No Happy Ending

852 188 21
                                    

Damn...

Aku tahu hidup itu susah, pengalamanku banyak mengenai hal itu.

Kerja keras yang kulakukan hingga naik ke posisi atas, aku sudah merasakan itu semua.

Harusnya aku sudah terbiasa.

Harusnya...

Tapi kenyataannya enggak seperti itu.

Aku, CEO yang ikut berkontribusi dalam ekonomi global.

Aku yang itu, kini seperti penderita anemia.

Apa yang harus kulakukan?

Aku butuh uang. Dimana aku bisa mendapatkan uang?

Whippi bilang uang selalu ditransfer setiap bulannya.

Hei, brengsek. Aku enggak tahu apa yang dilakukan putrimu hingga kau mengusirnya dari rumah.

Tapi seenggaknya transferannya lancar dong, ah!

"[Jadi begitu? Sejak bulan kemarin ternyata uangnya berhenti ditransfer?]"

"Iya, aku sudah mengeceknya di ATM. Tapi karena pengeluaran yang dibutuhkan tubuh ini enggak begitu banyak, sisa uang yang bulan kemarin-kemarin masih cukup untuk sebulan ke depan."

Whippi mengangguk, "[Lakukan sesukamu.]"

Percuma bicara dengannya, dia enggak begitu memperhatikan.

Whipped cream itu sibuk menonton televisi yang menampilkan serial tak berguna.

Yeen, mafia paling cerdas dan menyeramkan di muka bumi. Selalu menghadapi assasin yang berusaha membunuhnya, menjadi incaran para warga bumi karena wajah eloknya. Walau begitu tidak akan ada yang bisa menaklukkannya karena hatinya yang tak dapat mencintai orang lain setelah kematian kekasih pujaannya.

"Oppa, k-k-k-k-k-kurasa aku mencintaimu."

"J-j-j-j-ja-jangan mende-de-de-de-kat atau kubunuh kau!"

"Jangan menyentuh akuw!"

"Ah~ pester dedihh~"

"Apa-y-y-y-y-yang kau lak-laku-lakukan padaku!"

"Hiks hiks oppa t-t-t-tolong percaya pa-p-p-padaku, aku tak akan me-me-mengkhianati oppaahh."

"Wa-wanita itu m-me-menjebak aku, oppa."

Motherfucker, what the hell is this.

"Ini bukan action?"

"[Nah.]"

"Kau suka yang seperti ini?"

"[Nope, menonton yang seperti ini bisa melatih kita untuk mengontrol emosi. Jadi kau tak akan mudah terpancing begitu saja.]"

Tetap saja, aku enggak bisa melihat yang seperti ini.

Terlalu anti mainstream.

Kalau televisi itu kuhancurkan, nanti rugi tanggung sendiri. Tapi melihat tayangan itu benar-benar membuat darahku mendidih.

Belum lagi pikiran mengenai uang, CEO yang kesusahan uang. Kekeke, fuck.

"Sebaiknya kau ganti tayangan itu atau kau tak akan bisa menonton televisi lagi."

"[Bentar lagi tokohnya mati, bentar. Nah tuh mati.]"

"Surprise, yeen masih hidup. Kalian tak akan bisa menyingkirkan yeen!"

Aku yang sudah siap ingin menendang televisi, terhenti karena melihat remote yang tertancap di sana.

Aku menoleh ke arah Whippi.

You And Me - LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang