BSS -22

109 28 4
                                    

Assalamualaikum...

Mengandung banyak unsur typo!
Happy reading 📍📍

"Berhentilah menjadi seorang satpam ditengah malam seperti ini! Antum bisa menganggu santri lain yang sedang beristirahat!"

Mirza menoleh dan mendapati Raihan yang sedang menuju kearahnya. Mirza berdecak, mengapa pria itu selalu mengusik dan mengganggunya?

"Lo gak usah ikut campur. Ini juga demi keamanan pesantren," ucap Mirza.

"Justru karena kehadiran mu pesantren ini menjadi tidak aman."

Mirza merotasikan kedua bola matanya, ia malas untuk berdebat dengan Raihan saat ini. Sekarang, dia harus menangkap penerornya yang sudah lama berkeliaran ditempat ini.

Raihan mencekal lengan Mirza untuk mengehntikan langkah pria itu agar tetap berada dihadapannya.

"Setelah membunuh salah satu santri, membakar asrama putri, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

Mirza mengepalkan kedua tangannya, ia emosi jika kejadian itu diungkit lagi.

"Kejadian itu bukan gue pelakunya! Lo gak usah ungkit itu lagi, gue muak!" ungkapnya, setelah itu kembali melangkah.

"Akan ku pastikan bahwa besok kamu akan diusir dari pesantren ini!" kata Raihan.

Mirza menghentikan langkah kakinya saat itu juga, ia mendengar apa yang Raihan katakan. Sedikit pun tidak ada rasa takut dibenaknya, sudah Mirza tekankan bahwa dirinya tidak ingin berurusan dengan pria itu. Sekarang adalah mencari seseorang yang harus ia tangkap.

Ketika tubuh Mirza hampir sepenuhnya berputar untuk memunggungi Raihan, kedua alisnya berkerut. Hingga perlahan-lahan, ia kembali merotasikan tubuhnya dan nampaklah seseorang yang sedang berjalan mengikuti Raihan.

Pakaian yang mendominasi warna hitam dengan tangan kanan yang memegang pisau, orang itu semakin mendekati Raihan, hingga...

Sak!

"RAIHAN!"

Langkah Raihan terhenti, sekujur tubuhnya tiba-tiba bergetar bahkan area pinggang kanannya terasa perih dan sakit. Pria itu memutar kepalanya setengah yang membuat bola matanya melebar.

Masih ditempat yang sama, Mirza melihat adegan Raihan yang ditusuk dari belakang. Kakinya mulai berjalan mendekat hingga akhirnya ia sampai pada Raihan yang sudah tergeletak dilantai. Entah mengapa, kejadian ini tidak bisa membuatnya melawan orang itu, Mirza seakan terhipnotis bahkan tak sadar bahwa pisau yang digunakan untuk menyerang Raihan tadi sudah berada ditangannya.

Dengan santainya pelaku itu berjalan meninggalkannya dan menyerahkan sesuatu kepada Mirza. Tidak salah lagi, itu pasti benda yang akan membuat Mirza dalam masalah.

"Astagfirullahalazim!!"

Barulah saat mendengar pekikan tersebut, Mirza tersadar. Pisau itu terjatuh sendiri tepat dibawah kakinya dan membuat dua orang santri terkejut.

Bukan Sekedar Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang