Benar-benar sial. Bagaimana bisa aku teledor dan akhirnya tertabrak seperti ini?
Sedari tadi siang setelah ben dan temannya-yang-aku-tidak-tau-namanya itu mengantar ku , aku tergeletak lemah di kasur ku. Tidak bisa berbuat apa-apa. Dan asik merutuki diriku sendiri yang ngebut saat macet. Itu sebab nya sedari SMA dulu bunda nggak pernah nge-izin in aku buat naik kendaraan sendiri.Aku merapatkan kembali selimut ku karena cuaca dingin dan sedang hujan rintik-rintik malam ini. Sambil berselimut nyaman , aku mengingat kembali wajah dua pria tadi. Hmm.. yang satu rambut nya hitam legam dan oriental. Dan tatapan jenaka nya itu yang melekat di otakku. Tampan sekali. Itu Ben. Aku tersenyum kecil. Sejak kapan aku bilang cowok ganteng? Setau ku cowok ganteng cuma satu di kampung ku. Bang ario.
Lalu , aku membayangkan pria-yang-aku-tidak-tau-namanya itu. Aku tertawa. Jujur saja , saat dia membuka helm ku dan aku menatapnya , hal pertama yang aku bayangkan adalah Nadech kugimiya. Benar aku nggak bohong. Dengan tubuh nya yang tinggi menjulang dan hidung supermancung nya itu membuat aku terpana seketika. Tapi , nadech ke-2 itu memiliki rambut coklat tua. Kurasa itu bukan cat pewarna. Benar-benar cocok menjadi bintang film. Aku berpikir sambil tersenyum. Udah punya pacar belum , ya? Mungkinkah aku bertemu dengannya lagi? Kurasa tidak mungkin. Karena dia sudah bertanggung jawab penuh atas scoopy merah muda ku. Tunggu motor scoopy baru dan semua urusanku dengan pria itu selesai.
Aku ngomong apaan , sih ? Kayak dia penting banget gitu. Aku terkikik geli dan mengembalikan logika ku kembali. Tiba-tiba aku merasa haus dan menyingkap selimut ku untuk menuju ke dapur dengan tangan kanan ku. Aku meringis kecil saat merasakan sedikit nyeri pada tangan kiriku yang di gips. Sial ini sakit sekali.
Aku berjalan menuju keluar dan mengambil air minum dingin di dalam kulkas miniku.
Ahh segarnya saat air minum itu mengalir di kerongkonganku. Baru saja aku akan menelan tegukan terakhir ku , suara teriakan membuat ku tersedak.
" Senna!!! Lo kenapa nggak cerita gue kalau habis kecelakaan , hah?! " teriak Jane.
Aku terbatuk-batuk sambil memegangi dadaku. Air mata ku merembes sedikit karena terbatuk-batuk.
Jane segera menghanpiri ku dan kaget. "Lo nggak apa-apa , na ? Sori-sori. Lo sih nggak kabarin gue." Ucap jane sambil merangkul bahuku. Dan seketika , aku menatap lurus kedepan dan melihat pria yang kubayangkan tadi melangkah ke arah ku. Kenapa dia kesini? Dan selanjutnya , aku melihat senyum jenaka milik Ben. Dan detik berikut nya aku melihat boss gadungan ku , pak bian. Aku melongo.
" na ? Senna ? Lo kok bengong ? " tanya jane sambil menggoyangkan bahuku.
Seketika aku tersadar dan memfokuskan kembali pikiranku. "Eh aku nggak apa-apa kok , jane. Sori tadi nggak sempat hubungi kamu. Soalnya tangan masih sakit. " ucapku sambil meringis.
Jane menatapku mengerti.
" udah nggak papa. Oh ini lo pasti kenal semua kan ? " tanya jane sambil melihat para pemuda didepanku.
Aku melihat pria-pria ini sekilas dan mengangguk.
"Apalagi si rival lo ini , kan ya ? Paling kenal pastinya. " ucap jane sambil terkikik. Aku melotot ke arahnya sampai tawa ben terdengar di telingaku. Aku meringis tak enak dan menatap pak bian. Dasar kulkas. Dingin banget muka nya. Tapi ? Kok dia bisa disini?
" eh silahkan duduk di ruang tamu. Sori kost an ku berantakan. " ucapku sambil berjalan mendahului mereka. Dan otomatis mereka mengikutiku.
Saat mereka semua sudah duduk , aku tersenyum menatap mereka.
" mau minum apa ? Biar aku ambilin. " ucapku.
" Na , lo duduk aja. Biar gue yang ambilin minum buat mereka. " ucap jane yang sudah beranjak berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The lady and The boss
ChickLithidup sendirian bekerja di kota orang bukanlah impian semua wanita. namun , aku harus menjalaninya. apapun ku jalani demi keluarku. cinta ? aku belum pernah mendapatkan itu selama 28 tahun usia ku. Dan aku tidak pernah berharap dan mengimpi-impi kan...