9:Jadi pacarnya?

2 3 18
                                    

#Lnyyka

Halo kalian!

Jangan lupa share cerita ini ya.. saya sayang kalian!

TYPO masih bertebaran ⚠️

Happy reading..

*****

Hana terduduk sendirian di bawah sinar rembulan malam. Duduk dipinggir sungai. Malam ini adalah malam di mana Hana dan Yeon Jin seharusnya bersama untuk merayakan anniversary mereka, namun nyatanya Yeon Jin pergi dan meninggalkan Hana sendirian. Hana tak sanggup lagi, rasanya ingin sekali mengakhiri hidup yang sangat membuat Hana kesepian. Hana membutuhkan seorang teman yang selalu ada di sampingnya. Namun, Hana sangat susah dalam hal pertemanan.

"Gue bisa jadi temen lo," uluran tangan seseorang membuat Hana menoleh kebelakang.

Hana memalingkan wajahnya kembali setelah melihat siapa dia. "Mau apa lo?," tanya Hana dingin.

Itu Jaehyun, Jaehyun duduk di samping Hana. "Lo kesepian dan gue siap jadi temen lo," ucap Jaehyun tersenyum. Entah itu asli ataupun palsu, yang jelas hanya dirinya dan Tuhanlah yang tahu.

Hana terkekeh. "Punya maksud apa lo?," aura Hana begitu dingin jika berada di dekat Jaehyun.

Hana seperti sama sekali tak ingin dekat dengan sosok lelaki di hadapannya itu. Jaehyun menghela nafas. "Kenapa sih lo susah banget diajak berteman? Apakah ada masa lalu yang buat Lo gitu?," tanya Jaehyun.

Hana sedikit terkejut, ini pertama kalinya ada seseorang yang baru mengenalnya namun mengerti maksud diamnya Hana.

"Kepo," balas Hana lalu pergi begitu saja. Hana sudah lumayan jauh dari daerah sungai. Jaehyun pun berdiri untuk pergi dari sana juga.

"Gue siap kalau lo butuh teman curhat. Dan, ya. Gue suka sama lo." Jaehyun berbicara agak keras, tentu Hana mendengarnya. Namun, Hana tak perduli dengan Jaehyun.

Jaehyun menghela nafas. "Menjadi yang pertama dan yang kedua. Yoo Hana, gue pastikan lo bakal jadi yang kedua setelah dia."

*****
Hana terduduk di ayunan belakang mansion miliknya. Menatap malam yang gelap, namun terlihat bercahaya karena sinar bintang dan bulan. Hana mengingat ucapan Jaehyun beberapa detik lalu. Ucapan itu terus melayang di pikiran Hana.

"Yeon, kenapa kamu pergi? Katanya kita pergi sama-sama. Hana benci jika hati ini menginginkan orang lain disaat kamu tidak ada. Kamu berjanji akan selalu ada di hatiku kan?,"

"Ya Tuhan, kenapa engkau merebut yang paling berharga dari saya? Jika saja saya diberi satu keinginan, yang sama minta hanyalah meminta 1 kesayangan saya kembali." langit malam menjadi saksi bisu betapa sakitnya dan rapuhnya hati Hana.

Hana menatap sebuah bintang yang sangat terang. "Bun, Hana kangen, kenapa bunda perginya cepat sekali? Bahkan Hana belum sempat melihat wajah cantik bunda." di balik Hana yang bersikap dingin, tegas, dan juga terlihat baik-baik saja. Nyatanya Hana rapuh, Hana sedih.

"Yeon Jin, kenapa kamu gak pernah datang ke mimpi aku? Apa kamu sudah menemukan bidadari surga yang cantik?," Hana tertawa pelan.

"Kalau iya, aku bahagia kok. Selama kamu bahagia di sana, aku juga bahagia di sini. Hati ini akan selalu untukmu, dan untuk dirimu."

Air mata Hana menetes tanpa permisi. Membasahi pipi cantik Hana, malam ini Hana begitu rapuh, sangat rapuh. Anniversary kali ini terasa berbeda, yah. Mungkin ini menjadi penutup anniversary antara Yeon Jin dengan Hana. Kenangannya bersama Yeon Jin terlintas begitu saja dalam pikirannya, membuat Hana semakin bersedih.

"Yeon, Hana sakit, Hana ingin pergi sama kamu, Hana ingin pergi ke tempat yang sangat indah bersamamu, tapi kamu curang! Kamu perginya duluan, kenapa gak ajak- ajak?."

"Hana benar-benar mencintaimu..."

****
Hana berjalan di sepanjang koridor sekolah. Mata Hana terlihat sedikit membengkak sebab semalam Hana menangis, untung saja Hana sedikit memberi bedak agar tak terlalu terlihat sehabis menangis. "Hana!," panggil seseorang dari belakang.

Hana berhenti tanpa menoleh. Suaranya seperti suara perempuan. "Tungguin gue!."

Yeji berlari kearah Hana dengan nafas memburu. "Capek banget astaga!." Yeji masih berusaha menetralkan nafasnya.

"Mubazir nafasnya dibuang," ucap Hana membuat mata Yeji membelak sempurna.

"Mati dong nantinya."

****
Yeji dan Hana kini sering sekali bermain di rooftop sekolah. Menghabiskan waktu hanya untuk melihat lihat keadaan para murid SMA Flashlight berinteraksi saat istirahat.

"Ke kantin yok! Laper gue," eluh Yeji pada Hana.

Hana dan Yeji berjalan bersama menuju kantin sekolah. Mereka memilih tempat ujung yang tak banyak orang. "Kenapa lo sering banget berantem sama Yora? Lo gak capek tiap hari berantem?." tanya Yeji penasaran.

"Bergerak sebelum diinjak itu lebih baik." ucap Hana membuat Yeji mengangguk saja.

"Eum, sakit gak sih, Na kalau kena pukul atau tamparan gitu? Gue lihat lo biasa aja gitu ekspresinya, emang gak sakit ya?," tanya Yeji lagi.

Hana berdecak malas. "Lo temen gue atau Dora sih? Kepo banget."

Yeji cemberut, wajahnya masam. "Iya deh gak jadi tanya."

Hana menghela nafas pelan. "Yora rendahan."

"Apanya yang rendahan?," tanya Jaehyun membuat Yeji sontak kaget. Namun, Hana tidak.

Yeji gugup. "K-Kak Jaehyun kapa-n datengnya?,"

"Gue mau ngomong sama Hana bentar aja, boleh kan?," ucap Jaehyun pada Yeji.

Yeji kaget bukan main. Apa ini! Tingkah Jaehyun benar-benar membingungkan!.

"I-iya."

Jaehyun lalu menarik tangan Hana untuk ikut bersamanya. Sementara 2 printilannya menunggu bersama Yeji di kantin.

"Temen lo aneh deh kayaknya." gumam Min Seok kepada Gion.

Hana menarik tangannya agar lepas dari genggaman Jaehyun. "Tangan sampah lo gak berhak nyentuh tangan berlian gue," ucap Hana menirukan ucapan Yeon Jin saat ada seorang perempuan menyentuh tangannya.

"Yoo Hana, suatu saat tangan itu bakal gue genggam s.e.l.a.m.a.n.y.a." ucap Jaehyun menekan kata 'selamanya'.

Hana terkekeh remeh. "Mimpi,"

Jaehyun tersenyum. "Kalau kenyataan gimana?,"

Hana lebih memilih diam dari pada menjawab pertanyaan Jaehyun. "Berisik." Hana memasukkan kedua tangannya kedalam saku almet miliknya, dan memilih meninggalkan tempat ini. Belum sempat Hana melangkah Jaehyun hendak meraih tangan Hana. Hana segera menepis agar tangannya tak digenggam oleh Jaehyun.

"Gue minta satu permintaan dari lo, dan jika lo nolak, gue juga punya hadiah spesial buat lo." ucapan Jaehyun kali ini membuat Hana tertarik.

Hana menaikkan satu alisnya sebagai tanda tanya. "Lo harus jadi pacar pura-pura gue." Jaehyun tersenyum smirk.

Hana berdecih mendengar permintaan Jaehyun. "Kalau lo nolak, gue bakal bongkar sesuatu tentang lo,"

Hana sedikit terkejut, setelah Jaehyun membisikkan hal itu. "Maksud lo apa?," tanya Hana penasaran.

Jaehyun tersenyum lalu membisikkan sesuatu kepada Hana. "Pikirkan ya, Sayang."





Wah ada apa ini bestie?

Ada pesan untuk Hana?

Ada pesan untuk Jaehyun

Ada pesan untuk Yeji, Min Seok dan Gion?

Atau untuk sayaaa?

JAEHYUN

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 HANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang