4-new person

374 224 92
                                    

Enjoy the story happily🦋
don't forget to vote and comment🙌
.______________________________________.
.

.

.

.

.

Pembelajaran pertama di isi dengan matematika wajib. Sungguh sarapan yang mantap bukan?

Lia memang tergolong murid berprestasi di kelas nya, Ia menduduki peringkat ke dua setelah Fajar, yang juga berstatus teman dekat Rayn dan Lia. Namun, hal itu tak memungkiri bahwa dia tetap membenci matematika. Itu pula yang menyebabkan Ia memilih jurusan IPS.

Situasi penyelamat nya datang, saat otak nya sudah menangis kesusahan karena pusing menyimak angka-angka di depannya.

Tok tok!

"Permisi pak! ada informasi untuk Fajar dan Lia, mereka di panggil ke Kesiswaan." Sahut seseorang siswa kelas dua belas dengan sopan.

"Yes!" Refleks Lia berteriak kencang.

"Oh iya silahkan," jawab guru matematika.

"Aneh banget si Lia di panggil ke Kesiswaan seneng, tempat anak-anak bermasalah kan itutuh?" Ujar seorang siswi.

Aish, kan ini di panggil ke Kesiswaan bukan ke BK? Tapi Bk juga tempat Bimbingan kan, ga semua tentang kenakalan doang.

Ah ga peduli sama omongan nyinyir teman sekelasnya, yang penting Lia bisa menghirup udara segar walaupun dikit doang, kan?

"Jar, pssttt Ayok!"

"Hm." Si kulkas berjalan yang gantengnya kelebihan itu mulai berdiri dan mengekor Lia.

Sementara Rayn asik tidur di pojokan tanpa ketahuan.

***

Sesaat setelah bel pulang berbunyi, Lia yang sudah di gerbang menunggu Rayn—mengambil mobil di parkiran itu berdecak kesal, karena yang di tunggu tak kunjung datang. Beberapa waktu lalu memang dia mendapat kabar, bahwa manusia itu sedang berdebat menyelesaikan masalah dengan Gabby.

Lia sudah pamit ijin duluan namun di bantah mentah-mentah oleh Rayn. Biasanya memang Dia pulang bersama, walaupun duduk di belakang menjadi nyamuk. Kadang memang membuat Lia malas, tapi lebih malas lagi jika dia harus naik angkutan umum yang panas dan berdesakan.

Alhasil kinipun dia harus menunggu urusan Rayn selesai terlebih dahulu dan hanya menendang kerikil di sekitaran sepatunya untuk mengatasi kegabutan. Sekolah memang sudah tak seramai saat bubar setengah jam yang lalu, jadi di gerbang dia benar-benar sendirian.

Masih asyik dengan kegiatannya, tiba-tiba sebuah sepeda motor besar berhenti di hadapannya. Pengendaranya ternyata Dion, si ketua Osis yang sebentar lagi lengser. Orang yang tadi memberi informasi ke kelasnya.

"Halo, Lia kan? Lagi nungguin jemputan?"

"Halo kak, Iya Lia." Lia berusaha sesopan mungkin walaupun mereka hanya beda satu tahun.

Dion berparas tampan, tenang, berkharisma, cerdas, pokoknya paket sempurna dari ujung rambut sampai kaki—menurut kabar yang beredar di antero sekolah itu.

"Boleh saya anterin pulang? Sekaligus ada hal yang perlu saya bahas, mengenai lomba cerdas cermat yang kamu setujui itu. Karena Fajar sudah menolak."

Ah Iya, Lia dan Fajar di beri pilihan untuk menjadi anggota cerdas cermat mewakili sekolah mereka. Namun, karena Fajar berhalangan maka Lia mau tidak mau menyutujuinya.

My Friendzone Is Bad Boy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang