Amatir

475 82 16
                                    

Aku meminta DG menurunkanku di pinggir jalan begitu melihat motor Jay. Awalnya dia nggak mau, tapi setelah aku bilang akan mulai bekerja besok baru dia mau menurunkanku.

Segera aku menyeberang jalan dan menghampiri motor Jay. Aku mencarinya di sekitar, eh kok nggak ada? Tapi kunci motornya masih tertancap di sana. Apa dia gila? Dia nggak takut motornya dicuri apa?

Nowdays tuh marak pencuri berkeliaran di sekitar, contohnya aku mwuehehehe. Kalau motor Jay kuambil nggak apa-apa, kan? Toh, nanti kukembalikan. Kita juga kan tinggal di satu atap.

Jangan pelit sama sepupu sendiri ya, Jay.

"Pinjam ya, nanti kukembalikan, kok," lirihku sambil membuka satu kaki bersiap menaiki motor keren ini.

Duak-

Eh? Apa tuh?

Kakiku nggak sengaja menendang sesuatu. Aku memajukan kepala ingin melihat apa yang kutendang di balik motor itu.

KEPALANYA JAY!!

What the fuck!!

Selama ini dia di sana? Dia berkamuflase apa mataku yang siwer. Iya sih, udah mati juga. Pasti daya penglihatan mata ini menurun.

Jay menatapku dengan mulutnya yang terbuka, kayaknya kaget gitu. Iya lah siapa yang nggak kaget coba?

Bayangin aja, ketemu sepupu yang udah menghilang seharian penuh otw 2 hari. Terus tiba-tiba ketemu lagi, eh─doi malah nendang kepala, mau nyuri motor juga lagi. Kalau aku jadi Jay bakal murka parah sih. Bakal kuusir tuh sepupu yang nggak tau diuntung.

I talked about myself, LoL.

"Eh... Dear Cousin. Hai-hai, apa kabar nih?" Aku berbasa-basi canggung.

Setelah kusapa, Jay langsung berdiri cepat banget.

Aku memperkirakan dia bakal membentak atau menampar lah segala macam. Eh, si kuning ini melakukan hal yang nggak akan pernah kuduga.

Tangan kanannya bergerak cepat ke belakang kepalaku lalu dalam hitungan detik, kepalaku sudah mendarat di dada bidangnya.

Dia nggak mengatakan apapun, hanya diam sambil mendekap kepalaku erat.

Ok, that's fucking weird. What happened to him?

Aku mendorong Jay menjauh karena merasa nggak nyaman. "Kau kenapa? Mending marah aja. Kau aneh kalau begini. Jijik tau."

Walau nggak kelihatan, tapi aku dapat merasakan alis mata Jay yang mengernyit hebat. Mulutnya juga mulai terbuka mengatakan sesuatu.

"........?!"

"Mencuri motormu? Aku?" Aku membuang muka dengan angkuh juga smirk andalan. Berusaha tetap stay cool. "Pelit banget. Nanti kukembalikan!"

Kalau ditanya malu nggak, pastinya. Tertangkap basah padahal belum melakukan aksi. Kok aku jadi amatir kayak Whippi gini sih?

Jay menghela napas. Seperti biasa ia menutup matanya yang sudah tertutup rambut menggunakan tangan lalu kepalanya mendongak ke atas. Dia juga terkekeh seperti merasa lega.

Untuk memastikan aku coba bertanya padanya. "Kau khawatir aku nggak pulang, ya? Terus sekarang aku di sini makanya kau lega, kan?"

Mendengar kalimatku itu kepala Jay kembali turun menatapku dengan bibir atasnya yang naik. Kayak bilang 'Nggak usah mimpi!!'

Bangkek.

Besoknya aku sudah kembali ke sekolah. Tapi kali ini, aku berangkat bareng Jay. Sejak aku menghilang itu, Jay selalu menempel padaku.

You And Me - LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang