bab 5

5 1 0
                                    

Pagi ini adalah hari pertama Vierra melaksanakan ujian dan dengan diselimuti kesedihan nya, Seperti biasa Vierra berangkat ke sekolah dengan diantar oleh papanya dan tak lupa ia juga berdoa terlebih dahulu saat ingin memasuki kelasnya agar ujian yang dia kerjakan diberikan kelancaran tentu saja Vierra harus memaksa diri untuk lebih kuat dan fokus sebab ia harus tetap mengoptimalkan nilai nya agar tidak membuat kecewa orang tua nya dan Devan, Vierra melaksanakan ulangan nya dengan sangat serius meskipun di tengah jam ulangan Vierra tak sengaja menetes kan air mata nya sebab ia tak bisa membohongi hatinya sendiri yang sangat pedih mengingat kondisi Devan yang tak berkunjung baik dan masih terbaring koma dirumah sakit, Vierra pun segera mengusap air mata nya agar sahabat sebelah bangkunya tak mengetahui bahwa Vierra sedang menangis.

Bell berbunyi kringg kringg menunjukkan bahwa jam pulang telah tiba dan Vierra pun segera mengumpulkan lembar ujiannya 
Dan membereskan yang ada di bangku nya, lalu tak lama kemudian dia pun keluar kelas bersama sahabat nya dan menuju gerbang disana Vierra dijemput oleh mamanya dan akhirnya Vierra pun berpamitan kepada sahabat nya untuk pulang terlebih dahulu, disepanjang perjalanan Vierra terus melamun disamping sisi dia senang juga lega sebab dia mampu mengerjakan ujian nya dengan lancar dan mudah tapi di sisi lain dia tak bisa membagi kebahagiaan nya itu dengan Devan dia hanya bisa mengechat Devan dengan centang 1 tanpa balasan dan meratapi kesedihan nya itu sendiri an . Sesudah tiba di rumah Vierra membuka gerbang garasi dan masuk lalu berganti seragam, cuci muka, meletakkan tas juga sepatu nya ke tempat rak nya lalu setelah itu dia langsung masuk ke kamar dan membuka handphone nya sambil mendengar kan sebuah lagu juga membaca chat chat dia bersama Devan sebelumnya, tak lama pun air mata Vierra pecah tangisan kecil itu pun terjadi lagi Vierra pun berusaha menenangkan hatinya dan mengubungi teman Devan untuk menanyakan kondisi Devan tapi ternyata Devan masih saja terbaring koma. mendengar kabar itu hp Vierra pun serentak di lemparkan oleh Vierra ke kasurnya dan Vierra menangis dibalik kasur nyaa sampai sesegukan ia terus berharap juga berdoa bahwa Devan bisa kembali sadar dan pulih, hingga tak lama kemudian mama nya Vierra mengetok pintu kamar Vierra untuk menyuruh Vierra makan sebab dari tadi pagi pun Vierra tidak melaksanakan sarapan dan membuat mama Vierra khawatir akan kesehatan Vierra terlebih lagi Vierra mengidap ginjal lemah

Namun ternyata jawaban Vierra ia tetap tak mau makan dengan alasan belom lapar mama nya pun semakin khawatir dengan Vierra dan berusaha untuk menyuruh Vierra makan pelan pelan hingga akhirnya Vierra mau mengambil secentong nasi dan sesendok lauk untuk dimakan, melihat hal itu mama nya pun sedikit lega setidaknya Vierra terisi makan sedikit demi sedikit.
.
.
.
.
.
.
.
Malamnya Vierra harus belajar untuk materi ujian esok, Vierra mempelajari bab demi bab yang ada di bukunya namun air mata Vierra tetap tak bisa tertahan dan terkondisi kan dalam situasi apapun ia selalu menangis ketika ingat kondisi Devan. Jujur saja Vierra mengakui bahwa ini adalah ujian terberat yang pernah Vierra lalui bukan perkara materi yang sulit tapi situasi dan kondisi yang memaksa Vierra harus tetap konsisten juga fokus terhadap ujian sekolah nya yang padahal Vierra sendiri mengalami cobaan yang amat berat raga dan hati Vierra pun serasa sangat lemas

Bersambung.......

-1 TUJUAN YANG TAK SAMPAI-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang