PROLOGUE

2 0 0
                                    

Lelaki itu sedang memeluk erat wanitanya yang terduduk lemah dengan punggung yang bergetar. Menumpahkan segala penyesalan yang ada dalam dirinya, sambil meremat kaos sang lelaki dan suara tangis yang sangat pilu jika dingengar oleh siapapun.

Lelaki itupun sakit melihat wanitanya yang menyalahkan diri seperti ini, kehilangan semangat hidup untuk yang kesekian kalinya. Wanita yang meruapan darah daging lelaki terhormat untuk Jeno, orang yang pernah menjadi dunia Jeno, sekarang posisi itu tergantikan oleh wanita ini. Ia akan melakukan apapun demi wanita ini tetap berada di sisinya. Apapun yang terjadi, Jeno akan melindungi dunianya kali ini.

"Jen, aku udah ga sanggup, aku mau ketemu Ayah" kalimat yang sangat Jeno benci dan takutkan, akhirnya keluar dari bibir pink merona sang wanitanya. Hatinya sakit karena sang wanita masih belum menemukan dunianya selain sang Ayah. Jeno sangat berharap wanita itu bisa menjadikan dirinya sebagai alasan untuk bertahan hidup barang sebentar. Tidak perlu menjadikan Jeno pusat dunianya, hanya sekedar alasan bertahan hidup. Itu cukup untuk Jeno.

Jeno melepas pelukkannya dan beralih menangkup wajah cantik sang wanita yang sangat mirip dengan wajah Ayahnya. Mengingatkan betapa sudah Jeno jatuh dalam pesona wanita ini dan kehilangan masa lalu yang seolah kembali memberikan Jeno tujuan hidup, Karena dunianya seakan kembali hidup.

"Jia, tolong jangan gini, kamu terlalu berharga untuk meninggalkan dunia ini, kamu terlalu berharga sampai-sampai jadi pusat dunia ku. Tolong jangan berpikir untuk menyerah, kita lewati penyesalan ini bersama. Maaf aku egois, tapi aku masih belum ingin menyerah, aku harus balas dendam Ayah. Makanya aku butuh penguat, dan hal itu cuma bisa aku dapet dari kamu Jung Jia."

Dahi keduanya sudah menempel satu sama lain, berharap apa yang dipikirkan oleh Jeno bisa menghilangkan pikiran negatif dari Jia yang ingin mengakhiri hidupnya. "Jen, tolong jangan jadiin aku dunia kamu. Aku takut kamu pergi kaya Ayah karna menjaga aku yang katanya dunianya. Aku gamau jadi pembunuh lagi Jen. Aku ga kuat."

Jeno menatap lekat wajah sang wanita, ia tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan Jia, karena Jia terlanjur menjadi dunianya. Namun satu hal yang bisa Jeno pastikan untuk Jia...

Jeno mulai mencium bibir pink merona yang akhir-akhir ini membuatnya tergila-gila. Jika sebelumnya Jeno melumat dengan nafsu, malam ini jeno melumatnya dengan lembut, menikmati bagian kenyal itu dengan sembari menghisapnya ringan berkali kali, membuat sang wanita tetap nyaman. Sembari menuntun sang wanita untuk berbaring di sofa rumah Jeno. seakan ingin fokus untuk menyampaikan seberapa berharganya wanita ini dalam hidup Jeno. Dan Jeno berharap Jia akan bisa selalu berada dalam jangkauannya.

Dirasa sang wanita kehabisan oxygen, Jeno menyudahi ciuman itu dan memandang Jia yang tepat berada di bawahnya, lalu pandangan keduanya menuju titik yang sama disekitar leher mereka. Kalung yang digunakan keduanya menyatu seperti pasangan yang telah ditakdirkanuntuk satu sama lain. Kalung berbentuk Jantung yang Jia pakai dan Jeno sebagai wadah cetakan Jantung itu.

"Sama kaya kalung ini, kalo kamu ga ada di hidupku, duniaku kosong Jia, bagaikan hidup yang tak memiliki jantung" melihat bulir air mata Jia kembali mengalir, dan Jia yang merespon ucapan Jeno dengan gelengan kecil menandakan bahwa Jia memohon unt...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sama kaya kalung ini, kalo kamu ga ada di hidupku, duniaku kosong Jia, bagaikan hidup yang tak memiliki jantung" melihat bulir air mata Jia kembali mengalir, dan Jia yang merespon ucapan Jeno dengan gelengan kecil menandakan bahwa Jia memohon untuk tidak lagi menjadikannya dunia seseorang. Jeno mengerti ketakutan wanita ini.

Jeno mengecup kening Jia lama sambil satu tangannya mengelus kepala dan pelipis Jia, setelahnya kembali menatap Jia dengan tatapan meyakinkan. "Biarkan aku menjadikanmu duniaku, karna caraku pasti akan berbeda dari Ayahmu. Selama kamu hidup, aku ga akan ninggalin kamu sendirian, tapi kalau kamu menyerah untuk hidup barulah aku menjadikanmu alasan untuk mengakhiri hidupku juga."

Seakan memberikan Jia waktu untuk mencerna perkataannya, Jia yang mengerti langsung mencengkram kuat lengan Jeno yang berada di kedua sisi tubuh Jia, yang digunakan Jeno menahan tubuhnya agar tidak sepenuhnya menindih Jia yang berada di bawahnya. Jeno kembali mencium kedua mata Jia yang membengkak karena menangis hebat.

"Jadi tolong, jangan menyerah untuk bertahan hidup Jia" ucap Jeno langsung dengan suara beratnya di telinga Jia. Berharap Jia akan mengerti dan menuruti permohonannya itu.

Jia melingkarkan tangannya di leher Jeno dan menyembunyikan wajahnya ke leher Jeno. Sembari menikwati wangi lelaki itu yang didominasi oleh citrus dan selalu berhasil menengangkan pikiran Jia. Jia mengerti semua perasaan Jeno, Jia baru sadar bahwa Jeno bukanlah sang Ayah. Dan Jia mempercayai perkataan Jeno bahwa caranya menjadikan Jia sebagai dunianya pasti akan berbeda dengan bagaimana Jung Jaehyun, sang Ayah menjadikan Jia dunianya selama ia hidup.

To My World | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang