Chapter 8. (End)

1K 76 22
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya kawan-kawan.

Kritik dan saran juga boleh.

🥀Happy Reading🥀

....

---

Hujan deras melanda kota sihir. Langit gelap, dan angin kencang membuat suasana semakin mencekam.

Hermione berhasil diselamatkan, tetapi tidak dengan Draco. Ia harus terbaring koma akibat luka-luka yang diterimanya dalam pertarungan melawan para Death Eaters. Healer mengatakan, hanya Tuhan yang tahu kapan suaminya akan sadar, karena mereka semua sudah angkat tangan. Berbagai obat telah diberikan, namun telah satu minggu lebih, Draco masih belum juga siuman.

Khawatir? Menyesal? Ya, sekarang Hermione merasakan semua itu. Padahal dulu, pada awal pertemuan mereka di Kementerian, Hermione sangat tidak sudi menikah dengan Draco. Ia menyalahkan pria itu atas kegagalan pernikahannya dengan mantan pacarnya.

Namun setelah menyadari bahwa semua ini bukanlah salah Draco, melainkan kehendak takdir yang mempermainkan hidupnya, Hermione mulai menerima kenyataan.

"Draco, cepatlah sadar. Kami dan anak-anak menunggumu," bisik Hermione, menggenggam erat tangan kiri Draco.

Ron, yang sedari tadi memperhatikan dari balik jendela, hanya menghela napas. Walaupun dadanya masih terasa sesak, ia mencoba untuk mengikhlaskan Hermione.

Ron merasa ujung bajunya ditarik. Ia menoleh ke samping dan melihat seorang anak laki-laki berambut pirang, setinggi pinggang Ron, tengah menatapnya dengan bola mata coklat yang besar.

"Pamana Auror, terima kasih telah menolong Mama," kata anak itu dengan suara lembut.

Mendengar ucapan terima kasih dari anak berusia lima tahun yang menggemaskan itu membuat hati Ron berdesir.

Bagaimana bisa dirinya pernah mengajak Hermione untuk berselingkuh dan memintanya meninggalkan anak semanis ini?

Betapa brengseknya Kau, Ron!

"Tentu. Sekarang kau yang harus menjaga ibumu, ya," jawab Ron sambil tersenyum kecil.

Anak itu mengangguk patuh, lalu berlari masuk ke dalam menghampiri sang ibu. Ron menatap jam tangan yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Ini sudah terlalu larut. Aku harus segera pulang.

---

Ron melihat keadaan rumahnya yang gelap. Tidak biasanya Pansy lupa menyalakan lampu.

Langkah kaki jenjang Ron semakin dalam. Jantungnya berdegup kencang saat merasakan aura sihir yang tidak dikenal telah memasuki kediamannya.

Tidak ingin berprasangka buruk, Ron pun berjalan menuju kamar Pansy.

Ia mengetuk pintu berkali-kali, namun tidak ada sahutan dari sang empu. Akhirnya, karena cemas, Ron membuka pintu kamar itu.

"Pansy?" panggilnya.

Matanya menjelajahi setiap sudut kamar, namun wanita itu tidak ada di dalam.

"Kemana sebenarnya dia pergi?" gumam Ron. Matanya tertumbuk pada sebuah tongkat sihir milik Pansy yang tergeletak di atas nakas, di samping buku dongeng yang sering dibaca oleh perempuan itu.

Firasat Ron semakin buruk. Penyihir mana yang meninggalkan tongkat sihirnya saat pergi? Semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan Pansy, detik itu juga Ron bergegas menuju kediaman Harry Potter untuk meminta bantuan. meminta bantuan.
....

Come Back To Me ( Ron X Pansy) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang