"HAHAHA"
"Kakak udahh. Aku capek kak...hiks" mulai terdengar isakan kecil disela ketawanya sambil memohon untuk berhenti dari acara digelitik oleh kedua kakak laki-lakinya
"Ga akan. Anak nakal perlu dihukum" tolak kakaknya yang beda 10 menit itu untuk menghentikan gelitikan padahal adiknya itu mukanya udah merah nahan tangisan yang akan meledak tidak lama lagi.
"Benar, anak nakal wajib dihukum" setuju-setuju aja kakak tertuanya itu yang hobinya selalu ngusilin adik kecilnya itu.
"YAKKK!!! Kalian berdua slalu aja yaa ngusilin adik"
"gak ada puas-puasnya ya kalian berdua, ntar giliran adik kecil kalian itu mengabaikan kalian, kalian uring-uringan seperti cacing kepanasan, tapi saat sudah bertemu seperti Tom and Jerry" omelan kakak perempuan alias anak ke-2 dari 4 beradik itu terdengar disela-sela tawa dan isakan yang mulai terdengar. Kakak perempuan satu-satunya itu amat menyayanginya. Takut jika adiknya itu menangis atau kesakitan dan melakukan yang terbaik untuk adiknya yang satu itu. Tapi, bukan berarti kakak laki-lakinya itu tidak menyayanginya tapi mereka menunjukkan dari sudut pandang lain dengan mengusilin adiknya itu.
Begitulah sehari-hari mereka yang selalu ngusilin satu sama lain dan berakhir yang termuda menangis, tapi keusilan itulah membuatkan mereka semakin dekat terlebih lagi mereka mempunyai ikatan batin semenjak mereka kecil terutama si kembar.
CTAARRR!!! CTAARRR!!! CTAARRR!!!
"Mama, Papa...hiks...maaf..."
"janji...hiks... gak akan ulangi lagi...hiks..."
"hiks...hiks...ini sakit..."
"ku mohon...hiks...hentikan...hiks...ini benar-benar sakit, ma...pa" gadis yang berumur 3 tahun itu terus terisak, memohon kepada orangtuanya untuk menghentikan cambukan demi cambukan tanpa henti meninggalkan bilur garis yang panjang dan mengeluarkan darah. Namun, orangtuanya yang murka itu langsung tidak mendengarkan tangisan dan rayuan untuk menghentikannya seolah amarah mereka telah memekakkan telingan dan membutakan mata mereka.
"DIAM!!!""sakit yang kamu dapat ini tidak sebanding dengan sakit yang anakku rasakan""dasar anak tidak tau diuntung""hanya mampu menyusahkan"
"tidak sepatutnya aku melahirkanmu atau membesarkanmu" kata demi kata yang menyakitkan dan makian mereka lontarkan sambil menunjuk-nunjuk ke arah muka gadis yang masih merintih kesakitan itu.
"hei..dengarkan aku anak pembawa sial..."
"KAU HANYA KESALAHAN DAN SELAMANYA ADALAH KESALAHAN!!!" kata terakhir mereka yang menjambak rambut gadis itu ,membuatkan gadis itu tertegun, tidak percaya dan hancur.
Gadis itu terus menangis dalam diam. Menangisi kehidupanya yang menyedihkan itu dengan meringkuk menggenaskan di bawah lantai tanpa alas sama sekali, dan masih dipenuhi dengan baju yang bersimbah darah segar yang terus mengalir dari luka-luka cambukan. Sakit di seluruh badannya itu tidak ada apa-apanya dari sakit di hatinya. Sakit saat mengetahui alasan kebencian orangtuanya terhadap dirinya.
Kecewa, itu wajar untuknya. Dia kecewa sama orangtuanya yang membencinya atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
YOU ARE READING
Confiance
Random' l'histoire du passé qui a donné naissance à qui je suis aujourd'hui '- Alice "What mission this time will you also take on?" "Yes, please rearrange my schedule for this mission." 'Aku kembali lagi dengan diriku yang baru' kembali ke negara yang te...