[0.6 kencan di warung mamih]

75 20 14
                                    

Terdeteksi kegagalan!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdeteksi kegagalan!!

𝚁𝚎𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚍 𝚜𝚘𝚗𝚐:
𝙸 𝚕𝚒𝚔𝚎 𝚖𝚎 𝚋𝚎𝚝𝚝𝚎𝚛 𝚋𝚢 𝙻𝚊𝚞𝚟,

𝙹𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗 𝚌𝚘𝚟𝚎𝚛–

[0.6 kencan di warung mamih]

Shuhua tersenyum ramah saat tangannya menyerahkan plastik berisi pecel lele untuk salah satu pelanggan di warung mamih alias bunda Jeno. Shuhua sengaja, gadis cantik itu ingin membantu bunda Fani berdagang malam hari ini.

Jeno yang niatnya ingin mengajak Shuhua makan bersama lalu pulang ke rumah, merasa kesal dengan kekasihnya itu. Ia memperhatikan Shuhua yang berinteraksi ramah dengan beberapa pelanggan yang kebanyakan adalah laki-laki.

Jeno merengut kesal. Ia membuang muka ke arah lain. Bahkan rencana makan berdua dengan Shuhua gagal total.

“Sha, makan dulu ya? Udah ditungguin Jeno, tuh anaknya ngambek.” kata bunda Fani sembari tersenyum geli.

Jeno melirik tak minat sebagai reaksi. Shuhua masih sibuk melayani pembeli meski Fani sudah beberapa kali menyuruh gadis itu makan terlebih dahulu. Jeno membuang nafasnya, percuma saja bila ia marah-marah.

Shuhua itu tidak peka. Kadar kepekaannya sebatas 25%.

“Sebentar lagi, mih. Nanggung!” sahut Shuhua tanpa menatap Fani maupun Jeno. Jeno semakin geram, terlebih saat mengetahui ada satu pembeli yang menatap Shuhua penuh kagum.

Jeno tidak tahan lagi. Kakinya ia bawa menghampiri Shuhua yang berdiri di belakang gerobak dagangan pecel lele bunganya. Jeno meraih pinggang Shuhua untuk ia peluk dengan erat, seolah menunjukkan bahwa Shuhua adalah miliknya.

Jeno melirik pembeli yang terang-terangan menatap Shuhua dengan tajam. Bibirnya berdecih sinis. ‘Masih kalah jauh, gantengan juga gue’, begitu batin Jeno. Dagu runcingnya ia letakkan diatas bahu Shuhua.

“Makan dulu yuk?” bisik Jeno pelan.

Shuhua meliriknya sekilas. “Bentar dulu, abis ini ya?” tawarnya, Jeno menggeleng tanda ia menolak. Di liriknya kembali sosok pembeli yang tadi, senyum runcingnya tersungging tipis-tipis.

“Kamu kan nggak boleh kecapean, bun. Kasihan anak kita nanti.” katanya. Sesuai prediksinya, pembeli tadi langsung pergi menjauh dari dirinya dan Shuhua menuju ke bangku tunggu.

Shuhua melotot horor. Kepalanya ia tolehkan ke arah Jeno yang masih asik bersandar di bahunya. Ditodongkannya pisau yang berada ditangannya ke arah Jeno. “Ini pisau kalo kena mantep loh, Jen! Mau?” ancamnya ngeri.

Jeno menggeleng. Lanjut memperdalam posisi wajahnya di leher Shuhua. “Aku cemburu tau. Mas-mas yang tadi ngeliatin kamunya kaya suka gitu, kan akunya nggak suka.” adunya.

boyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang