11. Rahasia

333 43 2
                                    

Sekarang sudah sore, dari tadi Silva hanya merebahkan diri di karpet sebelah kasur, sedangkan Firthan duduk menyender didinding sambil asik membalas dm di ig.

"Ekhem.."

Deheman Silva menarik atensi Firthan untuk menatapnya.

"Kenapa?"

"Fir, bosen~" Silva mendekat dan bergelayut manja di lengan kiri Firthan.

Firthan menoleh, lalu meletakkan HP nya dikasur. "Hari ini puas-puasin dulu di kos-an, besok kan kita mau jalan-jalan," ucap Firthan sambil mengelus surai lembut Silva dengan tangan satunya.

Masih dengan bergelayut manja Silva kini mengusak-usak kepalanya ke dada Firthan. Firthan yang melihatnya hanya terkekeh gemas.

"Gamau atuh~ keluar yok Fir." Silva mendongak menatap Firthan yang nunduk balas menatap nya.

"Kemana, hm?"

"Emm kemana yaa.. "

Firthan masih menunggu Silva yang sedang berfikir, tatapan nya tak lepas memandang sosok menggemaskan didepan nya ini.

"AHA! Gimana kalo nonton bioskop?" ucap Silva kemudian penuh antusias.

"Mager, cari makan aja."

"Aish, yaudah deh." Silva beranjak melangkahkan kakinya menuju ketoilet. "Bentar! BAB dulu! Kebelet!" teriaknya dari dalam toilet.

Firthan yang mendengarnya hanya tertawa, emang nya Firthan akan pergi meninggalkan nya? Tentu tidak.

Berselang 20menitan akhirnya Silva keluar. Ternyata Silva juga sekalian mandi.

"Dih mandi gak ngajak-ngajak."

Silva melirik Firthan. "OGAH MANDI BARENG LO!" Silva berjalan kearah lemari lalu memilih baju yang akan digunakannya. "Kamu mandi ih cepet, nanti kesorean lho," suruh Silva pada Firthan.

"Iya sayang."

Silva hanya memutar bola mata malas mendengar jawaban Firthan. Emang kebiasaan manggil pake embel-embel 'sayang, by' padahal status mereka yang gak lebih dari temen.

***

Sekarang Firthan dan Silva sedang berjalan menyusuri keramaian di tengah kota. Banyak pedagang berjejer dipinggir jalan.

"Fir, mau itu!" Silva menarik tangan Firthan menuju salah satu stand yang bertuliskan 'toppoki korean food'.

Firthan yang ditarik hanya pasrah mengikuti Silva yang menarik nya kesana kemari. Udah ditarik, dia lagi yang membayar, gapapa deh Firthan akan melakukan apapun untuk Silva tersayang.

"Enak Fir, sini aku suapin." Silva mengarahkan sendok kearah mulut Firthan dan langsung disambut dengan baik. "Enak kan?" Mata Silva tampak berbinar.

Firthan mengangguk, sebenarnya dirinya sudah kenyang sedari tadi ikut mencicipi berbagai makanan yang dibeli Silva.

"Kamu gak kenyang, Sil?"

Silva yang tadinya fokus ke eskrim ditangannya kini beralih menatap Firthan. Ia menggeleng untuk jawaban.

"Astaga, udah banyak loh kamu makan. Kelaparan, hm? Atau dari kemarin aku gak dikos-an kamu gak makan?" Firthan memasang raut khawatir.

Sedangkan Silva malah pasang muka senyum nakal yang jatuhnya malah imut dimata Firthan. "Cuma mau habisin duit kamu."

Firthan menatap malas kearah Silva yang kini tertawa puas.

FISIL DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang