3. Don't Hurt Me

1.1K 56 3
                                    

"Kau menyukainya?"

Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Cinta setelah keduanya sampai di depan rumah Cinta, setelah mengantar Cahaya.

Alis Langit tampak mengernyit, "Siapa?" tanyanya menoleh ke Cinta.

"Cahaya" Cinta mengalihkan atensinya ke arah lain, tidak ingin menatap Langit. Entah kenapa mendadak hatinya terasa sakit saat ia melihat cara Langit menatap Cahaya tadi.

Langit hampir saja tertawa terpingkal mendengar nama yang di sebutkan kekasihnya.

"Kau cemburu?" Langit mencoba menahan tawanya.

"Jujur saja. Jika kau menyukainya, aku tak apa" jawab Cinta dengan mata yang masih tidak mau menatap Langit.

Langit menghembuskan nafasnya, sepertinya kali ini ia tidak bisa menganggapnya sebagai sebuah candaan. Cinta sepertinya sedang sensitif. Langit sangat heran, mengapa kekasihnya itu bisa berpikiran seperti itu? Jelas-jelas Cahaya adalah kekasih dari sepupunya, mana mungkin Langit menyukai Cahaya? Yang benar saja.

"Oh ayolah Love, kenapa kamu bisa mikir kaya gitu sih? Aku mana mungkin suka sama pacar sepupu aku sendiri. Aneh tau gak" Langit meraih tangan Cinta, menggenggamnya dan menciumnya berkali-kali.

"Lagian ya, apa kamu lupa, di sini tuh udah ada bukti cinta aku sama kamu. Masa kamu masih gak percaya sama aku" Langit mengelus perut Cinta.

Tidak banyak yang tahu, kalau sebenarnya Cinta sedang mengandung anak Langit. Keduanya memang belum menikah, tetapi Cinta sudah lebih dulu hamil, itu salah Langit, karena setiap kali mereka bercinta, Langit tidak pernah memakai pengaman dan selalu mengeluarkan cairannya di dalam. Alhasil kini cairannya itu sudah menjadi janin di dalam kandungan Cinta.

Kedua orang tua mereka belum mengetahui soal kahamilan Cinta, pasalnya baik Langit maupun Cinta belum memberitahu orang tua mereka. Alasannya satu, karena orang tua Cinta belum memberikan restu pada Langit untuk menjadikan Cinta istrinya. Padahal Langit sudah berusaha keras mengambil hati orang tua Cinta, namun orang tua Cinta masih saja tidak menyukainya.

Setiap kali Langit berkunjung ke rumah Cinta, pasti Langit akan di usir oleh orang tua Cinta. Tapi lain halnya dengan Sinar yang berkunjung ke rumah Cinta, pasti orang tua Cinta akan menyambutnya dengan baik.

Orang tua Cinta tidak menyukai Langit karena penampilan Langit yang terlihat urakan, dan seperti berandalan lain halnya dengan Sinar yang selalu berpenampilan rapih. Maka dari itu orang tua Cinta lebih menyukai Sinar ketimbang Langit.

Cinta sudah beberapa kali menasehati Langit agar bisa berpakaian rapih seengganya di depan orang tuanya. Tetapi Langit menolak, Langit ingin menjadi dirinya sendiri, ia enggan mengganti stylenya, karena menurutnya, ia memang seperti ini, berpakaian yang menurutnya nyaman. Tidak ingin menjadi orang lain hanya untuk terlihat baik di mata mereka.

Melihat kekasihnya hanya diam saja membuat Langit menghela nafasnya kembali. Mungkin hormon ibu hamil pikirnya. Cinta jadi sensitif.

Langit mendudukkan Cinta ke atas pangkuannya. Cinta sempat terkejut dan sempat memberontak, namun tenaga Langit jauh lebih kuat darinya hingga akhirnya Cinta hanya pasrah duduk di pangkuan Langit.

"Aku tuh cintanya cuma sama kamu Love, masa kamu gak percaya sih sama aku?"

"Ck!" Cinta menahan tangan Langit yang terus menggerayangi tubuhnya. Langit mode mesum tuh sangat menjengkelkan.

Langit terkekeh, "Rumah kamu sepi, orang tua kamu lagi gak ada di rumah kan?"

Cinta tak menjawab. Langit mengartikan diamnya Cinta itu sebagai jabawan IYA atas pertanyaannya itu.

Shine✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang