JGN LUPA VOTE, KOMEN & SHARE YAA!
Ga baca juga gapapa, yg penting di Vote aja( ꈍᴗꈍ)
Enjoy for Reading 🎀
______________________Pagi sudah datang dan suara kicauan burung membangunkan para jiwa-jiwa yang sedang tertidur nyenyak.
Felicie yang sudah bangun sejak pukul 05.00 pagi, tidak langsung bersiap-siap untuk aktivitas nya. Melainkan ia tetap melamun karena masalah kemarin.
Rasanya tidur pun tidak nyenyak dan selalu di bantuin dengan masalah yang belum terselesaikan. Masalah yang ia buat dan seharusnya ia juga yang mengakhirinya.
" Ke kampus gak ya.. " pikirnya sambil bolak-balik di depan kasur.
" Ke kampus aja deh, masa baru masuk udah bolos. " keputusan akhir Felicie.
Dia bergegas untuk merapikan kamar, mandi lalu sarapan pagi bersama Omah.
" Kok masih murung terus? "
Seketika Felicie langsung memang wajah ceria, " eh gak kok Omah tadi karena masih ngantuk aja. "
" Hm, yauda abisin sarapannya dulu, berangkat nya hati-hati ya. "
" Iya, Omah.. "
Selesai sarapan ia langsung berangkat ke kampus sendirian, di jalan pun tetap murung dan melamun bahkan hampir menabrak tiang di hadapannya.
" Hi, Fel! " tepuk Leana.
" Hi, Le.. " jawabnya lemas.
" Kenapa sih murung aja? gimana semalam berhasil? "
" Berhasil apaan, aku malah gak memulai apapun. Aku malu banget pasti kalau ketemu dia nanti. " curhatnya.
" Kenapa kok gitu? "
" Gak tau aku udah mikirin seharian juga gak dapet ide apa-apa.. "
" Yauda nanti minta maaf langsung aja gimana? "
" Aku coba nanti deh. "
Leana pun bingung. Sahabat yang ia kenal dari dulu tidak pernah peduli dengan masalah sepele seperti ini apalagi pada laki-laki tiba-tiba bisa berubah menjadi peduli.
Bahkan dengan laki-laki yang ia belum kenal lama, ia sudah ada rasa tidak enak kepada nya atas kelakuannya. Padahal sejak SMP ia selalu merepotkan semua orang tanpa memikirkan caranya minta maaf.
____
Ketika sampai di kelas keadaan belum ramai, mungkin pertama kali nya Felicie datang se pagi ini. Lalu ketika ingin duduk ia sempat menoleh ke bangku tempat Abileo.
Lamunan itu masih berlanjut, entah karena memikirkan sesuatu atau dia hanya ingin melamun saja. Tiba-tiba lamunan nya teralihkan dengan seseorang yang datang lalu duduk itu.
Abileo yang datang lalu langsung duduk tanpa menoleh sedikit pun kepada Felicie membuat Felicie tambah bingung.
Biasanya Felicie dan Abileo yang selalu saling meledek soal apapun sekarang malah menjadi canggung.
Iya, canggung. Itu yang mereka rasakan saat ini. Dimana saling tidak ingin memulai percakapan tentang masalah ini.
Saling beradu gengsi satu sama lain. Bahkan gengsi itu membuat mereka sendiri heran dan merasa ada yang berbeda.
( Biasanya si Felicie suka ngeledekin gue sambil melotot kalau liat gue duduk. Sekarang diem aja ya? )
batin Abileo sambil melirik punggung Felicie.Lalu begitu pula dengan Felicie yang merasakan ada sesuatu yang aneh.
( Biasanya Abileo suka ngisengin gue sampe bikin gue kesal. Sekarang jadi diem-dieman ya? ) kata hati Felicie.
Lalu setelah itu Felicie bernafas kasar sambil tidak sengaja melirik Abileo. Pas sekali disaat itu Abileo sedang melihat belakang badan nya.
Abileo pun terkejut ketika Felicie mengahadap kebelakang lalu langsung berpura-pura celingak-celinguk sambil membuang muka.
( Itu tadi Abileo lagi ngeliatin gue gak sih? apa gue yang geer ya? ) sambil merogoh tas nya di belakang.
____
Jam pelajaran pertama sudah dimulai. Pelajaran nya yaitu Ilmu Fisika yang diajar langsung oleh Wali Kelas nya.
" Ohiya. Sebelum kita mulai belajar saya ingin memindahkan tempat duduk kalian secara random. Agar kalian lebih mengenal satu sama lain.
" Yah.. Ibu... " sahutan para Mahasiswa.
" Ok, dari yang barisan pertama. Seira dan Meizan, Xaviera dan Regina, Leana dan Skylar, Mohan dan Sasya, dll.. "
" Lalu di barisan kedua. Felicie dan Abileo, Reana dan Charlos, dst.. "
Leana dan Felicie yang sedang bermanja satu sama lain sebelum pindah, Lalu terhalang oleh Abileo yang sudah ada di depan kursi itu.
" Permisi. " katanya dengan dingin.
" Sabar kek! " sahutan Felicie yang tidak tahu bahwa orang itu adalah Abileo.
" Itu Abileo, Fel.. " bisik Leana sangat pelan.
Seketika Felicie langsung menoleh kaget ke belakang dan segara duduk dengan diam sambil melihat Leana jalan ke belakang tempat kursinya yang baru.
Sudah sedang marahan. Tidak mengobrol sama sekali dari kemarin. Sekarang malah di tempatkan bersebelahan lagi.
Sepanjang penjelasan yang di terangkan dosen itu mereka tidak berbicara sedikit pun. Bahkan tentang pelajaran pun tidak saling menanya seperti teman yang lain.
" Ok, sekarang saya akan memberikan kalian tugas tolong kerjakan halaman 15 dan di kumpulan ketika bel ya.. "
" Baik, Bu. "
Di saat mahasiswa lain masih mengerjakan soal. Abileo dengan gagah dan perkasa nya menaruh alat tulisnya itu. Pertanda bahwa ia sudah selesai mengerjakannya.
( Hah? dia udah selesai? gila cepet banget lebih pinter dari gue kali ya. Gak boleh kalah saing nih. )
Setelah itu Felicie pun mengeluarkan jurus yang sudah turun temurun nya yaitu, mengerjakan soal dengan cepat dan tepat.
Lalu dengan cepat Felicie pun selesai mengerjakan soalnya. Tanpa membereskan alat-alat tulisnya yang berantakan itu, ia dengan pede nya ingin mengangkat tangan ke Dosen lalu mengumpulkan tugas.
Tapi sayangnya, usaha nya itu terhalang oleh tangan Abileo yang menarik duduk tubuhnya itu.
" Yang ini hasilnya salah, lihat dulu soal nya, di hitung yang benar. " tegur Abileo dengan dingin lalu langsung membuang pandangannya.
Felicie yang terkejut karena baru pertama ia di tegur oleh orang karena hitungan nya salah. Langsung mencoba mengecek ulang.
( Iya, gue salah ngitung. Kok bisa sih dia teliti gitu. Jangan-jangan dia merhatiin diam-diam. )
Iya memang Abileo tidak sengaja melirik Felicie diam-diam lalu ia memfokuskan pandangannya pada jawaban yang salah itu.
Abileo sangat tidak bisa melihat jawaban yang salah, walaupun itu jawaban temannya. Karena itu dia langsung menegur Felicie dengan tenang.
*bunyi bel
" Ok, sekarang sudah bisa di kumpulkan. Bagi yang belum nanti bawa ke ruangan saya. Terimakasih semuanya.. "
" Terimakasih juga, Bu. " sahutan para mahasiswa.
Berjalan nya aktivitas di dalam kelas maupun luar kelas. Mereka tidak berbicara apapun lagi. Hanya saling diam membisu. Hingga saat nya waktu pulang mereka saling menghindar satu sama lain.
_________________________
bonjours, eiffalers!
thanks yaa udah baca part ini sampe habis. jgn lupa vote dan komen nya guys..—love to eiffalers 🫶🏻💌.
KAMU SEDANG MEMBACA
Date of Eiffel
Novela Juvenil" What? que veux-tu dire ? " kata Abileo dengan muka sinis. (Apa? apa maksudmu?) " Désolé j'ai pas vu. " jawab Felicie dengan nada yang dingin. (Maaf tidak lihat.) " Hé! est-ce la façon de dire désolé? " dengan terbata-bata. (Hei, apa begitu cara...