Jumpa lagi dengan saya
Saya dan segala kepayahan saya
Sang nostalgia ulung
Kesehariannya hanya mampu meraut masa lalu
Dulu, dulu sekali
Pena saya pernah terpinjam
Entah bagaimana prolognya
Bisa jadi ada campur tangan negeri fana dan pemiliknya
Mengintip, ingin mengerti isi yang tertulis sang peminjam
Ingin membaca tapi tak terbaca
Apalagi tau nanti seperti apa endingnya
Menganggap akan mengakui kepemilikan
Justru kembali dalam keadaan rusak
Buku saya memekik merutuki kebodohan
Tapi juga meraung iba bercucuran
Sampai dia bilang "berhenti meminjami,penaku hanya untuk dimiliki"
Jiwa lemah selalu memprediksi keinginan nafsu
Sedang penguasa adalah penentu