CHP 3

93 8 7
                                    

Berjalan sepanjang koridor sekolah dengan wajah yang sedikit pucat akibat semalam, dimana ia melihat kucing mati tepat di depan rumahnya. Mengabaikan seseorang yang memanggilnya dari kejauhan, ia malah berlari menjauh dan menyegerakan diri untuk bersembunyi di toilet. Mengunci pintu toilet itu dan menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Terdengar pintu luar terbuka dengan keras dengan helaan napas berat, pria itu membuka pintu toilet satu persatu. namun di saat membuka pintu terakhir, itu terkunci dan terdengar suara gesekan sepatu dari dalam.

"Gyu, aku tidak mengajakmu untuk bermain petak umpet. keluar, ada apa denganmu akhir-akhir ini?"

Masih tak bersuara sama sekali, Beomgyu menaikkan kakinya pada wc dan menutup erat mulutnya. "Beomgyu.." panggilnya, pria itu mulai mendobrak kuat hingga pengunci pintu rusak.

"hei, ada apa denganmu? temanmu bukan hanya Ryujin. Bukankah Soobin sudah bilang padamu? masih ada aku untuk tempat bercerita-"

"mengapa kau membicarakan itu terus-menerus?"

"ck, bagaimana aku tidak mengatakan ini terus-menerus, jika kau saja seperti tidak menganggap aku ini ada. Tolong bicarakan baik-baik, ada apa denganmu sebenarnya?"

Beomgyu mendongak dan menatap kedua insan pria dihadapannya, memandang dengan bingung dan aneh, ia mulai berdiri dan masih menatap pria dihadapannya.

"kau temanku? jikalau pun kau teman ku, mengapa kau sendiri tidak tau apa yang aku alami sekarang, Heeseung?" ya, namanya Heeseung. Menghela napas dengan berat seraya menyibakkan rambutnya kebelakang.

"kau Hemophobia, justru itu aku ingin bertanya bagaimana phobiamu bisa muncul, dimana kau melihatnya? bukan karena aku tidak tau apa yang terjadi pada mu, bodoh" Beomgyu justru hanya menatap Heeseung aneh, lalu ia terkekeh memandang wajah pria dihadapannya.

"kenapa kau bertanya padaku, jika kau yang melakukannya kemarin malam?"

"m-maksudmu?"

"pikir sendiri" ia pergi meninggalkan Heeseung yang termenung di toilet. Sifat nya sangat kekanakan sekali, membuatnya frustasi menghadapinya. ia menggaruk kepalanya yang tak mungkin gatal.

"apa yang aku lakukan kemarin malam? perasaan aku hanya dirumah bermain game setelah pulang sekolah"

×|×|×

"Choi Soobin"

"Hadir"

"Bae Jin Young"

Sunyi, tidak ada seorang pun yang menjawab absen. Semua murid melemparkan pandangannya pada kursi dipojok kanan paling belakang, kosong dan hanya tas saja yang tergeletak di mejanya.

"Dimana dia?"

"Maaf bu, sepertinya dia sedang diluar kelas, hanya-"

"Hadir" Pria itu membuat seisi kelas terkejut, ia membuka pintu kelas secara tiba-tiba. Ia kembali pada tempat duduknya dan menidurkan kepalanya pada meja. Absen masih tetap berjalan dan guru itu kembali mengajar hingga bel berbunyi.

Pelajaran telah selesai, Soobin melirik pada Baejin yang masih tertidur, jarak mejanya dengan milik Baejin tidaklah jauh. Ia berdiri untuk menghampirinya, tetapi ia kembali duduk saat salah satu murid kelas 3 memasuki kelasnya. Pria itu menendang kursi Baejin yang membuat dirinya terbangun. Seisi kelas kini terdiam membeku, tidak ada yang berbicara sama sekali.

Baejin mendongak dengan nyawanya yang belum terisi penuh, menatap pria di hadapannya yang menatap datar padanya. Ia melirik label nama pada seragam pria itu dan kembali menatapnya dengan penuh kebingungan.

ILLE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang