Empat Puluh Enam

9.1K 1.1K 15
                                    

Selamat Membaca ^^
*****

FLASHBACK

"Tuan Muda terlihat tampan sekali." Vivian memuji tuan mudanya. Wanita paruh baya itu menyisir rambut hitam milik Charlos agar terlihat lebih rapi.

"Terimakasih Vivian." Balas Charlos sembari tersenyum kecil. Bocah yang kini hampir menginjak usia empat tahun itu membenarkan cravat yang melingkar di lehernya agar terlihat lebih rapi lagi.

"Apakah Tuan Muda merindukan Tuan Duke?" tanya Vivian kepada tuan mudanya. Mendengar pertanyaan spontan dari pelayan pribadinya, entah mengapa hal itu membuat Charlos merasa sedih.

Jika memikirkan tentang ayah, maka Charlos sama sekali tak memiliki gambaran tentang figur ayah di hidupnya. Tidak --bahkan Charlos sendiri jarang bertemu dengan ayahnya sehingga bocah kecil itu tak terlalu mengenal tentang sosok ayahnya.

Sosok ayah yang ia ketahui hanyalah orang yang sangat sibuk dan memiliki posisi tinggi di kerajaan ini. Kata orang, ayahnya adalah pahlawan perang, tak ada satu pun perang yang tak dimenangkan oleh ayahnya. Ayahnya adalah sosok yang hebat, namun hanya untuk rakyat kerajaan.

"Entahlah." Charlos menjawab dengan rasa tidak yakin. Bahkan untuk bertemu saja mereka cukup jarang, bagaimana Charlos dapat merindukan orang yang jarang berada disisinya?

Vivian menyadari hal itu. Wanita paruh baya itu tak berniat untuk membuat tuan mudanya sedih, ia rasa pertanyaan yang ia lontarkan adalah pertanyaan yang sangat wajar. Namun tanpa wanita itu sadari, pertanyaan yang ia lontarkan malah membuat Charlos bersedih.

"Apakah ayah tak menyayangiku?" tanya Charlos dengan tiba-tiba, sontak pertanyaan tersebut membuat Vivian tersentak dan menatap tuan mudanya dengan tatapan penuh simpati.

"Ayah tuan muda sangat menyayangi Anda." Vivian mencoba untuk menghibur Charlos. Walaupun ia tak tahu bahwa kalimatnya dapat menghibur bocah kecil itu atau tidak.

"Lalu, mengapa ayah tak pernah meluangkan waktunya untukku? Bahkan kami pun jarang berbicara." Charlos kembali bertanya, dan hal itu sukses membuat Vivian harus memutar otaknya untuk menjawab pertanyaan Charlos. Tak mungkin bukan jika ia mengatakan jika ayahnya membenci ibunya dan hal itu juga telah berhasil mempengaruhi perlakuan Duke Alfonso pada kedua anaknya.

"Itu karena ayah Anda sangat sibuk."

"Sebagai seorang duke, ayah Anda sangat sibuk."

"Begitu ya?" tanya Charlos retoris.

"Nah, Anda harus segera pergi ke depan. Ayah Anda tak lama lagi akan sampai." Vivian kembali merapikan pakaian yang dikenakan oleh Charlos.

Charlos mengangguk, bocah kecil itu menatap cermin yang memperlihatkan refleksi dirinya. Kemudian dengan dituntun oleh Vivian, bocah itu berjalan keluar dari kamarnya.

Charlos dan Vivian berjalan menyusuri lorong kediaman duke. Kediaman yang biasanya terlihat tenang, kini agak sibuk. Terlihat banyak pelayan dan ksatria yang mondar mandir kesana kemari dan ada juga beberapa pelayan yang terlihat tengah menghias kediaman agar terlihat lebih baik lagi.

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Kerajaan Victon terlebih lagi rakyat ibukota. Sang pahlawan perang yang telah berada di medan perang selama hampir setahun lamanya kini akan kembali ke kediamannya. Dan seperti biasa, Duke Alfonso kembali membawa kemenangan di tangannya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang