Aku segera memaki diriku sendiri saat semburan pak bian , CEO sementara di kantor besar ini. Gila , udah umur tapi omelannya badai.
" saya kan udah bilang pak saya nggak denget jam weker. Sumpah pak " ucap ku meyakinkan lagi , meski mungkin ini sudah ke 10x nya aku mengatakan hal yang serupa.
"Saya tidak peduli senna , pokoknya kalau kamu mengulangi hal ini lagi , saya pastikan kamu akan mendapatkan penurunan grade ! Ini kantor besar , senna!" Serunya.
Aku mendengus sebal. Iya pak , siapa sih yang tidak tau perusahaan digital yang sudah menjamur dimana mana? Apa harus dia mengulangi nya berkali kali seperti kaset rusak ?
" saya tau pak. " jawab ku seadanya.
" kalau saja kamu tidak mempunyai potensi disini , mungkin saya sudah akan menendang kamu dari sini. " ucap nya dingin.
Blah.
Memangnya dia siapa? Dia hanya pengganti sementara. Catat itu . Pengganti untuk sementara dari CEO yang sedang merantau ke negri antah berantah. Oh omong-omong aku tidak bohong. Real CEO yang belum kujumpai sama sekali ini memang sedang merantau ke italia untuk melanjutkan bisnis pusat disana.
Tampa babibu lagi , CEO jadi jadian sialan itu sudah masuk ke ruangan kebesarannya , tapi sebelum itu ia memberiku tatapan setajam belati . Memang aku perduli? Maaf saja , aku lebih perduli pada kucing cinamon kesayanganku dikost.
Aku mendesah kesal dan segera berjalan menuju meja ku. Aku memang bekerja sebagai sekertaris CEO sedari dulu . Tapi jangan sangka ini seperti novel-novel picisan yang mengisahkan bagaimana indahnya percintaan antara CEO dengan sekertaris nya atau perkawinan rahasia atau apalah itu. Bukan. Sama sekali bukan.
Baru saja aku menyalakan komputer ku untuk mengerjakan tugas-tugas ku , suara melengking mengagetkan ku. Siapa lagi kalau bukan sahabat ku , Jane.
" senna!!! "
Aku menatapnya dan tersenyum. Sahabat ku ini benar-benar cantik. Aku tidak bohong. Dia cantik. Dengan tubuh tinggi semampai dan ramping , wajah oriental nya menambah kesempurnaannya. Tidak seperti aku pastinya. Aku dengan Jane berbeda. Sangat. Ayahku adalah orang turki dan ibu ku gadis desa. Aku terkikik membayangkan kisah cinta mereka dulu. Dan bytheway , kalian jangan membayangkan kalau aku ini gadis bule yang cantik seperti di novel-novel. Nope. Aku memang tidak buruk. namun juga tidak senenarik wanita didepanku ini.
Dengan kulit putih pucat , hidungku yang mancung tapi tidak ramping , rambut ku pun serupa dengan rambut tokoh utama brave yaitu princess merida. Menyedihkan bukan ?Tapi , jangan ditanya soal mata. Memang aku tidak menarik , namun yang selalu ku banggakan selama ini adalah mataku. Mataku yang berwarna hijau tua ini lah modalku selama ini. Karena bibirku juga bukan seperti bibir eksotis macam angelina jolie atau apa. Bibir ku terlampau tipis dan sama sekali tidak kissable.Opss. Hahaha boleh lah deskripsiin diri sendiri.
" pagi , jane. Tumben pagi-pagi sudah nyampe kantor? " tanya ku akhirnya. Perlu diketahui , Jane Gempita adalah anak pemegang saham disini. Dia bukan sekertaris , bukan karyawan , bukan apapun melainkan hanya anak dari seorang bos besar. Dia memaksa daddy kesayangannya agar dia boleh merantau di kantor ini setiap hari padahal dia tidak melakukan apapun disini. Jika dia lelah dia akan beristirahat di kamar pribadi milik daddy nya. Alasan yang dipakai kenapa dia disini adalah karena setia menunggu sang pujaan hati. Dia pernah berkata bahwa gray bekerja disini. Dan sekarang sedang dimutasi.
"Gue mau nyampein sesuatu yang besar dan mimpi gue jadi kenyataan!" Serunya dengan berbinar menambah kecantikannya.
"Apaan? "
"Lo pastinya tau kan tunangan gue yang ngelamar gue 7 tahun lalu yang gue ceritain ke elo dulu?"
Aku mengangguk. Iya aku ingat. Gray. Seingatku dulu dia menyebut tunangannya dengan sebutan Gray.
KAMU SEDANG MEMBACA
The lady and The boss
ChickLithidup sendirian bekerja di kota orang bukanlah impian semua wanita. namun , aku harus menjalaninya. apapun ku jalani demi keluarku. cinta ? aku belum pernah mendapatkan itu selama 28 tahun usia ku. Dan aku tidak pernah berharap dan mengimpi-impi kan...