Sendiri itu lebih baik, kata kebanyakan orang, tapi itu cuman kalimat buat nutupin kalo dia engga mampu pertahanin Orang-orang untuk selalu ada disisinya.
Jungwon baru saja turun dari bis yang pagi ini begitu sangat padat, jelas saja dia sudah agak telat, makanya mendapat bis terakhir yang dengan terpaksa harus desak-desakan bersama banyaknya penumpang.
Masih pagi, namun Jungwon merasa lesu dan sedikit lapar. Agaknya Jungwon menyesal tidak melahap habis sarapan tadi.
Sesampainya di kelas, Jungwon langsung berteriak, "Uno kantin yuk," tanpa peduli bahwa dirinya menggangu para teman yang sibuk menyalin contekan.
"Disini gak ada yang namanya Uno," teriak Suno.
"Conuyaaaaa," teriak Jungwon lagi.
"Ishh, lo masih pagi udah nyari gara-gara."
"Agar-agar?"
"Cepetan ke kantin, keburu bel." Sonu menarik lengan Jungwon, yang bahkan belum menyimpan tasnya.
Sesampainya di kantin yang cukup lenggang, Sonu langsung menuju tempat pemesanan, sementara Jungwon mengamankan tempat duduk.
Tak sengaja, Jungwon melihat Jay yang tengah duduk sendiri, rupanya Jay juga merasa lapar seperti dirinya, Jungwon tertawa kecil kemudian menghampiri.
"Bukannya pagi tadi lo udah sarapan?"
Jay mengabaikan pertanyaan Jungwon, yang datang menghampiri secara tiba-tiba.
"Jay gue minta maaf kalo gue ngeselin. Tapi tau gak, gue lagi usaha buat bisa nerima lo, masa lo engga mau bantu."
"Buat apa?"
"Hah?"
"Buat apa maksain diri nerima gue, kalo dari awal aja lo udah anti banget punya saudara. Lagian gue gak minta lo nerima gue, karna gue pun demikian."
Jungwon dibuat bungkam. Apa usahanya sia-sia. Tapi dia sudah berjanji pada ibu, juga pada Suno bahwa ia akan mencoba menerima dengan lapang dada saudara tirinya.
"Halo ganteng, lagi sarapan juga ya. Wonie nyokap lo gak masak ya?" Suno dan pesanannya tiba.
"Enak aja, lo pikir nyokap gue pemalas."
"Lah terus kenapa sarapan di kantin?"
"Emang salah sarapan dua kali."
"Ya engga sih, tapi aneh aja tau. eh btw Jay lo jadi masuk organisasi futsal?" Tanya Suno mengalihkan topik, wajah kesal Jungwon sudah cukup membuat moodnya semakin baik.
"Iya, tadi gue udah ngomong kok sama pak Rudi, katanya harus diuji dulu." Nada ketika berbicara dengan Jungwon dan Suno, tampak berbeda.
"Gue yakin sih lo bakal menang, soalnya skill lo lebih oke dibanding gue yang notabene nya udah paling oke."
"Pede banget. Jay lo tau gak gue kapten timnya, kalo lo mau, gue bisa masukin lo ke tim inti," tawar Jungwon.
"Gak usah mulai drama deh, gue muak," sentak Jay dengan melayangkan tatap tajam pada Jungwon, lalu bangkit, menyisakan kuah bakso dan jus jeruk yang masih banyak.
"Drama apa?" tanya bingung Suno.
"Lo gak tau, di rumah gue lagi ada drama game. Jadi peraturannya siapa yang bisa berperan lebih baik bakal jadi pemenang."
"Maksudnya? peran ngapain?"
"Ya peran jadi kepala rumah tangga yang baik, ibu rumah tangga yang baik, dan saudara yang baik."
"Terus sekarang lo lagi pura-pura baik ke Jay?"
"Gila lo."
"Hah?"
"Ya iyalah, biar gue bisa menang."
"Wonie!!! gak lucu deh. Cerita ke gue ada masalah apa di rumah?"
Memang tak ada yang bisa dirahasiakan oleh Jungwon dari Suno. Karna Suno adalah ahli membaca tatap mata.
"Papa sama mama bakal ke luar kota."
"Terus?"
"Mereka ninggalin gue sama Jay, tanpa pamit dan tanpa izin."
"Jadi lo tau darimana?"
"Semalam, waktu ke kamar mama, gue gak sengaja denger rencana mereka. Dan liat aja, pulang nanti rumah pasti kosong." Jungwon terlihat sedih, namun tak bisa apa-apa.
"Pasti ada alasan kenapa orang tua lo lakuin hal ini."
"Biar gue bisa makin deket sama Jay."
"Nah pinter, tuh tau."
"Gue gak yakin rencana ini bakal sukses, soalnya Jay kayak benci gitu sama gue."
"Lo nethink deh, tunjukin dulu kasih sayang lo, baru boleh ngarep disayang balik."
Tak terasa asik dengan obrolan, bel pun sudah berbunyi nyaring. Jungwon tidak jadi sarapan, makanan yang sudah dipesan dititip dulu, mungkin istirahat nanti akan diambil.
☘☘☘
ni anak satu imut bener dah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream or Dream || JayWon ||
FanficMengisahkan tentang Jungwon dan Jay, yang awalnya saling mengenal sebagai teman, hingga takdir membawa mereka lebih dekat, yakni menjadi saudara. Berhenti sok peduli - Jay Emang gue peduli - Jungwon Start : 7 Juni 2022, Selasa 15:55 Finish : 13 J...