A/N: Hanyalah cerita karangan yang author buat karena author ngeship ama mereka berdua. Buat kalian yang tidak suka silahkan tidak perlu baca cerita ini.
©Harry Potter milik J.k.Rowling©
Ron X Pansy.
⚠️Sekali lagi ini hanyalah ide khayalan author maklum jika agak berbeda dengan di film asli Harry Potter⚠️
......
Dentingan alat makan terdengar di tengah kesunyian ruang makan. Tidak ada percakapan karena itulah peraturan yang diajarkan di keluarga mereka: saat makan, tidak boleh ada suara selain dentingan peralatan makan. Pansy, yang masih berusia lima tahun, merasa tidak senang dengan keheningan itu.Pansy sempat berpikir bahwa orang tuanya sedang bertengkar, meskipun ia belum sepenuhnya memahami peraturan yang berlaku di keluarganya.
"Mom! Dad! Bisakah kalian membelikanku buku dongeng lagi? Buku-buku dongeng di rak sudah kubaca semua. Tolong belikan yang bergambar, ya..." pinta Pansy dengan semangat. Ia pun mulai bercerita tentang buku-buku dongeng yang telah dibacanya, berbicara dengan riang kepada ayah dan ibunya. Ruangan yang tadinya sunyi kini dipenuhi ocehan Pansy.
Namun, ayah Pansy tidak suka dengan keributan yang ditimbulkan oleh anaknya.
"Pansy," sang ayah memanggil dengan nada berat. Pansy bergidik takut, melihat tatapan tajam dari sang ayah. Matanya beralih ke arah ibu, tetapi ibunya tetap mengabaikan Pansy dan fokus pada makanannya.
"Di keluarga Parkinson, ada peraturan. Ketika kita makan, kita tidak boleh berbicara," jelas ayah Pansy sambil mengelap mulut dengan serbet.
Pansy menundukkan kepala. "Tapi, dalam buku dongeng yang aku baca—"
Ayahnya segera memotong ucapan Pansy. Ia lalu memanggil salah satu peri rumah. "Buang semua buku dongeng di kamar Pansy," perintahnya dengan nada tegas.
Mata Pansy membulat. Ia turun dari kursi dan memegang tangan besar ayahnya.
"Kenapa? Kenapa ayah harus membuang buku-buku dongeng milik Pansy? Itu pemberian dari nenek," katanya dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca, sementara ia menggoyang-goyangkan tangan sang ayah, memohon agar ayahnya tidak melakukan hal itu. Buku-buku dongeng itu adalah satu-satunya kenangan yang ia miliki dari nenek yang sudah meninggal.
"Buku dongeng hanyalah buku yang tidak berguna. Mereka hanya membuat anak-anak berkhayal tentang sesuatu yang tidak bisa dicapai," kata ayahnya dengan tegas.
Peri rumah yang mendengarnya merasa tidak tega melihat Pansy menangis tersedu-sedu. Ia hanyalah anak kecil berusia lima tahun yang memiliki hobi seperti anak-anak seusianya.
Pansy menatap peri rumah itu dengan sendu, menggelengkan kepala kecilnya, memohon agar peri rumah tidak menuruti perintah ayahnya. Namun, peri rumah itu hanya bisa pasrah. Ia hanyalah seorang peri rumah yang harus patuh pada perintah tuannya, atau ia akan dihukum.
Dengan berat hati, peri rumah itu memejamkan mata, tidak ingin melihat wajah memelas Pansy. Ia pun menghilang dari ruang makan untuk melaksanakan perintah tuannya.
Pansy menangis dengan keras. Kaki kecilnya berlari meninggalkan ruang makan, menuju kamarnya di lantai atas.
Sesampainya di kamar, ia membuka pintu bercat putih itu dan masuk. Ia menghampiri rak buku kayu yang kini sudah kosong. Semua buku dongeng miliknya sudah tidak ada. Pansy merasa bingung. Apa yang salah dengan dirinya hingga ayahnya tega berbuat seperti itu?
....Di malam hari, dengan suara hujan yang terdengar dari luar, Pansy memeluk lututnya, kepala disandarkan pada lipatan tangan. Matanya tak henti-hentinya meneteskan air mata. Pansy menatap keluar jendela, di mana gorden kamar miliknya masih belum ditutup. Langit malam yang gelap tanpa bulan seakan menjadi latar bagi kesedihan Pansy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back To Me ( Ron X Pansy) ☑️
FantasyDrama-Fantasi (21+/18+) Pansy Parkinson dan Ron Weasley mula-mulanya adalah seorang teman dekat tetapi ada sebuah kejadian yang menimpa diri Ron sehingga membuat lelaki itu melupakan sosok Pansy. ... Pansy merasa ia hidup seorang diri, orang tuanya...