99 Years Later
Claire mendengus saat kepalanya serasa mau pecah. Di balik tudung hoodie yang menutupi hampir seluruh wajahnya, gadis itu memasang wajah lelah. Tatapan aneh orang-orang yang tertuju padanya membuatnya muak meski ia telah terbiasa dengan tatapan itu. Dan bayangan-bayangan dari mereka yang sudah mati seperti menghantui setiap waktu.
"Gadis itu aneh."
"Dia dan neneknya sama-sama aneh."
"Kudengar, dia bisa melihat hantu."
"Itu hanya cerita bohong. Kau benar-benar percaya?"
"Bagaimana jika itu benar?"
"Bukankah pilihan buruk membiarkan mereka tinggal disini?"
Claire hanya mampu menggeleng, mencoba mengenyahkan suara-suara dengan nada tidak suka yang berasal dari tetangganya.
"Claire, tolong aku."
"Claire, aku butuh kau."
"Claire, kumohon."
"Claire ..."
Claire merasa telinganya semakin berdengung saat bisikan-bisikan dari sosok tak kasat mata berlomba untuk mengisi pendengarannya. Gadis itu mempercepat langkah dan segera masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu cukup kasar. Entah mengapa, hari ini terasa begitu melelahkan.
Claire membuang napas berat sehingga membuat nenek yang sedang sibuk dengan rajutannya kini mengalihkan atensi penuh pada perempuan cantik itu. Sempat berbasa-basi dengan menanyakan bagaimana Claire melewati setengah hari di sekolah, Claire hanya menjawab dengan jawaban yang hampir sama setiap hari : Tidak menarik dan Membosankan.
Claire meminta ijin pada nenek untuk beranjak ke kamar dan wanita itu mengiyakan. Diikuti Mr. Boo—kucing kesayangannya—Claire melangkah cepat menuju kamar tempat dia bisa beristirahat penuh.
Claire menjatuhkan diri di atas kasur yang terasa dingin. Matanya terpejam menikmati keheningan meski bisikan-bisikan halus di sekitarnya masih tertangkap indra pendengaran. Claire sudah biasa. Tidak perlu diambil pusing.
Gadis itu mendengar Mr. Boo mengeong disusul dengan rasa hangat di area leher. Makhluk berbulu dengan tampang lucu itu nampaknya tengah mencari posisi nyaman di sekitar majikannya. Claire terkekeh dan meraih tubuh Mr. Boo. Gadis itu menciumi kucingnya dan memeluk bola bulu menggemaskan itu. Mr. Boo tidak lama mendengkur halus, terlelap bersamaan dengan Claire yang juga hanyut dalam alam mimpi.
Claire terkesiap dan terjaga dari tidurnya saat malam sudah menghampiri. Jendela kamarnya masih terbuka dan gordennya beterbangan. Gadis itu bisa merasakan angin yang cukup kencang. Langit juga tampak gelap tanpa bintang. Di luar sana cuaca terlihat tidak bersahabat.
Claire meregangkan otot-ototnya sebelum beranjak untuk menutup jendela. Hawa dingin menerpa wajahnya dan Claire tiba-tiba merasakan suasana yang cukup mencekam bahkan saat jendela kamarnya sudah benar-benar tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson
Vampire"for the sake of the greatness of the crimson moon, I make you as the part of my soul,-" ©zannanda