1. Dear My Love

1.9K 78 2
                                    

Sinar Nakamura, anak tunggal dari pemilik perusahaan besar Hybe Labels, Lee Minho Nakamura dan sekarang posisi Lee Minho sudah beralih ke tangan Sinar sepenuhnya.

Lee Minho merasa dirinya sudah tua, dan sudah tidak sanggup lagi memimpin perusahaannya itu, apalagi perusahaannya kini sudah bertambah besar hingga membuatnya cepat kelelahan. Selain alasan tersebut ada lagi alasan lain yang membuat Lee Minho menyerahkan perusahaannya pada anak satu-satunya itu, yaitu dirinya ingin menghabiskan lebih banyak waktunya bersama sang istri, Bae Suzy Nakamura.

Beruntung ketika Lee Minho mengutarakan niatnya itu pada sang anak langsung mendapat respon yang baik. Sinar dengan senang hati menerima tawaran dari ayahnya itu. Tetapi bukan tanpa alasan Sinar menerima tawaran ayahnya itu, ia tertarik dengan sekretaris ayahnya yang bernama Huh Cahaya. Beberapa kali Sinar bertemu dengan Cahaya ketika Sinar sedang berkunjung ke perusahaan ayahnya, dan sejak saat itulah Sinar mulai menaruh hati kepada sekretaris ayahnya, yang usianya tentu saja jauh lebih tua darinya walau hanya terpaut 2 tahun, Sinar berusia 19 tahun sedangkan Cahaya 21 tahun.

Jika posisi ayahnya di gantikan olehnya, otomatis Cahaya akan menjadi sekretarisnya. Itulah niat yang sebenarnya kenapa Sinar mau menerima tawaran dari ayahnya.

Lee Minho tidak mengetahui kalau anak tunggalnya itu jatuh cinta pada sekretarisnya. Entah apa yang akan terjadi jika Lee Minho tahu?

"Aahhh,..aahhhh"

"Mmpphh,..pelahhnn Sinarhh,..uhh"

Suara-suara desahan itu terus menggema di ruangan tersebut, ruangan yang seharusnya di gunakan Sinar untuk bekerja justru di gunakannya untuk bercinta dengan sekretaris pribadinya, siapa lagi kalau bukan Huh Cahaya. Mantan sekretaris ayahnya dulu yang sekarang sudah menjadi sekretarisnya sekaligus kekasihnya.

"Aahh Cahayahh milikmuhh sempithh,..uhh milikku terjepithh,..ahhh"

Padahal ini bukan pertama kalinya Sinar menyetubuhi Cahaya, tetapi milik Cahaya masih saja sempit saat di masuki oleh miliknya yang berukuran cukup sedang, tidak terlalu besar maupun kecil.

"Aahh sahhyanghhh"

Nafas Cahaya memburu setelah mencapai pelepasannya, ia memegangi kedua bahu Sinar yang masih bergerak liar di atasnya.

Sebenarnya Cahaya sudah lelah, tetapi Sinar masih saja belum puas dan masih menggerakkan penyatuan mereka.

"Aahh nikmathhnyahh"

Sinar mempercepat tempo gerakannya, saat ia merasa sebentar lagi akan mencapai puncak kenikmatannya.

Tinggal sebentar lagi.







Ceklek

"Oh my god, my eyes?"

Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Sinar tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan setelah melihat pemandangan yang menodai kesucian matanya, seseorang tersebut menutup kembali pintu ruangan Sinar.

"WOY SINAR, KALO MAU BIKIN ANAK JANGAN DI KANTOR, GUE ADUIN LO SAMA OM MINHO KALO ANAKNYA BUKANNYA KERJA MALAH BIKIN ANAK DI KANTOR!"

Sinar dalam hati terus mengumpati sepupunya tersebut karena sudah menggagalkan aktifitasnya dengan Cahaya. Alhasil Sinar gagal mencapai puncak kenikmatannya itu.

Sedangkan Cahaya panik sekaligus malu kepergok berbuat tidak senonoh dengan Sinar di kantor. Apalagi kepergok oleh sepupu Sinar.

Lalu dengan cepat Cahaya mendorong Sinar menyingkir dari atasnya, setelah itu ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya dengan segera.

Melihat itu Sinar mendengus kesal, lebih tepatnya ia kesal dengan sepupunya yang sudah seenaknya menganggunya itu. Akhirnya dengan malas Sinar memakai kembali pakaiannya lalu menghampiri pintu dan membukanya.

"Ngapain sih lo ke sini? Ganggu!" kesal Sinar.

"Hai Cahaya" sepupu Sinar melewati Sinar begitu saja, dan menghampiri Cahaya yang sudah duduk di meja kerjanya kembali.

"Hai Langit" senyum canggung Cahaya membalas sapaan sepupu Sinar. Cahaya masih terlalu malu mengingat kejadian tadi, dan semoga saja sepupu Sinar tidak berpikiran yang tidak-tidak tentangnya.

"Dih dasar!" gerutu Sinar yang di lewati Langit begitu saja.

"Jadi mau apa lo ke sini?" Sinar duduk di sebelah Langit yang sudah duduk di sofa yang ada di ruangannya.

"Mau ketemu cewek guelah, yakali mau ketemu lo? Gak banget" ucap Langit sambil menampilkan wajah jijik pada Sinar.

"Cih!" Sinar merotasikan bola matanya malas.

"Panggilin cewek gue dong Nar, gue kangen nih"

"Lebay lo. Sana panggilin sendiri. Emang lo siapa nyuruh-nyuruh gue? Lo pikir gue babu?" Sinar melipat kedua tangannya angkuh, kakinya sudah di silangkan. Sikap bossy nya sudah mulai muncul kepermukaan.

Dari meja kerjanya, Cahaya sesekali mencuri pandang ke arah mereka berdua, dan menggelengkan kepalanya melihat keduanya berdebat seperti biasanya. Cahaya sudah hafal betul dengan kelakuan dua orang yang ada di depannya itu.

Berdebat sepertinya sudah menjadi hobby Sinar dan Langit setiap kali mereka bertemu.

"Ck! Lo kan bosnya, kalo lo yang manggil Cinta pasti langsung ke sini, beda lagi kalo gue yang manggil, pasti dia bilang lagi sibuk, gak bisa ketemu" Langit tampak memberengut kesal, mengingat ia akhir-akhir ini tidak bisa berjumpa dengan kekasihnya karena alasan kesibukan sang kekasih.

Sinar tertawa mendengarnya, "Mangkanya jadi bos dong kaya gue, biar bisa ngelakuin apa aja sesuka hati" ejeknya yang langsung di hadiahi pukulan di bahu dari Langit.

"Sombong!"

Lagi-lagi Sinar tertawa, lebih tepatnya menertawai Langit. Padahal Langit anak dari keluarga yang berada sama sepertinya, tetapi ayahnya belum bisa mempercayai perusahaanya pada Langit, karena kebiasaan Langit yang suka ceroboh hingga membuat ayahnya harus berpikir ulang untuk menyerahkan perusahaannya pada anaknya itu.

"Ya udah ya udah, gue panggilin nih cewek lo, gue takut nanti lo nangis hahha haha" ledek Sinar.

Langit hanya mendengus kesal.

"Yang coba panggilin Cinta dong, bilang ada yang kangen berat gitu" suruh Sinar pada Cahaya yang merupakan sekretarisnya.

Cahaya mengangguk patuh, lalu pamit untuk memanggil Cinta yang merupakan salah satu karyawan di sana.

Tidak lama kemudian Cahaya datang bersama dengan Cinta.

Seketika wajah Langit langsung berseri melihat sang kekasih di hadapannya. Langit segera beranjak memeluk Cinta, tanpa memperdulikan dua orang yang masih ada di sana.

'Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak' gumam Sinar. Karena tidak ingin jadi nyamuk di sana, Sinar menarik tangan Cahaya untuk meninggalkan dua orang yang sedang di mabuk cinta itu.

"Aku tuh kangen tau sama kamu, Love" ucap Langit masih memeluk erat Cinta.

Love adalah panggilan khusus Langit untuk Cinta.

"Baru kemaren kamu nginep di rumah aku, masa udah kangen aja?" Cinta tak habis pikir dengan kekasihnya.

"Ih, kamu tuh udah kaya narkoba buat aku, bikin candu terus-terusan. Sedetik gak ketemu kamu, berasa seabad tau gak? Aku bisa gila"

"Mulai deh lebaynya" Cinta memutar bola matanya malas.

Langit terkekeh mendengar nada kesal Cinta. Ia lalu melepas pelukannya dan menatap kekasih tercintanya.

"Sky cinta Love" ujar Langit, lalu tanpa aba-aba menggendong Cinta menuju kamar pribadi Sinar.







































~✨Shine✨~

"Jantungku berdetak karenamu"

***

Shine✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang