapat meneruskan pekerjaan orang tuanya ketika sudah waktunya.

Karin menolak, karena dia ada bukan karena cinta orang tuanya. Namun hasil tuntutan keluarga dan harus meneruskan perusahaan ayahnya.

Larut dalam lamunannya, Karin tersadar ketika sebuah kerikil mendarat tepat dipipi kirinya. Gadis itu menoleh yang kemudian mendapati tatapan datar dari sang sahabat, Abel.

"Apa enaknya sih rokok?" tanya Abel seraya berjalan memasuki rumah Karin.

Karin mematikan rokoknya dan berbalik untuk masuk ke kamarnya, dia menyimpan bungkus rokok yang tersisa kedalam laci sebelum beralih mengambil segelas air yang terdapat dinakas.

Bersamaan dengan Abel yang kini sudah menutup pintu kamar Karin, Abel melempar sebuah plastik yang berisikan sekotak nasi dan ayam goreng kesukaan Karin.

"Jangan sampe lo kurus, kayak kurang gizi." ucapnya sambil merebahkan diri diatas kasur.

Karin hanya tersenyum yang kemudian mengambil plastik tersebut dan mulai memakannya.

Who Are You? | YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang