Keluarga

5 0 0
                                    


🎀-HAPPY READING-🎀


Hening, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang sedang beradu dengan piring. Tidak ada yang mau memulai percakapan.

"Kak Eve tidak ikut makan malam lagi?" Pertanyaan Emma memecah keheningan makan malam keluarga Johan.

"Tidak sayang." Nera, wanita berusia 38 tahun yang adalah ibu dari Emma itu menyunggingkan senyum karena tau anaknya pasti khawatir dengan kakak perempuannya.

"Kenapa? Apa Emma membuat kesalahan lagi?" Matanya berkaca-kaca, Emma tau kakaknya sangat membencinya, tapi apakah harus sampai seperti ini.

"Sayang jangan menangis, mungkin Eve pulang terlambat karena ada pelajaran tambahan di sekolahnya." Johan, ayah dari Eve dan Emma sekaligus pemilik perusahaan JA group itu pun berusaha menenangkan putri bungsunya.

"Ayah, bolehkah aku pindah ke sekolah kak Eve?" Emma memohon dengan mata yang memelas.

Johan dan Nera menatap satu sama lain, mereka bingung bisakah mereka mengabulkan permintaan putri kesayangannya itu.

"Tidak."

"Kak Eve!"

Eve datang dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan dari Emma.

"Eve! makanlah dulu nak, kau belum makan dari tadi pagi," Nera berusaha membujuk Eve agar mau makan malam bersama mereka.

"Aku tidak nafsu."

Brakk (suara pintu yang dibanting)

"Ayah dan mama lihat kan? Mata itu, dalam mata itu sangat terlihat jelas kalau kakak sangat membenciku... Kakak membenciku!!!" Emma menangis membuat Johan dan Nera bingung dan khawatir.

"Sayang tenanglah nanti ayah akan berbicara dengan Eve, OK?"

"Aku ingin sekolah dengan kak Eve..." Emma mengatakan itu dengan lirih dipelukan ibunya.

"Baiklah, besok ayah dan mama akan pergi ke sekolah mengurus kepindahanmu."

"Beneran??"

"Iya sayang."

"Aaa Emma sayang ayah!" Emma berlari untuk memeluk Johan.

Di sisi lain, Eve yang mendengar semua dari kamarnya merasa sangat marah.

"Sialan kalian semua."

Drrt drrt

Getaran di gawai milik Eve menandakan ada telepon yang masuk entah dari siapa.

"..."
"Aku sudah sampai rumah."
"..."
"Baiklah kita bicarakan besok saja."
"..."
"Tidak, aku baik-baik saja."
"..."
"Oke bye, selamat malam."

Tok tok tok

"Kakak? Apa kakak sudah tidur?" Suara Emma terdengar dari balik pintu. Sungguh, Eve sangat muak mendengarnya.

"Pergilah,"

Kriett

"Apa kau tuli? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk pergi?"

"Maaf kak, aku hanya ingin memberi kabar bahagia~ aku akan-"

"Pindah ke sekolahku?" Eve tersenyum miring.

"Iya kak! Ayah sudah mengizinkanku." Emma tersenyum sangat lebar, sampai membuat Eve merasa gemas ingin merobeknya.

"Kau pikir aku senang?"

"Maksud kakak?" Seketika senyuman yang terukir indah di wajah Emma memudar.

"Bukankah sudah jelas? Cepat pergi dari kamarku, aku ingin tidur!"

"T-tapi,"

Eve mendorong badan Emma agar keluar dari kamarnya.

Brakk (suara pintu)

"Selamat malam kak," Emma tersenyum miris melihat betapa benci kakaknya dengan dirinya.

"Oke Emma, kau juga harus tidur! Besok kita akan pindah ke sekolah kak Eve!" Semangat Emma untuk dirinya sendiri dalam hati.

🎀-TO BE CONTINUE-🎀

Jangan lupa vote dan komen ya!

Terima kasih sudah mampir di ceritaku<3

Red UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang