Part 35: Make Up 🔞

440 47 6
                                    



⚠️TW⚠️
Mature content
Very very explicit words.



Sunny menyentuh bahu Leo dan mengangkatnya agar pria alfa itu berhenti berlutut. Sunny memeluk Leo erat. Ia memendam wajahnya di dada sang alfa sembari menangis, merindukan pelukan Leo. Keduanya berpelukan di tengah hembusan angin malam yang terasa semakin dingin.

"Makasih udah maafin aku.", ujar Leo disamping telinga kekasihnya.

Sunny mengangguk, meski Leo tak dapat melihatnya tapi ia dapat merasakan Sunny yang mengangguk di balik bahunya. "Tapi janji kamu gak akan cuekin aku lagi, perhatianmu gak akan teralihkan ke orang lain. Aku mau perhatianmu cuma untukku.", ujar Sunny sembari memundurkan badannya untuk menatap Leo.

Leo merasa familiar dengan permintaan Sunny. "Kenapa kamu mau aku berjanji?"

"Supaya aku tahu kalo perasaanmu udah berubah atau kamu berhenti mencintaiku. Aku gak mau mengulang apa yang dialami orang tuaku. Aku gak akan membiarkan aku sama kamu ada di situasi itu."

"Kalo suatu saat itu terjadi, apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan melepaskanmu. Gak mungkin dipaksa bersama kalo udah gak ada cinta.", jawab Sunny.

"Aku janji cintaku padamu gak akan pernah berubah.", ujar Leo.

Sunny tersenyum pada Leo. Senyuman yang sangat dirindukan oleh Leo. Senyuman yang bersinar terang. Senyuman yang mampu menyihirnya agar ikut tersenyum. You are my sun. My only sun. When you smile, I smile. You are the reason that I live (Kamu matahariku. Satu-satunya matahariku. Disaat kamu tersenyum, aku tersenyum. Kamu alasanku untuk hidup).

"I love you so much.", ujar Leo sembari membelai pipi kekasihnya. Segala perasaan dalam hati Leo hanya dapat tertuang dalam kata cinta. Semua perasaan yang bercampur aduk, rasa bahagia, kenyamanan, kekhawatiran, semuanya hanya dapat diungkapkan dalam satu kata cinta.

Leo memejamkan kedua matanya dan ia mendekat mendaratkan bibirnya pada bibir sang kekasih. Sunny menyambut bibir Leo dengan lumatan dan kehangatan pelukan lengannya yang melingkar di leher Leo.

"I love you too, Leo."

Sebuah ciuman tentu saja tidak cukup. Keduanya saling merindukan satu sama lain. Lama mereka tidak merasakan kehangatan tubuh satu sama lain. Mereka melanjutkan ciuman mereka di dalam sebuah mobil milik Leo yang terparkir tak jauh dari tempat mereka bertemu. Mobil itu lebih dekat daripada harus kembali ke kamar hotel.

"Haaa...", desah Sunny ketika tangan Leo menyelip masuk meraba ke balik kemeja yang dikenakannya. Tangan besar Leo meremas dadanya dan mengusap nipple nya disela-sela bibir keduanya yang saling memagut.

"Hnghh...", Leo memilin tonjolan yang ia raba pada permukaan dada Sunny.

Tangan Sunny tak ingin kalah ikut meraba memasuki kemeja yang masih dikenakan oleh Leo. Ia tidak membuka kemeja itu, tetapi tangan Sunny terus mengusap-usap punggung alfanya yang tengah menindih di atasnya. Mereka berada di kursi belakang sebuah mobil sedan. Sunny tidur di kursi belakang dengan kaki yang tertekuk, sementara Leo menindih di atasnya. Sempit sekali. Itulah yang mereka rasakan, tetapi libido telah menguasai mereka. Tidak ada waktu untuk berpindah tempat.

Ketika Sunny membuka kancing celana Leo dan menurunkannya, Leo mencegahnya. "Kita lanjutkan di kamar."

"Gak usah. Disini aja. Aku gak bisa nunggu, Leo. I'm okay with car sex."

"But we are in public place (tapi kita ada di tempat umum)."

"Gak ada siapa-siapa juga disini.", ujar Sunny.

Leo mengangkat kemeja Sunny ke atas, sehingga menampakkan dada telanjang sang kekasih. Itu memudahkan Leo untuk menjamah dan mengecupi setiap jengkal tubuh Sunny, termasuk menghisap nipple nya seperti bayi.

Steal a Beta's HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang