Memang benar adanya semenjak Jeno berpacaran dengan Shuhua frekuensi membolos laki-laki itu berkurang, semakin membaik intinya. Berkurang bukan berarti tak pernah melakukan. Seperti halnya saat ini, setelah Jeno menurunkan Shuhua di depan pagar sekolah, Jeno langsung tancap gas pergi dengan alasan ingin memfotocopy makalah kerja kelompoknya.
Terdampar di warung belakang sekolah, disinilah Jeno Ardhito berada. Berkat rayuan-rayuan setan bernama Haechan, Jaemin, dan Hyunjin, seorang Jeno mampu mengingkari janjinya pada sang pacar.
Kepulan asap rokok memenuhi udara disekitar mereka. Entah berapa banyak yang sudah mereka habiskan bersama, kecuali Jeno yang hanya menghabiskan satu batang rokok kali ini. Sungguh, ia membayangkan Shuhua marah saja tidak sanggup apalagi bila Shuhua tau Jeno membolos demi ngudud di warbel.
No, Jeno masih cinta Shuhua.
“Bro! Masuk sekolah yuk? Bentar lagi udah pergantian jam kedua nih. Kelasnya bu Rusti mapel Geografi, serem cuy!” ajak Jeno yang tidak digubris oleh teman-temannya.
Sebenarnya Jeno takut dengan Shuhua. Biasanya jika ada siswa-siswi yang terlambat masuk atau yang mendapat kasus, Shuhua dan kawan-kawan lah yang akan menghukum pelaku dari kasus-kasus tersebut. Dan sanksi yang diberikan Shuhua tidak pernah main-main dan selalu membuat murid-murid nakal merana.
Jeno bergidik ngeri, ia meringis takut.
Haechan melambaikan tangannya diudara. “Ah santai lah, bro. Kepala sekolahnya lagi ke pusat jadi hari ini aman lah. Santuy-santuy!” katanya, lanjut menghisap batangan rokok.
“Broo, masalahnya masih ada pacar gue sama antek-anteknya!! Ayolah, balik yuk?”
“Tadi ngapain lo ikut kesini? Tau gitu mending lo masuk sekolah, bukannya ikut bolos bareng kita.” kini giliran Hyunjin yang menyahuti dengan sedikit ngegas.
Memang definisi setan ada pada ketiga temannya. Jeno menggerutu tak jelas. Sudah dijelaskan bahwa Haechan, Hyunjin dan Jaemin lah yang mengajak Jeno untuk membolos dengan membombardir dengan rayuan-rayuan setan yang menyesatkan.
“Tadi yang bilang ‘nyebat enak loh, Jen. Bisa bikin masuk surga’ siapa?” ngegas balik Jeno.
“Dasarnya lo aja yang bego!” sentak Haechan skakmat.
