Chapter 1 : AWAL

118 37 111
                                    

Sorak-sorak ramai terjadi dikoridor SMA Angkasa Nusantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak-sorak ramai terjadi dikoridor SMA Angkasa Nusantara. Semua siswa dan siswi kelas XI berlari menuju mading yang ada di samping ruang guru. Semuanya fokus mencari namanya masing-masing. Tak terkecuali gadis cantik berambut sebahu itupun kian ikut mencari namanya sendiri. Iya, dia Azzella. Atau yang sering akrab disapa dengan sebutan Zella. Zella menelusuri satu-persatu nama yang ada di mading itu. Dan ya, dia menemukan namanya masuk kedalam kelas unggulan untuk jurusan MIPA.

Azzella Kayla Maharani, XII MIPA 1.

Kelas XII MIPA 1 adalah kelas unggulan di SMA Angkasa Nusantara untuk jurusan MIPA. Kelas Unggulan itu gabungan dari beberapa murid dikelas XI yang mempunyai prestasi akademik yang luar biasa. Tidak semua orang bisa masuk ke kelas itu. Biasanya juga, kelas unggulan itu yang nantinya akan banyak meloloskan siswa dan siswi nya untuk masuk ke perguruan tinggi negeri favoritnya masing-masing. Tak heran jika banyak yang ingin bersaing untuk bisa masuk ke kelas unggulan itu.

Zella memang salah satu gadis famous di SMA Angkasa Nusantara, selain famous karena cantik ia juga sangat cerdas terbukti dari piala dan mendali yang ia selalu berikan untuk sekolah nya. Tak heran jika ia selalu didambakan oleh siswa-siswa SMA Angkasa Nusantara. Tapi entah sampai sekarang Zella tetap memilih untuk asik sendiri alias jomblo.

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk bahu Zella. Dia, Anatasya Anindya Putri. Panggil saja, Tasya. Sahabat karibnya Zella dari Kelas X.

''Lo masuk kelas unggulan Zell. Gila ya keren banget lo. Engga sia-sia lo ngambis dari Kelas X sampai kelas XI, terbayar juga bisa masuk kelas unggulan." serunya bersemangat.

Zella hanya tersenyum mengiyakan omongan Tasya. Kalau diingat-ingat dulu perjuangan Zella mengikuti olimpiade yang hampir membuat kepala Zella migrain terbayar sudah.

"Alhamdulillah Sya. Lo sendiri masuk kelas mana?" kini giliran Zella yang bertanya.

"XII IPA 3, Zell." jawabnya dengan raut wajah sedih. "Kita engga sekelas lagi deh." tambahnya.

Zella merangkul pundak sahabatnya itu, didalam hatinya ia pun ikut sedih lantaran harus terpisah dengan sahabatnya di kelas XII ini. Padahal ia kira, dia dan Tasya akan bertemu disatu kelas yang sama lagi, tapi ternyata tidak. Tapi tidak apa-apa ini hanya terpisah oleh kelas saja kan? di luar nanti mereka tetap sahabat selamanya. itu kata Zella.

"Gapapa Sya. Kita kan cuma terpisah sama kelas aja hahaha, nanti kita tetap bisa main saat jam istirahat atau pulang sekolah. Lagipula mau dipisahin kayak gimanapun, lo tetap sahabat terbaik gue." ucap Zella menenangkan.

Tasya mengangguk setuju mendengar perkataan Zella. Dan akhirnya, mereka tersenyum bersama sambil merangkul satu sama lain.

---

Di gudang sekolah...

Seorang cowok berseragam putih abu-abu dengan dasi yang urak-urakan sedang duduk menghadap jendela kaca dengan memegang rokok ditangan kanan nya. Asap rokok yang terus ia keluarkan dari mulutnya, menyembul keseluruh penjuru ruangan tersebut. Ia, mengamati jendela kaca yang menampilkan pemandangan taman belakang sekolah yang cukup rindang dan asri. Mengamati setiap objek yang ada di sana, sampai matanya tertuju dengan gadis cantik berambut panjang dengan buku-buku pelajaran nya. Gadis itu duduk membelakangi dirinya.

Revan, dengan julukan nya sebagai cowok badboy dari kalangan IPS itu ternyata juga mengenal Zella. Bagaimana tidak kenal, Zella aja primadona sekolah. Fyi, satu hal yang perlu kalian ketahui sejak 'kejadian' itu, Revan selalu memata-matai Zella secara tersembunyi.

Revan berjalan mendekati Zella yang masih sibuk dengan buku-bukunya. Tanpa permisi, Revan langsung duduk di sebelah kursi gadis bermata hazel itu.

"Sendirian aja, mau gue temenin nggak?" kata Revan.

Gadis itu hanya melirik sebentar kearah Revan, lalu melanjutkan aktifitas membaca bukunya. Tak tinggal diam Revan mencoba merebut paksa buku yang sedang dibaca Zella.

Zella menoleh ke arah Revan dengan tatapan kilat nya. "Lo tuh kurang ajar ya! main ngerebut buku orang aja. Ga sopan tau!" katanya. "Sini balikan buku gue." tambahnya lagi dengan sengit. Zella kembali mengambil bukunya ditangan Revan, tapi dengan cepat Revan malah menyembunyikan buku gadis itu dibelakang tubuhnya.

"Mau lo tuh apa si! Bisa engga lo tuh jangan ganggu hidup gue, cari aktifitas lo sendiri sana!" ucap Zella dengan penuh penekanan. ia sudah sangat kesal dengan tindakan Revan yang selalu mengganggui hidupnya.

Sedangkan respon cowok itu hanya tertawa gemas melihat Zella yang sedang kesal karena sikapnya. Menurutnya, Zella lucu kalau sedang marah.

"ENGGA ADA YANG LUCU, SETAN!" habis sudah rasa kesabaran Zella, jika terus begini ia bisa gila.

Revan berhenti dari tertawa renyahnya, kemudian ia melihat ke arah cewek sedang kesal itu.

"Lo tuh engga bosen apa ya, baca buku terus. Ini jam istirahat kali, udahan dulu belajarnya. Mending ke kantin yuk." ajaknya.

"Rev! bisa engga si lo tuh jauh-jauh dari gue. Mau gue baca buku atau engga di jam istirahat, itu juga bukan urusan lo!" kata Zella. "Mending, lo cari sana aktifitas yang lain sana sama geng lo atau fans-fans cewek lo yang udah nungguin lo di kantin!" tambahnya.

"Tapi gue maunya sama lo!" ucap Revan.

Zella melotot ke arah cowok itu. "huftt, tenang Zella jangan sampe lo mati muda gegara cowok ini." batin nya menenangkan. Rasanya ia ingin menonjok wajah cowok itu. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa mengerutu kesal dan hanya menampilkan wajah kesalnya.

"Lo kenapa masih disini? udah sana ke kantin. Gue mau ke kelas, balikin buku gue, Rev!" ucap Zella.

Tanpa babibu Revan langsung meninggalkan Zella ditempat. Zella menggeram "Kenapa ga dari tadi aja lo jauh-jauh dari gue! dasar cowok gila!" ucapnya sambil setengah teriak.

---

A/N. hai semua, tandai bagian typo dan revisi ya. anw, penasaran engga si sama hubungan nya Revan dan Zella? haha. see u di next chapter!! 🤍

Note : Jangan lupa tinggalkan Jejak.

Love, Mawar Sylvia.

AZZELLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang