0.0

20 2 2
                                    

"Argh!"

Raja Aldric menatap pria tua dengan jubah hitam di hadapannya yang kini terduduk tak berdaya. Lengan pria itu masih berusaha menutup luka yang menganga di perut walau ia tahu usahanya tetap sia-sia karena dia akan mati cepat atau lambat.

"Kau bedebah! Kau dan keturunanmu akan hancur tak lama lagi!"

Aldric Beaufort hanya tersenyum tipis menanggapi makian yang ditujukan padanya. Lengannya mengayun dan tubuh pria tua itu melayang di udara, semakin mempersempit jarak di antara keduanya.

"Tutup mulut busukmu. Berikan aku alasan untuk mengindahkan omongan pengkhianat tua sepertimu."

Pria tua itu—Mr. Filips—mengerang saat lehernya tercekik oleh kekuatan tak kasat mata. Dalam waktu-waktu sempit menuju maut, matanya masih sempat menatap kekacauan di sekitarnya. Sungguh, menghadapi kenyataan bahwa kematiannya berada dalam genggaman Raja Aldric tidak lebih buruk daripada kemenangan bangsa Vampir atas peperangan yang sedang terjadi.

Wajah tua itu menampakkan kemarahan luar biasa saat melihat kaumnya dibantai tanpa ampun. Dimana bangsa Werewolf yang jadi sekutu mereka dan berjanji akan bertempur sampai tiba waktu kehancuran bagi bangsa Vampir?

"Filips Orphias. Sampaikan salamku pada penghuni Neraka."

Pria tua itu kembali mengalihkan atensi pada Raja Aldric. Wajah rupawan yang tampak pucat itu tampak mengerikan di bawah naungan cahaya bulan merah. Filips menegang saat seringai dengan dua taring di hadapannya memancarkan aura membunuh. Dia kenal siapa Aldric Beaufort dan dia tau ajalnya akan tiba.

Filips merasa tubuhnya terbang dan terhempas pada batang pohon yang tumbang begitu saja saat tubuhnya menghantam batang kokoh itu. Dia tidak punya waktu. Dia tahu dia akan segera mati saat Aldric kembali berhadapan dengannya. Walau langkah vampir itu tampak pelan, namun Filips sadar kematiannya tak akan menunggu walau sebentar bahkan untuk sekedar meratap.

"Exsurge tenebrae*," Bibir tua itu berucap lirih. Senyum kemenangan terbit di bibirnya saat langit kemerahan di atasnya menggelegar bergantikan dengan gumpalan hitam pekat.

Raja Aldric berhenti untuk memindai situasi yang terlalu tiba-tiba ini. Pria itu dengan gerakan cepat kembali mengambil kendali atas raga Master Filips yang semakin lemah. Wajah keduanya kembali berhadapan dan kali ini Master Filips sempat tersenyum lebar.

"Dengan kuasa kegelapan yang abadi, aku mengutuk seluruh keturunan bangsa Vampir." Ucapan Master Filips Orphias mampu membuat Raja Aldric membeku di tempat meski cengkramannya pada leher pria tua itu tak melonggar sama sekali. "Kau akan mati bersama pengikutmu dan bangsa Vampir akan terpecah. Dan jika penguasa dari golonganmu tak menemukan takdir yang digariskan oleh sang Dewi saat Crimson Moon tiba, maka seluruh keturunan Vampir akan musnah."

Kemarahan Raja Aldric dalam sekejap membunuh Master Filips begitu saja. Tubuh tua itu terkulai tak bernyawa sesaat setelah Raja Aldric semakin mengeratkan cengkeramannya. Cengkeraman itu begitu kuat sehingga kepala Master Filips terpisah dari tubuhnya yang terbujur kaku.

Kematian Master Filips Orphias seolah meredakan kegelapan yang mengganas. Raja Aldric mengangkat tinggi-tinggi kepala Master Orphias dan membiarkan janggut putihnya yang panjang menjuntai dengan darah yang menetes secara cuma-cuma.

Seluruh bangsa vampir menggaungkan kemenangan yang mereka raih dan Raja Aldric kemudian berlalu begitu saja, membawa kemarahan atas kutukan Master Filips yang direstui oleh semesta.

Seluruh bangsa vampir menggaungkan kemenangan yang mereka raih dan Raja Aldric kemudian berlalu begitu saja, membawa kemarahan atas kutukan Master Filips yang direstui oleh semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Crimson's Dictionary :
*Bangkitlah kegelapan

Crimson Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang