[Perubahan Sinopsis]
Keenam pemuda itu mendapatkan mimpi yang sama berulang kali, tentang seseorang bersuara yang sepertinya berasa dari masa lalu.
Mereka tidak paham kenapa mimpi itu selalu muncul, tetapi perasaan rindu terasa begitu berat untuk d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⊱⋅ ᴡᴇ ᴡᴀɴᴛ ᴜ ⋅⊰ Chenle X Dreamies | Chenle!Harem
.
Ahh, hangatnya..
Jaemin menghembuskan napas lega ketika tangannya menyentuh mug berisi susu hangat. Udara dingin malam hari nyaris membuatnya membeku kedinginan.
Jadi, mereka berlima berinisiatif membuat api unggun kecil dan sebuah susu hangat.
"Renjun kok lama?" tanya Jisung penasaran.
"Ntahlah, padahal kita cuma minta ngasih susu itu ke Chenle," ujar Haechan. Jaemin mengernyitkan dahinya, Mark pun sama.
"Aku gak yakin kalo dia bakal cuma ngasih susu itu aja," seru Jeno. Seluruh pasang mata disana langsung menatap Jeno dengan pertanyaan yang sama dalam kepala mereka.
"Memangnya apa yang bakal Renjun lakukan?"
Hening. Mereka terdiam cukup lama, hingga suara kayu patah mengagetkan mereka semua bersamaan juga dengan suara orang lain selain mereka berlima.
"Renjun itu, orang yang cukup tidak sabaran. Dia pasti akan memastikan semuanya sendiri atau dengan orang lain.
Apalagi jika menyangkut si manis," seru seseorang. Mark berdiri dan menatap orang itu tajam.
"Siapa kamu?" tanya Mark dengan tajam. Orang itu hanya terkekeh.
"Ow, itu adalah pertanyaan yang sama ketika tiga ratus tahun yang lalu. Aku masih mengingatnya dengan jelas waktu itu."
Mereka semua memasang wajah terkejut, dan tidak percaya.
Tiga ratus tahun yang lalu katanya...
"A- Apa maksudmu, tiga ratus tahun yang lalu?" tanya Jisung. Orang itu menyeringai lebar.
"Ya.. Menurut kalian yang sekarang baru berumur 18 tahun dengan tiga ratus tahun apa?"
Hening. Orang itu menaikkan sudut bibirnya ketika tidak ada yang bersuara sama sekali.
"Lebih baik, kalian cepat ke teman kalian karena dia pasti akan menyakiti si manis. Aku pergi dulu, adios~"
Angin berembus kencang dengan pasir dan dedaunan. Mereka semua menutup mata, dan ketika angin itu hilang mereka membuka mata lagi.
"Dia hilang?!" seru Jeno.
Haechan segera mengambil bungkus susu yang dia bawa, dan membacanya. "Aku yakin ini susu baru, dan bukan susu kadaluwarsa."
Jaemin menampar pipinya sendiri beberapa kali. "Bu- Bukan mimpi."
Mark teringat ucapan orang itu langsung berlari dari sana, "Kalian! Ayo cepat, kita harus mencari Renjun dan Chenle."
