Prolog

12 7 7
                                    

#Lnyyka

Hello good morning!

Info sebentar ya, bby! Dalam cerita ini saya ingin memakai tokoh nama korea☺, jadi kuy yang mau kasih saran❤❤

Semoga sukaaa!!!

****

Pepohonan hijau sungguh indah jika di lihat dari atas. Pemandangan alam yang amat memanjakan mata ini terkadang juga membuat mereka yang tidak betah ketinggian tak menyukai hal itu. "BAGUS BANGET!!." teriakkan itu berasal dari Yoo Ha-Naa, gadis yang masih duduk di bangku SMA ini berteriak kegirangan melihat indahnya alam dari atas.

"CANTIK KAYAK KAMU, SAYANG!!." lelaki itu kekasih pertama Hana, Yeon-Jin. Lelaki yang menjadi sandaran terbaik bagi Hana sejak pertama kali masuk SMA.

Terdengar tawaan dari mulut Hana, mereka berdua naik terjun payung. Hal itu membuat pasangan remaja itu sangat bahagia sekali. Mereka berteriak-teriak menikmati indahnya lingkungan sekitar. Setelah beberapa menit berkeliling, Hana dan Yeon-Jin pun turun dibantu oleh pangawas terjun payung itu.

"Hah, seru banget tadi ya," ucap Hana gembira. Yeon Jin tertawa kecil sambil mengusap kepala Hana dengan lembut.

"Manis banget sih pacarku!!." gemas Yeon-Jin melihat wajah cantik dan lucu Hana.

Hana hanya tertawa kecil. "Ke mansion aku yuk," ajak Yeon-Jin yang dibalas amggukan oleh Hana.

*****
Setelah membuang waktu untuk perjalanan menuju mansion, akhirnya sampai juga. Bangunan mewah dengan desain elegan berwarna putih ke-emasan, tidak lupa air mancur yang berada di halaman mansion membuat mansion ini tampak lebih mewah. Hana dan Yeon-Jin masuk kedalam mansion, para maid pun memberi salam kepada Hana dan Yeon-Jin dengan cara membungkukan badan mereka.

"Sore Tuan, Nona." ucap mereka bersamaan.

Hana tersenyum sebagai balasan salam para maid, sedangkan Yeon-Jin hanya diam memperhatikan jalan.

Hana dan Yeon-Jin menuju halaman bekalang rumah. Terlihat markas yang sangat mewah di halaman belakang mansion ini. "Di sini dulu ya, Sayang."ucap Yeon-Jin kepada Hana.

Hana mengangguk, sembari menunggu Hana duduk di depan markas dan Yeon-Jin masuk kedalam ruangan yang ada di markas ini. Ternyata Yeon-Jin mengambil peralatan memanah. "Belajar biar ayangku makin jago," kekeh Yeon-Jin mempersiapkan semuanya.

Hana membantu Yeon-Jin memasang lingkaran yang biasa digunakan untuk membidik saat bermain panahan. Lingkaran itu dipasang tinggi oleh Yeon-Jin, walaupun tak terlalu tinggi sangat sulit bagi orang yang tidak bisa melakukannya. "Ini panahnya," Yeon-Jin memberikan beberapa anak panah pada Hana.

Hana tersenyum menerimanya. Mata Hana membidik titik kecil di tengah-tengah lingkaran. Tangan Hana sudah bersiap-siap meluncurkan anak panah ke titik kecil yang ada di sana. Dalam satu kali luncuran, Hana langsung meraih titik lingkaran dengan sempurna. "Wow! Keren!."

Hana tersenyum mendengarnya. "Enak belajar bareng kamu dari pada bareng Dady," ucap Hana membuat Yeong-Jin tertawa mendengarnya.

"Tapi jago Dady kamu dari pada aku, Sayang," balas Yeon-Jin.

Yeon-Jin kemudian menyuruh Hana untuk duduk bersanding dengannya di dayunan kursi. Hana pun menurut saja, Hana menyandarkan kepalanya di bahu Yeon-Jin. Yeon-Jin memang sandaran terbaik bagi Hana. "Aku mau ngomong sesuatu boleh," ucap Yeon-Jin yang di balas anggukan kecil dari Hana.

"Kalau aku pergi duluan, kamu gimana?,"

Ucapan yang baru Hana dengar dari mulut Yeon-Jin, hanya beberapa kata namun, mampu membuat dada Hana sesak. "Kamu ngomong apaan sih?! Kamu bakal ada selalu di samping aku!." sarkas Hana marah.

"Umur gak ada yang tahu, Hana." untuk pertama kalinya semasa pacaran, Yeon-Jin memanggil Hana dengan sebutan 'Hana'.

"Kamu kenapa sih?! Kamu udah gak sayang lagi sama aku?! Udah gak cinta lagi sama aku?!." dada Hana begitu sesak saat mengucapkannya.

"3 Tahun kita lewati bersama, belum cukup untuk kamu?! Kamu relain aku untuk siapa? Mantan kamu atau perempuan baru?! Yeon Jin, kalo kamu cuman mau nyakitin aku, kamu gak usah ngasih harapan selama 3 tahun lamanya,!!." air mata Hana menetes tanpa permisi.

Yeon-Jin menundukkan kepalanya dalam-dalam, tanpa disadari Yeon-Jin juga sudah banjir air mata. Yeon-Jin mencoba menatap wajah marah Hana, memegangi pundak Hana pelan. "Na, aku minta maaf,"

Pelukan hangat yang di berikan Yeon-Jin sangatlah nyaman. Namun, untuk pertama kalinya Hana melepaskan pelukan ini dengan paksa. "Kenapa, Yeon? Gue benci sama lo!." Hana pergi begitu saja dengan air mata yang sudah mengalir dengan derasnya.

"Maafin gue, gue cinta sama lo." gumam Yeon-Jin sambil memegangi dadanya yang teramat sesak.

"Ini semua demi lo, Sayang."

*****
Bantingan bruntal mampu membuat seluruh maid yang berada di mansion dengan warna hitam nan seram itu terkejut. Mansion itu sungguh seperti kapal pecah, seluruh barang mewah hancur berserakan. Hana kemudian masuk kamar dan menutupnya secara bruntal. "ARGH!!." barang-barang di kamar Hana pun seketika berantakan semua.

Hana langsung menenggelamkan wajahnya dibalik boneka beruang warna pink dengan tulisan love yang dipegang boneka berukuran sedang itu. "Gue benci sama lo!!." Hana meremas-remas boneka lucu itu tanpa kasihan. Boneka pemberian Kekasih tersayangnya, boneka yang mempunyai kenangan banyak Hana dan Yeon-Jin.

Hana menghentikan aksi memukul-mukul boneka beruang itu. "Hati gue gak bisa bohong, gue tetep cinta sama lo apapun keadaannya." gumam Hana lirih.

"Gue bakal cari tahu apa yang membuat lo sampai kaya gitu." Hana bener-benar memiliki tekad tinggi untuk mencari siapapun dan membunuh siapapun yang mengusik hidupnya.

"ARGH!! YEON JIN!!."

Tendangan bruntal dari luar membuat Hana terkejut. "Anak saya mana? Di mana anak saya yang kuat dan tidak pernah meneteskan air mata di mansion ini?!." suara serak dengan nada menyindir mampu membuat Hana terdiam.

"Tidak ada, hanya ada Hana yang sakit, sedih dan putus asa." lirih Hana dengan tatapan kosong.

Lelaki dengan tampilan bak anak muda walaupun umurnya sudah tua,  Yoo Joon-Soo. Lelaki bertubuh kekar itu memeluk Hana erat, seperti tak ingin kehilangan sosok Hana.

"Saya tidak suka jika ada yang harus menghilang lagi." Joon-Soo berucap dengan tulus.

Hana menangis dengan derasnya. "Yeon-Jin pergi, Dad, dia ninggalin Hana. Yeon-Jin gak sayang sama Hana!." tangisan Hana adalah kelemahan Joon-Soo.

"Apakah saya harus menghukum siapapun yang telah membuat anak kesayangan saya sedih?," tanya Joon-Soo kepada Hana. Dirinya sungguh tak rela jika ada yang membuat putri satu-satunya ini menangis.

"Tidak! Dady gak boleh sakitin Kekasih Hana! Hana sendiri mau cari tau," ucap Hana berusaha tegas.

"Baiklah, apapun untuk kebahagian mu putriku."








#Lnyka.green

Sampai sini dulu ya bestie! Kakak-kakak yang tersayang💚💚

Kuy yang mau request nama korea buat di jadiin tokoh👉

Gimana nih tanggapan kalian soal prolog 'Hana'?? Apakah ada yang membuat kalian penasaran atau bahkan iri atau cemburu??

See you nextt!

 HANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang