Prolog.

13 2 1
                                    

Surakarta.

Disinilah seorang Gevanya Noela Heith berdiri sekarang. Di tanah Surakarta yang kata orang masih kental dengan budaya dan adatnya.

Senang. Satu kata yang menggambarkan perasaan gadis cantik dengan rambut sebahu itu. Menginjak masa masa kuliah merupakan masa masa yang bisa dibilang melangkah ke arah dewasa. Bukan hanya dewasa tentang umur, tapi juga sikap dan kepribadian.

"Lo jangan aneh aneh disini. Tujuan lo kesini tuh kuliah yang bener. Gausah deh pacaran pacaran gak jelas." kalimat itu terlontar dari mulut sang Abang, Xarreon Alvaska Heith.

"Mulut siapa itu?" ucap Gevanya dengan wajah agak kesal. Baru saja dirinya senang karena merasa akan bebas jika tinggal sendirian, tapi mendengar ucapan abangnya tadi, gadis itu mendadak badmoood.

"Dibilangin bukannya terimakasih." sahut Reon.

"Iyadeh iya." ucapnya dengan malas.

"Jangan lupa selalu kabarin gue. Jangan cuma pas minta uang aja lo telpon gue."

Pasalnya, saat SMA dulu Gevanya menghubungi abangnya hanya jika gadis itu ingin membeli sesuatu. Selama ini, mereka hanya tinggal berdua saja, dikarenakan orang tua mereka sudah cerai dan memiliki kehidupan masing masing. Bahkan sampai melupakan kedua anak kandung mereka.

"Masih inget aja lo."

"Gue cuman punya lo, Geva. Kalau lo kenapa kenapa gue gimana?" ucap Reon lalu memeluk adiknya yang kurang ajar itu.

Gevanya melepas pelukan mereka.

"Gausah melow. Gue disini mau memulai kehidupan baru gue. Mau benerin hidup gue yang selama ini dah gak tertata lagi. Gue mau kuliah yang bener buat banggain lo, bang." ucap Gevanya yang terdengar sangat tulus.

"Lo emang adek gue."

"Emang adek lo siapa lagi kalau bukan gue. Gue gak sudi ya kalau lo nganggep anak anak mereka adek lo juga. Adek lo cuma gue, titik." ucap Gevanya. Wajar jika gadis itu posesif. Karna menurutnya, dia tidak ada siapa siapa lagi untuk dibagi keluh kesahnya, selain Reon, abangnya.

"Jadi makin gak tega biarin lo disini sendiri." Pasalnya, baru kali ini Gevanya benar benar tinggal jauh dari dirinya. Dan jarak dari Jakarta ke Surakarta juga tidaklah dekat. Namun apa boleh buat, ini juga demi masa depan adiknya.

"Gue bakal baik baik aja." ucap Gevanya yang paham akan pikiran abangnya.

"Janji sama gue bakal jadi orang sukses."

"Janji gue tanpa doa lo gabakal jadi apa apa, bang." Reon tersenyum, lalu memeluk Gevanya lagi.

Karena belum sempat makan siang, kaka beradik itu memutuskan untuk makan terlebih dahulu disalah satu resto. Seperti biasa, Reon yang mentraktir Gevanya. Keduanya bahkan bukan seperti kakak adik pada umumnya. Bagi orang yang belum tahu, mungkin sudah mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Karena jarak umur mereka yang hanya selisih 4 tahun.

Setelah makan, Reon menemani Gevanya keliling Surakarta sebentar sebelum pesawat yang akan dia naiki berangkat. Cukup melelahkan memang, mengingat Gevanya sangat senang dengan apa yang mereka lakukan. Jalan jalan, belanja, bahkan kulineran.

Malam menunjukkan pukul 19.00 dan keduanya sekarang berada di Bandara. Gevanya dengan raut wajah yang tidak bisa didefinisikan mengantarkan abangnya untuk kembali ke Jakarta.

"Harus sekarang? ga besok aja baliknya?" tanya Gevanya pada Abangnya. Sedikit tidak ikhlas memang. Karena gadis itu sudah terbiasa dengan adanya abangnya disampingnya.

Reon mengangguk. Sedikit berat meninggalkan gadis kecilnya sendirian di kota orang.

"Hal baik bakal selalu ada sama lo. Jangan khawatir. Hubungin abang kalau butuh sesuatu." Gevanya hanya bisa mengangguk.

Tak lama terdengar pengumuman pesawat yang bertujuan ke Jakarta akan segera berangkat.

"Abang duluan. Lo jaga diri dan pulangnya hati hati. Inget, ini di tempat orang bukan di rumah lo sendiri." ucap Reon memberi pesan.

"Iya, gue tau."

Setelah memastikan pesawat yang ditumpangi Reon terbang, gadis itu memasuki mobilnya lalu kembali ke kontrakan yang akan ia tinggali selama kuliah di Surakarta.

Vote hehew

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Him [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang