Prolog

168 17 0
                                    

"Iya, bu! Sebentar!" bersiap-siap dengan senyuman yang terus terpapar diwajahnya. Mengatur rambutnya agar rapi didepan cermin, tersenyum tanpa ada rasa beban. Menuruni tangga dengan tas yang tergantung disatu bahunya. Melihat sekeliling rumah yang tidak ada siapa-siapa disana. Beranjak ke dapur untuk melihat ibunya, namun tetap tidak ada orang disana.

Senyuman manis itu kini luntur dan tergantikan dengan wajah datarnya. Mundur selangkah dua langkah dengan perlahan, diam sejenak untuk menenangkan pikirannya. Kini kepalanya kembali terisi dengan banyaknya gumpalan kertas yang kusut.

Pergi menjauh dari dapur dan keluar rumah, menghela nafas panjang dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Berjalan sepanjang trotoar untuk menuju halte terdekat seraya memainkan ponselnya.

Tiba di halte, ia duduk bersamaan dengan berita di televisi kota itu yang kembali. Dimana berita yang sama selalu tersebar tiap minggunya, yaitu pembunuhan berantai dan yang paling menggegerkan warga adalah ia seorang remaja pria yang masih bersekolah.  Namun, para polisi belum menemukan identitas dengan sepenuhnya. Ia harap, remaja itu secepatnya ditangkap dan dihukum mati. Karena nyawa dibalas dengan nyawa.

"Masih belum?" terkekeh pelan melihat berita itu, bagaimana bisa dia melakukan kegiatan sepertinya itu tiap seminggu.

Ia tertawa hambar, "Suram, suram, dan suram. Hanya kedatangan manusia itu semua menjadi suram. Dia, dialah beban dunia yang sebenarnya. Perlu dihilangkan dari muka bumi ini, hingga satu batang rambut pun tidak terlihat" wajahnya kini kembali datar, setelah mengingat jika ibunya salah satu korban pembunuhan berantai itu.

"Akan ku temui pria itu dan kurobek perutnya hingga dia mengemis maaf pada ku, psikopat sialan!" kembali memainkan ponselnya dan kemudian bus datang tepat waktu. Duduk ditempat yang biasanya ia tempati, paling belakang.

Sempat berpikir sejenak, apakah dirinya akan baik-baik saja jika bertemu dengan pembunuh itu? Menggelengkan kepalanya pelan dan mengangguk yakin, semoga nyawanya tidak ikut hilang.

"Bam, kau harus menemukannya, mulai sekarang..."

𓆩𓆩𓆩ILLE?𓆪𓆪𓆪
Choi Beomgyu | Fanfiction

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

ILLE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang